Little Secret

2.5K 195 14
                                    

Selamat malam 😍

🎤 Little Mix - Secret Love Song

Warn! A Jonatan x Anthony Fanfiction, BxB, typo(s), DLDR.

Friendly reminder, its just fanfiction. Dont take it seriously. Thanks before.

Enjoyy! 💜

.
.
.
.


Indonesia sudah mulai memasuki musim hujan. Cuaca dingin mulai terasa, apalagi ketika malam tiba. Jonatan menghela nafas ketika merasakan hawa dingin yang menusuk, "Mana sih? Gak balik-balik?"

Jonatan sudah berpuluh-puluh kali mengecek smartphone miliknya. Berharap mendapat setidaknya pesan singkat dari orang yang tengah dia khawatirkan.

"Ini Anthony kemana sih?" Sudah pukul 22.34, dan Anthony teman sekamarnya itu masih aja belum pulang dan sama sekali tidak mengabari Jonatan dari pagi.

Memang sih, sejak mendapatkan Bronze Medal di Olimpiade Anthony sangat sibuk, tawaran talk show, apresiasi pemerintah bahkan iklan. Jonatan mengerti itu, karena Jonatan pernah merasakannya.

Untuk mengurangi bosan Jonatan akhirnya memilih membuka Instagram. Matanya melihat ada nama yang membuat jantungnya berdegub lebih kencang entah untuk alasan apa.

"Ah.. Lagi kencan. Pantesan gak ada kabar." Jonatan tersenyum simpul meskipun ada perasaan mengganjal dihatinya.

"Kita kapan Nik bisa kayak gini?" Jonatan tersenyum simpul, duh.. Kenapa malah jadi mellow begini? Ketika layar smartphone nya masih menampilkan story Mitzy—iya, Mitzy—-dering smartphone Jonatan mengalihkan perhatiannya.

Tertera Shanju🐣 disana, "Halo sayang? Kenapa?" Jonatan mengangkat telpon tersebut dan bertanya lembut untuk kemudian disibukkan dengan telpon sang kekasih dan melupakan sejenak story yang barusan dilihatnya itu.

.
.
.
.

"Jonaaa~!" Jonatan merasakan tubuhnya seperti ditimpa sesuatu, dan wajahnya dikecupi dengan sayang, "Jonaaa!"

Rengekan pelan bisa Jonatan dengar, bibir tipisnya tersenyum simpul kemudian tangannya memilih memeluk orang yang menimpa badannya ini, "Apaan sayang? Udah malem, ayo tidur."

Suara Jonatan terdengar serak—karena dirinya dipaksa bangun ditengah malam Jakarta yang dingin—.

"Gak bisa bobo. Ayo bangun." Anthony, iya Anthony. Teman sekamar Jonatan, sahabat nya dan pusat dunianya.

"Loh? Kamu kan capek? Harusnya gampang dong bobo?" Jonatan mengelus rambut Anthony yang masih berbaring diatas dadanya.

"Capek. Tapi gak bisa tidur." Jonatan menghela nafas, kemudian berusaha mendudukan dirinya.

"Sekarang mau apa? Jona ngantuk, Kak." Posisi Jonatan sekarang sudah memangku Anthony dengan tangan yang melingkari pinggang Anthony posesif.

"Hmm.. Ngobrol?" Anthony mengecupi wajah Jonatan lembut, memberikan kecupan-kecupan manis yang begitu Jonatan sukai.

"Tadi gimana jalan sama Mitzy?" Anthony terdiam, mata bulatnya menatap lurus mata Jonatan. Anthony menggigit bibir bawahnya, gugup.

"Ya gak gimana-gimana, cuma jalan biasa. Marah?" Anthony menunduk, ugh. Kenapa sih hubunganmya dan Jonatan harus seperti ini? Menyiksa.

"Enggak. Buat apa marah?" Jonatan tersenyum simpul, "Toh memang kamu sama dia sudah lebih dulu. Aku yang berusaha masuk." Anthony meremat kaos abu-abu Jonatan erat. Entah kenapa, rasanya dirinya mau menangis.

"Capek gak kayak gini, Kak?" Anthony refleks mendongak, menatap Jonatan sedih, Anthony menggeleng makin erat meremat kaos abu Jonatan, "Enggak. Gak capek sama sekali."

Jonatan tersenyum teduh dan entah untuk alasan apa, Anthony memilih memeluk Jonatan erat. Melingkari leher Jonatan erat, dan menangis pelan disana.

"Loh? Kok nangis? Maaf ya?" Jonatan mengelus punggung Anthony lembut, sambil sesekali memberi kecupan lembut dipelipis Anthony. Ah.. Selalu begini.

Memang seharusnya dari awal Jonatan dan Anthony jangan bermain api. Setelah semua ini, setelah semua perasaan mereka makin dalam dan mereka tidak menemukan titik temu untuk masalah ini, apa yang harus mereka lakukan?

"Jona, jangan nyerah. Jangan lepasin Onik." Anthony makin erat memeluk Jonatan, seolah takut Jonatan akan menghilang jika Anthony melepaskan pelukannya, "Kak.. Dari awal kita sudah salah. Seharusnya aku gak usah memulai. Aku minta maaf."

Anthony menangis kencang, dadanya terasa sesak. Tidak, Jonatan tidak harus meminta maaf atas cinta yang mereka rasakan. Cinta mereka tidaklah salah.

"J-jo! Jangan minta maaf. Hiks!" Anthony bisa merasakan Jonatan mendorong tubuhnya lembut, "Jangan nangis, hm? Jojo sedih kalau Onik nangis."

Tangan besar dan kasar Jonatan menghapus airmata Anthony lembut, kemudian dikecupnya kedua mata bulat Anthony sayang, "Sstt.. Jangan nangis lagi ya? Maaf, maaf sayang."

Entah, rasanya Jonatan lelah. Semua ini. Jonatan ingin menggenggam tangan Anthony dengan bebas ketika mereka keluar, Jonatan ingin dengan bebas memasukan Anthony dalam feeds sosial medianya, Jonatan ingin dengan bebas bisa memeluk Anthony dan Jonatan ingin dunia tahu bahwa Anthony miliknya.

Tapi semuanya terasa begitu sulit. Ada dua hati lain yang pasti akan tersakiti dan pandangan dunia terhadap mereka yang Jonatan takutkan.

"Jonatan sangat mencintai Anthony, berjuang sedikit lagi ya Kak?" Jonatan membubuhi wajah Anthony dengan kecupan dan berakhir memberi kecupan dalam dibibir tebal Anthony, "Anthony juga sangat mencintai Jonatan. Ayo berjuang sedikit lagi."

Jonatan kembali membawa Anthony kedalam pelukannya dan menggumamkan kata cinta yang berhasil membuat Anthony makin menangis dan merasa takut.






Tuhan, jika ini salah kenapa Kau memberikan ini kepada kami?

.
.
.
.

Halooo!
Plis ini aku ngetik apa? Pendek lagiii. Huhuhu
Maaf yaaa, ini diketik kurang dari satu jam karena aku mendadak.. Galau. :(

Semoga masih bisa dinikmati, selamat malam! 💜

SJMK95
Palembang, 27 Agustus 2021

Boy Friend or Boyfried?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang