4

1K 106 5
                                    

Pagi ini aku duduk bersama Draco di ruang rekreasi.

“Kau lapar?” tanya Draco.

“Ya, ayo ke ruang makan. Perutku sudah keroncongan,” jawabku.

Kami berdua beranjak menuju ruang makan. Lorong-lorong kastil penuh dengan suara langkah para murid. Saat tiba, ruangan sudah ramai. Anak-anak dari berbagai asrama sibuk menikmati sarapan mereka. Aku dan Draco duduk di meja Slytherin.

“Ada kelas pagi?” tanya Draco.

Aku menggeleng.

“Kalau begitu, setelah makan, ayo ke Black Lake,” ajaknya.

“Ngapain?”

“Aku ingin melihat kekuatan anak Zeus,” bisiknya dengan senyum licik.

“Bayar aku dulu kalau mau lihat,” candaku.

“Baiklah, aku akan belikan coklat.”

“Deal! Ayo!” ucapku penuh semangat.

Setelah selesai makan, kami langsung menuju Black Lake. Lingkungan di sekitar danau tampak sepi, hanya terdengar suara air tenang yang menyentuh tepiannya.

“Tidak ada yang melihat, kan?” tanyaku, memastikan.

“Sepi sekali di sini,” jawab Draco santai.

“Serius? Kalau para Grindylow mengadu, bagaimana?”

“Hei, mereka tidak bisa keluar dari air!” ucap Draco, sedikit kesal.

Aku mengangguk dan mulai berkonsentrasi. Aku mengingat pelajaran Thalia kemarin, mencoba memusatkan energi di tangan. Perlahan, langit yang tadi cerah berubah mendung. Petir mulai terdengar. Wajah Draco berubah panik.

“Alois, apa ini aman?”

Sebelum sempat menjawab, DUUAAARR!

Petir besar menghantam Black Lake dengan suara menggelegar. Air danau beriak kuat, dan beberapa Grindylow keluar dari dalam air. Aku dan Draco sama-sama terkejut, tapi beberapa detik kemudian kami malah tertawa puas.

“Hahaha! Kau memang anak Zeus! Lihat itu, Grindylow sampai keluar dari air!” seru Draco sambil tertawa.

“Hahaha! Hebat, kan? Tapi masalahnya... aku belum bisa mengendalikannya,” jawabku.

Tiba-tiba suara seseorang membuat kami membeku.

“Mr. Malfoy,” panggil Professor Minerva McGonagall.

Aku dan Draco menoleh dengan wajah pucat.

“Ya, Profesor?” jawab Draco.

“Kalian dipanggil ke ruangan Profesor Dumbledore. Sekarang,” ucapnya tegas.

“Ini masalah besar,” bisik Draco panik.

“Ya, aku juga menyesal sekarang,” balasku.

Kami mengikuti McGonagall menuju ruangan Dumbledore. Saat kami masuk, Profesor Dumbledore tampak serius.

“Apa yang sudah kalian lakukan?” tanyanya dengan nada dingin. “Kalian tahu, menunjukkan kekuatan seperti itu bisa mengundang bahaya. Alois, bau darah demigod seperti dirimu sangat menarik bagi monster. Jika ada murid lain yang melihat, mereka juga bisa salah paham.”

“Aku hanya menunjukkan sedikit kekuatanku, Profesor,” jawabku, berusaha membela diri.

“Dengar, Alois. Kau harus lebih hati-hati. Jangan pernah menggunakan kekuatanmu di tempat umum lagi. Ini demi keselamatanmu sendiri,” tegasnya.

“Ya, Profesor,” jawab kami serempak.

Kami keluar dari ruangan dengan langkah lesu.

“Sekarang kita tidak bisa melihat kekuatanmu lagi,” keluh Draco.

“Aku harus belajar mengendalikan kekuatanku agar tidak terlalu berlebihan,” jawabku.

“Tapi tadi itu keren sekali! Aku belum pernah melihat petir sebesar itu!” serunya dengan mata berbinar.

“Ya, aku juga kaget. Itu jauh lebih besar dari petir yang pernah kupanggil sebelumnya,” kataku.

“Kekuatanmu jelas semakin kuat. Tapi, aku yakin kau bisa mengendalikannya.”

Kami kembali ke asrama, dan Draco mulai berbicara tentang pertandingan Quidditch sore nanti.

“Sore ini aku bertanding melawan Gryffindor. Kau akan menonton, kan?” tanyanya.

“Tentu saja! Kakakku melawan Harry Potter? Aku tidak akan melewatkannya!” jawabku.

Sore harinya, aku bergabung dengan Graham di tribun Slytherin untuk menyaksikan pertandingan. Lapangan penuh sesak, suasana ricuh dengan sorak-sorai penonton dari berbagai asrama. Pertandingan berlangsung sengit. Slytherin unggul poin berkat taktik licik mereka.

Di udara, Draco dan Harry bersaing ketat mengejar Golden Snitch. Mereka terbang semakin tinggi, berusaha mengalahkan satu sama lain. Tiba-tiba, salah satu rekan Draco berteriak:

“Malfoy, awas!”

BRAKK!

-----------------------------------------

Next episode ^^

Jangan lupa di vote yaa ^^

Son of Zeus : Alois MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang