14. Bukan Kamu

24.9K 2.4K 43
                                    

Assalamualaikum teman-teman jangan lupa vote dan coment ya 😊

Maaf klo masih ada typo

===============

Pagi ini semua keluarga Afil berkumpul di ndhalem, banyak juga para tetangga dan wali santri yang takziah.

Semua santri abdi ndhalem juga ikut sibuk membantu untuk melayani petakziah yang berdatangan ada yang memasak, memasang tenda juga membersihkan area ndhalem. Gus Yazid juga ikut membantu meski tak banyak yang bisa beliau kerjakan. Semua terlihat amat sibuk tak terkecuali Afil yang sejak subuh tadi sudah membantu para santri untuk memasak di dapur ndhalem.

"Ning ... Sudah tidak perlu repot-repot, Ning Afil sebaiknya istirahat saja biar urusan dapur Evi Sama temen-temen yang urus"

"Gak apa-apa mbak ....saya bisa kok "
Jawab Afil lembut, sebenarnya dirinya hanya ingin mengalihkan pikirannya jika boleh jujur Afil masih belum ikhlas melepas kepergian sang Abah namun mau bagaimana lagi sudah menjadi takdir semua mahluk, dimana semua yang bernyawa juga pasti akan  kembali ke pangkuan sang ilahi.

=============

" Mas.... Nanti antarkan Afil ke makam Abah nggeh? Afil sudah rindu Abah lagi hehehehe...."

Afil menyampaikan keinginannya kepada Gus Afif.

" Ajak Gus Yazid aja gak apa-apa ya dek? Mas masih harus menemui petakziah"
Jawab Gus Afif lembut, terang saya Gus Afif begitu sibuk menemui petakziah belum lagi mengurus beberapa hal yang belum sempat abahnya selesaikan karna dirinya adalah anak pertama sudah pasti tanggung jawab pesantren Adz Dzikra akan berpindah padanya.

"Gak mau...lebih baik Afil mengajak mbak Evi saja "
Jawab Afil dengan ekspresi seolah tak suka dengan sarannya dari kakaknya.

Gus Afif hanya menggelengkan kepala dirinya tau pasti, adiknya itu belum bisa menerima Gus Yazid meski sudah di jelaskan beberapa kali pun Afil selalu menolak kehadiran Gus Yazid.

***

Sepasang mata itu tak lepas menatap lirih ke arah batu nisan sejak 1 jam yang lalu, Afil terlihat begitu sedih dan rapuh, dirinya belum bisa percaya jika sudah tak bisa lagi bertemu dengan sang Abah.

"Afil rindu Abah...." Lirihnya

Mbak Evi hanya bisa menatap Ningnya dengan perasaan sedih, tak tega rasanya melihat sang Ning yang terlihat amat merindukan sang kiai.

"Ning...ayo kita kembali ke ndhalem, seperti nya mau hujan Ning"

Ajakan mbak Evi hanya di balas anggukan oleh Afil dirinya pun segera beranjak pergi.

========================

Seminggu berlalu sejak kiai Ibrahim wafat pesantren Adz Dzikra kini  sudah mulai melakukan aktivitas sebagaimana semestinya semua santri sudah mulai aktif kembali. Gus Afif sebagai anak tertua dari Alm kiai Ibrahim beliaulah yang saat ini menggantikan tugas sang Abah untuk mengelola pesantren Adz Dzikra.

"Gus saya mau pamit, Insyallah nanti sore. Saya kembali ke ke Al Falah"
Tutur Gus Yazid,
Saat ini Gus Yazid dan Gus Afif sedang duduk di ruang tamu menikmati secangkir teh yang tadi Afil buat.

"Oalah ...enggeh Gus nanti biar saya minta kang Barry siapkan mobil untuk mengantar Gus "
Jawab Gus Afif

"Dik Afil bolehkan saya bawa ?"
Pertanyaan Gus Yazid sontak membuat Gus Afif tersenyum.

"Tentu saja boleh Gus... Afil sudah menjadi tanggung jawab sampean"
Jawab Gus Afif , dirinya merasa lucu mengapa Gus Yazid masih bertanya tentang hal yang sudah jelas adanya.

Hai....Imamku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang