Assalamualaikum teman-teman jangan lupa vote dan coment ya 😊
Maaf klo masih ada typo
==========
Gus Yazid terlihat panik mendapati Afil sudah pingsan tak berdaya.
Saat ini Gus Yazid sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama sang umi.
"Astaghfirullah.... Pelan nak jangan terlalu ngebut, umi tau kamu khawatir tapi jangan lupa keselamatan diri sendiri"
Umi Fatimah nampak khawatir melihat putranya yang mengemudikan mobil begitu cepat membelah jalan raya tanpa memperdulikan keselamatan nya.
"Maaf umi...Yazid Takut terjadi sesuatu dengan dik Afil "
==========
Yazid terlihat begitu khawatir dengan keadaan Afil, saat ini dirinya bersama umi sedang menunggu dokter memeriksa keadaan istri kecilnya itu.
"Duduk dulu nak ..."
Sejak sampai tadi Gus Yazid tak duduk barang sebentar saja, tetap berdiri sembari mondar-mandir di depan ruangan Afil.
"Umi bagaimana jika sesuatu terjadi dengan dik Afil?"
" Tenang nak ...tenang"
Tak lama dokterpun keluar
"Permisi dimana wali pasien?"
"Saya suaminya" jawab Gus Yazid spontan.
"Begini...pasien baik-baik saja kondisi tubuhnya baik"
Gus Yazid heran, melihat Afil kesakitan tadi pagi membuatnya berfikir bagaimana mungkin istrinya itu baik-baik saja.
"Tapi saya sarankan untuk memeriksanya ke dokter kandungan karna seperti ada yang tidak beres pada rahim pasien" lanjut dokter
Gus Yazid semakin gusar rahim adalah organ penting bagi perempuan dirinya takut jika ada hal yang tak diinginkan terjadi pada Afil.
"Baik dok...."
=========
Mendengar berita tentang Afil yang mendadak berada di rumah sakit membuat keluarga Adz Dzikra bergegas menyusul, akad nikah kiai Ibrahim yang seharusnya di laksanakan hari inipun harus tertunda. Afil yang seharusnya berada di pesantren Adz Dzikra mengapa bisa pagi ini sudah berada di rumah sakit di Surabaya sudah dapat di tebak bahwa gadis itu kabur dari pesantren.
"Assalamualaikum Gus "
Salam Afif saat mendapat Gus Yazid berdiri di ruangan Afil
"Walaikumsalam Gus Afif" jawabnya sopan.
"Bagaimana keadaan Afil Gus? Seluruh keluarga ndhalem kaget saat tau jika Afil berada di Surabaya"
Pertanyaan Gus Afif membuat Gus Yazid terdiam, dia sadar harusnya memberikan kabar kepulangan Afil ke pesantren Al falah semenjak gadis itu sampai bukan malah menuruti permintaan Afil untuk merahasiakannya.
"Maaf Gus ini salah saya, seharusnya saya memberi kabar semenjak dik Afil datang, dik Afil datang tadi sebelum subuh, saya juga di buat kaget dengan kedatangan nya yg tiba-tiba"
Gus Yazid menjelaskan dengan hati-hati
"Astaghfirullah...anak itu benar-benar nakal jika keinginan nya tidak di turuti"
"Dik Afil sempat menceritakannya kepada saya tentang keadaan di pesantren Adz Dzikra " sambung Gus yazid lagi
"Gus...mohon jaga rahasia ini dulu ya" pinta Gus Afif.
Gus yazid mengangguk.
Ummah Widya dan kiai Ibrahim akhirnya datang ke rumah sakit sesaat setelah pembicaraan antara Gus yazid dan Gus Afif berakhir. Gus Yazid menunduk seraya mengulurkan tangannya untuk bersalaman kepada kedua mertuanya, tak sengaja ekor matanya melihat seorang wanita tak jauh lebih muda dari ummah Widya juga berada di antara mereka, mungkin beliau adalah istri kedua Abah pikir Gus Yazid.
"Assalamualaikum ummah, Abah" salam Gus Yazid
"Walaikumsalam...nak bagaimana keadaan Afil?" Tanya Abah khawatir.
"Masih di periksa sama dokter bah" jawab Gus Yazid
=======
Semua berkumpul di dalam ruangan Afil gadis itu telah sadar sejak beberapa menit yang lalu. Afil senang melihat Abah dan ummah datang menjenguknya namun rasa senangnya mendadak pudar saat mendapati ustadzah Anita juga berada di ruangan yang sama dengannya. Gus Yazid yang menyadari gelagat istri kecilnyapun mencoba mengalihkan perhatian Afil karna sedari tadi gadis itu tak hentinya menatap kearah wanita yang berdiri di samping ummah Widya.
"Dik Afil mau makan apa?"
Pertanyaan Gus Yazid mengalihkan perhatian Afil yang sejak tadi ia berika pada ustadzah Anita.
Afil menggeleng menanggapi pertanyaan Gus Yazid karna yang saat ini dia inginkan bukanlah makanan.
"Nak Afil...umi kembali dulu nggeh ke pesantren, karna umi masih ada urusan" ucap umi Fatimah beliau sudah harus kembali ke pesantren karna ada beberapa yang belum di selesaikan.
"Enggeh umi.... terimakasih banyak umi sudah mau membantu Afil"
"Makasih banyak Ning sudah mau membantu Afil" ucap umma Widya.
Berikut beberapa orang yang berada di ruangan Afil ikut keluar termasuk ustadzah Anita, Gus Afif dan Gus Yazid, menyisakan Afil ummah dan abah.
Afil hanya diam membisu seraya menatap ummahnya khawatir, semua yang berada di ruangan itu membisu seakan tak da satupun yang ingin memulai pembicaraan.
"Abah tidak akan menikahi ustadzah Anita"
Afil seketika menoleh ke arah abahnya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja kiai Ibrahim katakan. Abahnya yang begitu kekeuh untuk menikahi ustadzah Anita sampai mengabaikan peringatan nenek Afil kini justru mengatakan hal yang ingin Afil dengar sejak kemarin.
"Sungguh?" Tanya Afil tak percaya
Abah mengangguk, sebelum sampai di Surabaya Abah memang sudah membatalkan niatan nya untuk menikahi ustadzah Anita bukan tanpa alasan tentu saja ini semua demi Afil saat tau bahwa Afil sejak pagi tadi tak berada di kamarnya membuat Abah Ibrahim begitu khawatir hingga dirinya berjanji jika Afil dapat di temukan maka dirinya rela jika harus membatalkan pernikahan nya.
"Tidak akan ada poligami di keluarga kita Abah janji akan hal itu"
Afil tersenyum senang mendengar ucapan sang Abah, kini dirinya merasa lega seakan bebannya telah hilang.
Sementara itu di balik pintu wanita itu terlihat begitu terluka dirinya merasa di permainkan namun apalah daya dirinya hanya bisa ikhlas, setelah ini ustadzah Anita berjanji akan meninggalkan pesantren Adz Dzikra dan kembali ke kampung halaman nya di Kalimantan.
The real kehilangan inspirasi 🤣
Semoga kalian suka ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/281269598-288-k243030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai....Imamku (TERBIT)
Ficção GeralAna Afidah Lailyah santriwati yg sudah lama menempuh pendidikan di pesantren Al falah Surabaya, kurang lebih 6 tahun lamanya. Di umurnya yg masih 17 dia sudah menjadi seorang istri dari Gus yang belum pernah ia lihat sebelumnya Menjadi suami bukanla...