Alexia menggigil di dalam ruangan kantornya. Cuaca di hari itu memang sangat sejuk, langit terlihat suram dan angin berhembus kencang. Alexia berada di gedung utama milik Sir Yahara Suki tepatnya di lantai 22 yang khusus untuk sales & procurement team bekerja. Hampir setiap lantai gedung utama tersebut dikhususkan untuk satu jenis tim tertentu.
Pandangan Alexia pada monitornya terbuyar saat seseorang baru saja meletakkan segelas kopi hangat di mejanya. Ia menoleh dan mendapatkan Kota Yirua Suki sedang tersenyum sangat manis kepadanya. Tentu saja wajah Alexia langsung menjadi panas mengingat hampir seluruh pasang mata di kantor lantai ini diam-diam tengah melirik ke arah mereka—lebih tepatnya ke arah Kota Yiura Suki.
Laki-laki keturunan Jepang itu tengah tersenyum dengan manis ke arahnya. Sangat manis. "Ohayou, Alexia."
"Sir Kota, selamat pagi—"
"Kota. Just Kota." Kata laki-laki itu dengan nyaman. "We made a promise to call each other's name comfortably."
Wajah Alexia seketika memanas. Tentu saja Alexia ingat perjanjian mereka yang dibuat ketika mereka sedang bercinta. "Right.."
Sepasang mata sipit dan tajam itu menatap Alexia, "Kau baik-baik saja? Kau terlihat capek."
Alexia mengangguk pelan, "Aku baik-baik saja. Hanya kurang tidur."
Kota menyeringai, "Karena memikirkan..." Ia menaikkan salah satu tangannya dengan cepat, "Tanganku?"
Alexia menurunkan tangan Kota dengan panik. "Hentikan itu! Semua orang sedang memerhatikan kita..."
Kota terkekeh pelan, "Semua orang tau tentang kita, Alexia. Untuk apa malu-malu seperti itu?"
"Ya, kita tidak perlu memberitahu satu dunia kalau kita bercinta juga kan?" Alexia memutarkan kedua bola matanya dengan jengkel.
"That's hot, the thing you just did with your eyes just right now."
"Hentikan itu Kota. Aku benar-benar merasa kesal sekarang." Alexia menghela napas lelah.
"Hei, hei... baik-baik. Jangan marah lagi. Kau kenapa akhir-akhir ini? Rasanya mood-mu seperti roller coaster. Terkadang kau sangat manis terkadang kau akan terlihat sangat mengerikan— seperti sekarang ini."
Jantung Alexia terasa berdegub sedikit lebih kencang. Kapan aku musti memberitahunya? Sekarang? Sepertinya tidak cocok kalau di jam kerja seperti ini... Lebih baik ketika jam pulang kerja. Alexia berdeham pelan, menghilangkan serak di tenggorokannya, "Can we meet after this?"
Kota tersenyum riang, "Tentu saja."
***
Kota Yiura Suki adalah laki-laki berumur 37 tahun yang tidak terlihat seperti berkepala tiga. Wajahnya terlihat sangat tampan dan bercahaya. Mungkin karena laki-laki itu sangat rajin berolahraga dan menjaga apa yang ia makan dan minum setiap harinya. Tidak hanya tampangnya saja yang sangat menarik tapi cara ia bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia menghargai semua orang dari berbagai kalangan.
"His grandfather raised him very well." Begitu kata hampir semua rekan kerja di kantor Alexia. Mereka juga menyukai Kota Yiura Suki sebagai atasan mereka.
"Kau pernah bertemu dengan Sir Yahara Suki?" Tanya salah satu rekan kerja Alexia yang bernama Raphael.
"Belum pernah." Jawab Claudia yang juga merupakan rekan kerja Alexia.
"Aku pernah bertemu dengannya sekali. Dia benar-benar ramah. Dia bahkan tidak peduli dengan peraturan lift yang ada. Ketika aku hampir—"
Alexia tidak lagi mendengarkan percakapan mereka dan segera memberesi barang-barangnya, mengambil tasnya dan beranjak pulang. Jam sudah menunjukkan pukul enam petang. Setelah keluar dari lift ia langsung berjalan keluar dari gedung ke arah sebuah mobil mewah sedan berwarna silver milik Kota Yiura Suki. Lexus ES—jawab Kota kepada Alexia waktu itu ketika Alexia penasaran dengan mobil yang mereka kendarai.
"How was the meeting?" Tanya Kota kepada Alexia yang baru saja berhasil memasangkan sabuk pengamannya.
"Cukup baik. Kita akan mendapatkan tender proyek pemerintah itu. Kenapa kau tidak ikut tadi?"
"Aku dipanggil kakekku."
Alexia menatap Kota dengan penasaran, "Sesuati terjadi?"
"Tidak. Dia hanya ingin menunjukkan koleksi rokok barunya dan berbincang denganku."
"Oh.." Alexia bergumam. "Tumben sekali."
"Ya. Apakah karena dia sakit?" Tanya Kota dengan bingung.
Alexia menatap Kota lebih bingung lagi. Apakah dia baru saja menanyakan kepada Alexia jika kakeknya sakit? Mana Alexia tau. Itukan kakeknya Kota. Apa hubungannya dengan Alexia?
Kota menoleh ke samping dan menatap raut wajah Alexia yang konyol, ia tertawa. "Stupid face!"
Alexia merasa malu. Ia membuang muka ke arah jendela. "Kau menyebalkan..."
"Kau tampak lebih sehat sekarang dibanding tadi," Kota memutarkan sterling mobil memasuki komplek apartemen elit miliknya. "Apa yang ingin kau bicarakan? Sebenarnya, aku juga mau membahas sesuatu denganmu. Setelah bertemu dengan kakekku tadi... We discussed a lot of things..."
Kota menggandeng tangan Alexia dengan lembut seraya mereka berjalan ke arah lift apartemen. Sesekali Kota akan mengecup dahi Alexia dengan penuh cinta. Tentu saja Alexia merasa senang dan bahagia. Tapi, suara kecil dari lubuk hatinya yang terdalam selalu memberontak, meyakini Alexia kalau dia tidak berhak mendapatkan semua keindahan di dunia ini. Termasuk Kota dan Alexander.
Kota melepaskan kedua kancing kemeja teratasnya dan melipat lengan kemeja tersebut dengan pelan. Ia kemudian menyuruh Alexia tunggu di ruang tamu agar ia bisa menyiapkan sesuatu untuk Alexia nikmati.
Alexia tertidur.
Ia terbangun dengan matanya yang sangat berat. Di sela-sela matanya berkedip, ia dapat melihat jelas Kota sedang berdiri di depannya dan tersenyum sangat manis. Banyak lilin yang menerangi seluruh apartemen ini. Indah. Sangat indah. Alexia tersenyum tipis, "Mimpi yang sangat indah..." Gumamnya pelan.
"Alexia, let's get married."
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Home
RomanceBASED ON TRUE ACCIDENTS [IN MEMORIAM PAPA SAYA(23/02/1969-17/08/2021) PEJUANG KANKER LIDAH STADIUM 4 SELAMA 5 TAHUN (2016-2021)] SLOW STORY [ADULT 21+] Alexia sering merasa bahwa ia adalah gadis yang paling sial di dunia. Teruntuk pertama kalinya, A...