Bab 1

265 23 0
                                    


Rumah Sakit Sastrawidjaja pada hari itu penuh sekali. Alexia bergegas mengambil salah satu kursi roda yang tersedia di depan pintu masuk lobi utama rumah sakit tersebut. "Bisa, Pa?" Tanya Alexia dengan lembut kepada Papanya yang tampak sangat lemah sekarang. Ia sedikit memapah Papanya dan dengan bantuan seorang security, Papa sudah pindah dari kursi mobil ke kursi roda. "Terima kasih, Pak."

"Mama sama Papa masuk ke dalam Rumah Sakit dulu ya, Alexia mau parkir mobil dulu sebentar." Ujar Alexia kepada Mama dan Papanya yang dijawab dengan anggukan mengerti.

Alexia segera berlari ke kursi pengemudi mobil dan mencari tempat parkir di sekitar rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Sastrawidjaja atau biasa disebut dengan singkatan sebagai RSS adalah salah satu rumah sakit terkenal di kota kecil yang ditinggali oleh keluarga Alexia. Memang masih jauh teknologinya dengan rumah sakit di luar kota, tapi ini adalah harapan terbesar bagi Alexia dan bagi beberapa masyarakat yang tinggal di kota kecil ini (jika kalian memiliki uang lebih, tentu saja). Gedung parkir rumah sakit ini pun terpisah dari gedung utama rumah sakit tersebut sehingga membutuhkan waktu yang agak lama bagi Alexia untuk berjalan kembali ke gedung utama rumah sakit tersebut.

Langit sudah menunjukkan warnanya yang kelam. Alexia baru saja pulang dari kantornya dan segera mengantarkan Papanya untuk kembali konsultasi dengan Dokter Jerald poli onkologi satu-satunya yang terkenal di kota ini untuk yang kesekian kalinya. Alexia mencoba untuk menahan sesaknya saat melihat lobi rumah sakit ini terlihat begitu penuh. Kalau orang-orang ini begitu memiliki semangat untuk hidup, lantas aku juga harus seperti ini. Ucapnya dengan semangat dalam hati. 

"Keluarga Bapak Sargent Jagger..." Alexia berdiri dari duduknya saat ia mendengar nama Papanya dipanggil oleh salah satu suster di sebuah ruangan yang terletak tak jauh dari tempat mereka bertiga duduk. 

"Iya Sus..." Sahut Alexia bergegas mendekati Suster Olene yang hari itu tampak sangat lelah.

"Nona Alexia, seperti biasa ya... berkas-berkas ini ditandatangani... data-data pribadi wali dari pasien dan data pasien serta nanti kalimat pernyataan persetujuan dengan tindakan selanjutnya oleh pihak rumah sakit ditulis ulang di sini..." Alexia mengangguk mengerti. Ini hanyalah hal kecil bagi Alexia yang sudah menemani Papanya bolak-balik ke RSS selama beberapa tahun terakhir ini. "Nanti kalau sudah selesai diisi, kertasnya dibalikin ke saya lagi dan minta Papa untuk masuk ke ruangan ini lagi untuk timbang berat badan, cek tekanan darah dan cek suhu badan." Sekali lagi Alexia mengangguk mengerti. "Saya pergi sebentar dulu untuk urus data pasien yang lain ya Nona Alexia, nanti kalau sudah tinggal panggil saya saja."

Alexia bergegas kembali ke tempat ia menunggu tadi dan melengkapi administrasi rumah sakit untuk Papanya. Tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk menyelesaikannya. "Mama tunggu di sini dulu, Alexia bawa Papa ke dalam sana buat cek badannya." 

Mama tersenyum menangguk mengerti. Alexia dapat melihat wajah mamanya yang berubah drastis beberapa minggu terakhir ini. Ia tampak jauh lebih lesu dan wajahnya tampak sangat kusam. Alexia cukup mengerti Mama kewalahan menjaga Papa sendirian sehingga Mama tidak punya waktu untuk merawat dirinya sendiri, jangankan untuk merawat kulit, untuk makan saja Mama terkadang tidak sempat. 

"Tekanan darah agak rendah, berat badan Bapak Sargent adalah 70kg dan suhu bapak normal. Silahkan masuk untuk menemui Dokter Jerald." Suster Olene mempersilahkan kita untuk masuk ke ruang konsultasi dengan Dokter Jerald. 

"Dari hasil CT-Scan [1] ternyata tumor ini sudah menyebar di seluruh bagian leher Bapak Sargent Jagger sehingga menjelaskan kenapa suara Bapak sangat serak; tulang pita suara bapak sudah patah dan Bapak kesulitan bernapas. Jika dilihat dari sini, tampak jelas tumornya mendorong saluran pernafasan bapak ke samping hingga saluran untuk menelan makanan ataupun minuman sudah sempit. Jadi ketika Bapak makan atau minum, bapak sering tersedak kan?" 

Welcome HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang