Chapter lima belas:
Harry menjalani beberapa hari berikutnya dengan bosan. Dia tertidur sampai tengah hari, mendengarkan pertengkaran terus-menerus antara Nimmy dan Verde dengan senyum manis entah bagaimana meningkatkan gambar konyol tentang Voldemort. Mereka unik dengan cara mereka, menggambarkan satu hal atau lainnya tentang dia dengan cara yang lucu. Harry membuat gambar hati di sekelilingnya begitu juga dengan tanda tangannya di ujung perkamen. Dia menyimpannya di bagian paling bawah koper— sebuah rahasia agar tak ada yang tau.
Bersamaan dengan itu, Harry telah menghabiskan banyak waktu untuk memegang kotak beludru itu di tangannya. Dia menatap pada serpihan merah batu bertuah di dalamnya selama beberapa jam, mengangkatnya di antara jari jarinya dan membiarkan cahaya menimpa dengan sudut presisi yang bagus. Cara batu menyala dan memancarkan kilatan merah seperti mata Voldemort membuat dadanya sesak.
Namun, dia tidak bisa memaksa dirinya untuk berhenti melakukannya.
"Master, kau melakukannya lagi." Nimmy membuat suara seperti desahan, sepertinya dia kecewa. Dia menjatuhkan kepalanya di atas seprai, lidahnya menjulur ke udara.
Harry bersenandung, terlalu fokus pada serpihan batu bertuah yang berubah warna saat dia mengangkatnya. Lalu, dia bertanya, "Melakukan apa?"
"Mengamati batu itu." Nimmy mendengus. "Lupa untuk makan."
"Tak cukup memperhatikan kami," Verde menyahut, meluncur ke arah saudaranya. "Burung hantunya juga membawa surat. Kau bahkan tak melirik sedikitpun."
Berkedip, Harry menutup kotak beludru itu. Dia mengantonginya dan memutar kursi untuk menatap mereka. "Hedwig membawakanku surat dan aku tak sadar?"
"Well," Nimmy berhenti sejenak untuk menyamankan dirinya, "Dia juga mematukmu beberapa kali, kau juga tak bergerak."
"Terlalu terpikat pada batu itu," Verde bergumam.
"Aku tak terpikat," Harry dengan cepat memprotes
Jika Nimmy bisa memutar matanya, maka Harry menganggap dia melakukannya. "Fine. tergila-gila kalau begitu. Terserah."
Mengabaikan mereka, Harry berbalik dari ularnya dan menggunakan sedikit sihir untuk mengambil suratnya dari samping tempat tidur. Saat dia mendapatkannya, dia menaikkan sebelah alis penuh tanya.
Lambang kekuarga Malfoy tertera pada bagian tengah amplop, silver dan sempurna. Harry mengelupasnya dan membukanya. Surat itu berisi undangan Yule Ball di Malfoy Manor.
Harry merasa dia bisa pergi.
Karena dia diundang tentu saja.
"So," Harry kembali memusatkan perhatiannya pada ular ularnya, sebuah seringai terbentuk di bibirnya, "Kurasa kalian berdua ingin melihat Draco dan Ron?"
Pada awalnya, baik Nimmy maupun Verde mulai meminta maaf karena mengganggu waktunya dengan batu bertuah. Mengatakan betapa normalnya hal itu. Dan betapa bangganya mereka padanya. Dan betapa mereka tak dapat membencinya
Harry menghentikan mereka dengan tepukan pelan sebelum mereka dapat mengatakan yang lain.
"Kadang kadang," Dia bergumam, "Rasanya seperti aku punya dua anak yang menyebalkan. Tapi aku ingat kalau aku terlalu muda untuk punya anak dan semuanya baik baik saja."
Pesta dansa Malfoy kurang lebih dua hari lagi. Harry mengirimi Hermione surat apakah ia mau menjadi pasangannya. Dia juga mengirim surat pada Draco mengatakan bahwa dia ingin Ron ada di pesta itu dan Draco harus mengajaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry. Exe Has Stopped Working
أدب الهواةA Tomarry story Harry Potter sudah tak peduli lagi. Ya begitu. Itu alurnya. {{Dan itu semua karena Death melakukan sesuatu yang sangat amat bodoh di belakang Harry}} Atau; Harry mati dan bangun lagi di dalam lemari bawah tangga. Kenyang menjadi main...