Boy Friend or Boyfried?

Semesta

Haloooo 😍

🎤 Pamungkas - To the Bone.

A Jonatan x Anthony fanfiction.

Warn! BxB, DLDR. Typo(s).

Enjoyyyy! ❤

.
.
.
.

Denmark, 17 Oktober 2021

Jonatan melompat tinggi, berteriak penuh ketika skor berakhir 21-14 dan menjadikan kemenangan Indonesia atas China. Jantungnya berdebum kencang, energinya seperti terkuras habis dan rasanya Jonatan ingin menangis.

Teriakan yang Jonatan dengar dan serbuan pemain Indonesia yang lain seperti tidak terdengar oleh Jonatan.

Ketika Daniel ingin memberikan pelukan kepadanya, Jonatan malah terfokus dengan sosok mungil dibelakang Daniel.

Dari awal, dari awal Jonatan memang hanya tertuju pada sosok mungil itu. Mulai dari teriakan dukungannya sampai sekarang saat mereka akan berselebrasi.

Bukan maksud Jonatan untuk menepis Daniel, tapi saat itu yang Jonatan fikirkan hanya Anthony, Anthony, dan Anthony.

Maka ketika Anthony melompat kedalam pelukannya, tangan Jonatan dengan sigap menangkap tubuh mungil Anthony. Memeluk Anthony erat.

Membenamkan wajahnya dibahu Anthony sayang. Menghirup aroma tubuh Anthony rakus.

Pelukan yang lain bahkan tidak terasa mana kala Jonatan hanya memeluk Anthony dan tidak ingin melepaskannya meskipun semua orang memeluknya, "We are won Nik, kita menang sayang."

Jonatan bisa merasakan Anthony menggangguk, makin mengeratkan pelukannya dileher Jonatan, "Iya. Kita menang Jo, kita menang."

.
.
.
.

"Wuuuu bucin banget!" Olokan dari Fajar tidak Jonatan dengarkan, saat ini dirinya tengah sibuk merangkul Anthony mesra sambil duduk sekedar mengatur nafas disofa backstage.

"Tega banget Kaka Jojo nyingkirin dedek Daniel. Huhu." Airmata buaya Daniel membuat Jonatan memutarkan matanya malas, dasar king of drama semua.

"Ya maklumlah, bucinnya udah mendarah daging." Kevin menambahi dan melakukan tos dengan Fajar karena merasa puas mengolok Jonatan dan Anthony yang pipinya sudah bersemu merah.

"A-apasih! Jay! Ko Kepin!" Anthony merapatkan pelukannya kebadan Jonatan, merasa malu digoda habis-habisan. Ya bagaimana, semuanya terjadi tanpa bisa Anthony cegah.

Pada saat melihat skor akhir, Anthony segera bersiap untuk turun. Hal pertama yang dia fikirkan adalah, harus memeluk Jonatan dan harus dia yang menjadi yang pertama.

Maka Anthony berlari kencang, meskipun Daniel mendahuluinya. Tapi Anthony tahu, bahwa mata Jonatan sudah melihat kearahnya dan sudah tersenyum begitu lembut kearahnya.

Detik ketika Daniel tidak sengaja ditepis, Anthony langsung melompat dalam gendongan Jonatan, memeluk Jonatan erat dan menangis pelan.

Anthony tahu, Jonatan tidak akan pernah membuatnya terluka dan Jonatan akan selalu siap untuk menangkap dirinya, sejak awal.

Lagipula rekan-rekan lainnya secara sadar diri, tidak akan memeluk Jonatan ketika Anthony belum memeluknya. Semacam jadi rahasia umum jika Anthony lah yang harus menjadi orang pertama disetiap pertandingan beregu.