Boy Friend or Boyfried?

2gether? 2gether!

Halloo ✨
Masih adakah yang ngebookmark book ini di library? Ehe.. Hallo again ❤

Warn! A Jonatan x Anthony Fanfiction.
BxB, BL, Canon. DLDR. Typo(s).

🎤 The Chainsmokers - Paris.

Enjoy! ❤

.
.
.
.

"Jo, sana mandi dulu." Keheningan malam dikamar hotel itu terpecah ketika suara Anthony memasuki gendang telinga Jonatan lembut.

Jonatan hanya menganggukkan kepalanya singkat. Fokusnya terpecah. Semua harapannya sirna, pupus, hilang tak berbekas, "Ayo mandi dulu. Tadi udah aku siapin air angetnya di bathup."

Anthony mendekati Jonatan yang terduduk diranjang. Anthony menggigit bibirnya pelan. Anthony mengerti apa yang Jonatan rasakan. Karena Anthony pun merasakan hal yang sama. Gagal.

Apalagi memang disepanjang tahun 2022 ini Anthony merasa sangat kehilangan gaya permainannya. Anthony sendiri bingung, apa yang salah dengannya, "Yuk, mandi dulu ya?"

Anthony mengelus rambut Jonatan lembut. Jonatannya yang selalu tersenyum, selalu menyemangati nya ketika fase group dirinya gagal, Jonatan yang selalu memeluknya ketika dirinya menangis, kini terlihat begitu layu.

Mata sembabnya menceritakan semua hal yang tidak terungkap. Anthony benci ketika Jonatan harus memendamnya sendiri.

Dia tidak bersalah, mereka sudah semaksimal mungkin, tapi inilah olahraga. Semua hal bisa saja terjadi, "Jo, ayo mandi dulu. Habis itu tidur."

Akhirnya dengan lembut Anthony menarik tangan Jonatan, Jonatan hanya diam dan dengan terpaksa memasuki kamar mandi.

.
.
.
.

Jonatan menghela nafas lelah. Dari kemarin dirinya kenapa seperti menjadi beban bagi tim? Pikirannya berkecamuk, rasa bersalah menghantui dirinya. Dirinya gagal, dirinya beban.

"Jo? Sini, aku keringin rambutnya." Suara Anthony yang lembut membuyarkan lamunan Jonatan.

Jonatan baru sadar dirinya keluar dari kamar mandi ketika mendengar suara Anthony yang memanggilnya.

Jonatan sadar, Jonatan tahu. Mereka, Jonatan dan Anthony sama hancurnya, sama terlukanya. Jonatan tahu Anthony menangis, Jonatan tahu Anthony dengan susah payah untuk menenangkan dirinya dan bersikap baik-baik saja.

Jonatan tahu, Anthony sangat hancur tetapi Anthony memilih mendekat kearahnya, memeluknya ketika dirinya berjalan untuk mengganti baju selesai pertandingan tadi.

"Maaf ya, Nik." Suara Jonatan terdengar lirih. Jonatan duduk ditepi kasur, dan Anthony hanya tersenyum simpul, "Gak ada yang harus minta maaf, Jona."

Anthony mengusak lembut rambut Jonatan sesekali memberikan pijitan lembut disana, "Memang belum rezeki, mau diapain?"

Anthony tertawa pelan, sedetik kemudian Jonatan memeluk Anthony erat. Mendekap Anthony rapat.

Anthony menjatuhkan handuk yang dipegangnya dan membalas pelukan Jonatan, "Aku udah ngecewain semua orang." Suara Jonatan terdengar lirih.

"Apanya? Kamu hebat Jonatan. Selalu. Kesayangan Onyk selalu hebat. Dua tahun lagi, ayo kita rebut lagi."
Jonatan menangis dalam diam.

Pelukannya dibadan Anthony makin erat. Jonatan hanya butuh Anthony untuk membantunya tetap waras, "Kita berjuang sekali lagi ya?"