6. Menstruasi

31.7K 3.1K 29
                                    

Assalamualaikum teman-teman jangan lupa vote dan coment ya 😊
Maaf klo masih ada typo

=======

Sunyi... hanya suara detik jam yang memenuhi ruangan perpustakaan milik Gus Yazid. Seperti kata Afil tadi, pintu utama perpustakaan terkunci, Gus Yazid bingung apa yang harus di lakukan mengingat hanya ada 1 pintu keluar, dan saat ini terkunci. Dirinya juga lupa membawa handphone.

"Maaf ya dik Afil saya tidak tau jika pintunya terkunci" tutur Gus Yazid penuh penyesalan, karna dirinyalah kini Afil terjebak di dalam perpustakaan, jika saja Gus Yazid tidak memanggilnya, pasti hal ini tidak akan terjadi.

" Enggeh Gus " jawab Afil seadanya dirinya mulai lelah dan kepanasan di dalam ruangan ini, hampir 2 jam mereka terkunci dan sebentar lagi hampir memasuki waktu sholat Maghrib tapi tidak ada tanda-tanda pintu akan di buka.

Gus yazid memperhatikan wajah Afil yg terlihat gelisah.
"Sampean tidak apa-apa dik?" Tanya Gus Yazid khawatir

"Perut Afil sakit Gus " keluhnya saat merasakan kram perut, sepertinya tamu bulanannya sudah datang.

Gus Yazid bingung apa yang harus di lakukannya meski dia dan Afil sudah Sah sebagai suami istri Namun gadis itu tidak tau tentang kebenaran nya.

" Ini minum dulu dik, air bekas minum saya jika dik Afil mau" ucap Gus Yazid seraya menghampiri Afil yg duduk di lantai menahan sakit tamu bulanan nya.

"Jika boleh Gus... karna Afil memang sedang haus" jawab Afil seraya menerima air dari Gus Yazid.

Tanpa banyak bicara Afil segera meneguk air yg tadi diberikan Gus Yazid kerongkongan yang semula terasa kering saat ini sudah mulai segar kembali.

======

Afil dan Gus Yazid tetap terkunci di dalam perpustakaan. Kini kedua sudah tertidur lelap dengan posisi Afil tidur di pangkuan Gus Yazid.

"Hiks...."
Afil meringis dirinya terbangun saat merasakan kram perutnya kambuh lagi jauh lebih sakit daripada sebelumnya.

"Awwww...."

Teriakan Afil mengejutkan kan Gus Yazid hingga terbangun.

"Astaghfirullahaladzim" pekik Gus yazid panik saat melihat Afil kini tersungkur di bawah meja dengan darah yang sudah mengotori lantai dan pakaian yang Afil kenakan

" Hiks....sakit Gus " adu Afil melas, wajahnya terlihat amat pucat di tambah keringat dingin yang membasahi pelipis nya semakin membuat Gus Yazid khawatir.

Gus Yazid segera mengangkat Afil menuju pintu, dirinya sudah tidak peduli dengan darah Afil yang ikut mengotori pakaiannya. Yang di pikiran Gus Yazid saat ini adalah bagaimana caranya agar mereka bisa keluar dari perpustakaan ini.

"Umi ....abi ... umi....Abi...." Panggil Gus Yazid dari dalam perpustakaan seraya menggedor pintu namun sayang tetap saja tidak ada jawaban.

"Hiks ..hiks... " tangisan Afil semakin kencang, kram perutnya terasa amat sakit lebih sakit dari bulan-bulan sebelumnya.

"Apa yang harus saya lakukan dik?"
Gus Yazid mulai frustasi dirinya khawatir bercampur panik melihat keadaan istrinya saat ini.

Dengan ragu-ragu Gus Yazid mencoba memegang perut Afil seraya memijitnya pelan, sementara Afil sudah terlihat lemas.

"Gus...."
Afil memanggil Gus Yazid dengan nada lemas saat tau tangan Gusnya saat ini menyentuhnya.

" Maaf dik tapi ini darurat" jawab Gus Yazid seraya terus memijit perut Afil.

Lama mereka terdiam dengan posisi Afil bersandar di dada Gus Yazid yang sedang duduk di depan pintu. Posisi mereka saat ini sungguh berantakan, krudung Afil yang sudah tak jelas bentuknya begitupun dengan pakaian yang penuhi Darah menstruasi nya dan jangan lupakan tangan dan baju Gus Yazid yg tak luput dari noda darah Afil. Perlahan Afil mulai terpejam dirinya lelah dengan kram perut yang begitu menyiksa hingga akhirnya tertidur.

Hai....Imamku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang