Assalamualaikum teman-teman jangan lupa vote dan coment ya 😊
Maaf klo masih ada typo
=========
Keesokan harinya Afil akhirnya di perbolehkan untuk pulang, ummah dan abah menyarankan agar afil kembali ke pesantren Al falah karna selain lebih dekat juga agar supaya gadis itu tetap berada dalam jangkauan suaminya. Awalnya Afil menolak namun saat di bujuk oleh umi Fatimah Afil akhirnya luluh dirinya juga mempertimbangkan sudah berapa banyak pelajaran yang Afil lewatkan selama dia pulang ke Adz Dzikra.
"Sudah semua umi?" Tanya Gus Yazid saat menaiki mobil, di kursi belakang sudah ada umi dan mertuanya duduk menemani Afil sementara di kursi sampingnya sudah ada Gus Afif yang ikut menemani.
Kiai Ibrahim memilih kembali lebih awal karna ada beberapa urusan di pesantren Adz Dzikra yang harus di selesaikan.
"Sudah nak...ayo kita berangkat"
Gus Yazid menjalankan mobil dengan kecepatan sedang menuju pesantren Adz Dzikra dengan perasaan sedikit berbunga-bunga, tadi tak sengaja dia mendengar bahwa untuk sementara Afil akan tinggal di ndhalem untuk memulihkan keadaanya.
=========
"Dik Afil jika ingin sesuatu bisa memanggil mbak Rahma " ucap Gus Yazid.
Afil berada di ndhalem bagian selatan agak jauh dari interaksi antara santri, bisa di bilang ndhalem ini khusus untuk Gus Yazid namun lelaki itu jarang menempatinya karna merasa terlalu sepi, berbeda dengan ndhalem Utara dimana keluarga besarnya berkumpul. Hanya mbak Rahma dan kang Zain yang mendapatkan izin untuk memasuki ndhalem milik Gus Yazid ini.
"Enggeh Gus "
Afil merasa canggung dirinya begitu malu jika harus berhadapan dengan Gus Yazid, ntah sudah berapa kali Afil merepotkan putra kiai itu, membuatnya merasa tak nyaman jika terus berdekatan dengan Gus Yazid.
Gus Yazid tersenyum saat melihat Afil. Dirinya ingin sekali menemani Afil disini namun niatnya ia urungkan mengingat bagaimana hubungan nya dengan Afil masih menjadi rahasia, Gus Yazidpun tak Ingin terburu-buru semua harus di lakukan secara perlahan mengingat umur Afil yang masih sangat muda.
"Berapa lama Afil harus disini Gus?"
"Sampai dik Afil sudah benar-benar sehat, atau jika dik Afil mau Pindah juga tidak masalah"
Jawaban Gus Yazid membuat Afil begidik ngeri, tidak mungkin dirinya mau tinggal di ndhalem, disini tidak ada teman yang bisa ia ajak ngobrol apalagi ndhalem bagian selatan sepi dan dekat dengan asrama santri putra.
"Nggak Gus dsini terlalu sepi"
"Rupanya fikiran sampean sama dengan saya dik, tidak apa-apa mungkin Hari ini memang sepi tapi suatu saat saya jamin ndhalem ini akan menjadi yang paling ramai"
'Iya Ramai dengan adanya anak-anak kita' lanjut Gus Yazid dalam hati dirinya tak sampai jika harus mengutarakan isi hati, bisa-bisa Afil akan merasa ilfil padanya.
"Saya permisi dulu dik... Assalamualaikum" pamit Gus Yazid
"Walaikumsalam"
==========
"Mbak Rahma nanti malam tidur disini kan ?"
Tanya Afil, beberapa menit setelah Gus Yazid pergi bak Rahma datang sambil membawa bahan makanan yang akan di masaknya untuk makan malam bersama Afil.
"Nggak Ning.... Saya harus kembali ke asrama "
"Loh...terus aku piye mbak? Masak tidur sendiri di ndhalem, mana keadaan sepi banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai....Imamku (TERBIT)
General FictionAna Afidah Lailyah santriwati yg sudah lama menempuh pendidikan di pesantren Al falah Surabaya, kurang lebih 6 tahun lamanya. Di umurnya yg masih 17 dia sudah menjadi seorang istri dari Gus yang belum pernah ia lihat sebelumnya Menjadi suami bukanla...