5

2.5K 302 4
                                    

"Parseltongue"

"English"

____________________

"Kau, kau mencari ular?" ucap Ron gagap, suaranya bergetar. Dia tersandung setelah Harry di bawa ke bagian belakang toko. Gadis dengan permen karet tadi menarik Harry ke belakang ruangan, berbicara setiap menit tentang bagaimana ular adalah peliharaan yang hebat, dan bagaimana tak ada yang mau memelihara mereka karena you-know-who. Ruangan itu kecil, semua jendela tertutup kotoran, sangat banyak sampai kau tak bisa melihat keluar. Lilin menyala di sekeliling ruangan, memancarkan cahaya emas lembut.

"Well," Gadis itu berhenti sejenak, menurunkan pandangannya ke satu-satunya habitat reptil yang mereka punya. Itu adalah tangki kaca besar yang penuh dengan ular yang bermalas-malasan di sekitar mereka, menggulungkan tubuhnya, dan berkerumun di sekitar bebatuan yang dihangatkan. "Ini, semua yang kami punya,"

Harry menatap ular ular itu sambil menyeringai lebar, "hello" katanya, berjongkok sehingga dia dapat melihat mereka dengan baik, "ada yang mau tinggal denganku?" tanya Harry.

Di belakangnya, Ron maupun gadis lulusan Hogwarts itu membuat suara yang sama, suara kecanggungan di antara tercekat dan tersedak.

Harry mengabaikan mereka, ia memandang bagaimana semua ular disana dengan cepat mengangkat kepala kecil mereka dan mulai mendesis "Pick me! Pick me!" mereka berteriak.

Seekor ular hitam dengan perut berwarna hijau menekan dirinya di kaca, "Speaker! Ambil aku!" dia mendesis, suaranya seperti teredam kaca di sisi tangki. "Yang lainnya bodoh," katanya.

Harry tertawa, ular itu sungguh lucu. "Oh, benarkah?" dia merenung. "Bagaimana bisa?"

"Satu-satunya yang bodoh adalah kau." Seekor ular merah meluncur pelan ke bawah batu yang dihangatkan. Bagian bawah perutnya berwarna kuning. "Maafkan saudaraku," katanya, memukulkan kepala kecilnya pada ular hitam tadi, "Dia terkadang tak punya sopan santun."

"Right, right." Ular hitam itu menganggukkan kepalanya ke atas dan ke bawah. "Maafkan aku atas semua ini,uh,"  dia berhenti untuk mencari kat ayang tepat, "kata apa yang waktu itu?"

Ular berwarna merah kuning memberinya semacam desahan lelah. "Heathens?"

"Yes!Heathens. Maaf atas semua heathens di belakang. Mereka tidak tepat untukmu, speaker. Aku berbisa dan akan membunuh lawanmu jika kau menginginkannya. Kau sebaiknya memilihku."

Harry berdehem, rendah dan penuh pemikiran. Dia melihat saat tiba tiba ular merah tadi mengayunkan ekornya dan memukul belakang kepala ular hitam tadi.

"Maksutku kami," ular hitam itu dengan cepat menambahkan. "Kau harus memilih kami,"

Akhirnya Harry meninggalkan Magical Menagerie dengan dua ular. Yang cukup aneh adalah ini semua gratis. Masing masing melingkar di lengan Harry, tubuh mereka kecil, panjangnya hanya sekitar panjang pensil. Gadis dengan permen karet melihat dirinya seperti dia telah meletakkan bulan dan bintang di langit dengan tangannya sendiri. Harry mengangkat bahu acuh dan mengawasi Ron dengan ujung matanya. Dia terlihat sedikit pucat.

"Kau baik?" Tanyanya saat mereka berhenti di sisi jalan. "Kau tampak tak baik baik saja,"

"Hanya," bibir bawah Ron bergetar, dia menghindari kontak mata langsung dengan Harry ketika dia berkata pelan, "kau seorang parselmouth,"

Harry. Exe Has Stopped WorkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang