Si Putih

5.1K 531 123
                                    

FajRi

Typo ia everything 🙃

Sebelumnya: AAAAAAAAAA!!!! INI GEMESIN BANGET YA ALLAH 😭❤
Rian kau tu nak ngapoin?! KALO NAK KAU GENGGAM GENGGAM BAE LAH TANGAN FAJAR TU DAK UDAH BETINGKAH CAK BAYI TU! GEMES NIAN AKU JINGOKNYO!!! 😭❤

Sebelumnya: AAAAAAAAAA!!!! INI GEMESIN BANGET YA ALLAH 😭❤Rian kau tu nak ngapoin?! KALO NAK KAU GENGGAM GENGGAM BAE LAH TANGAN FAJAR TU DAK UDAH BETINGKAH CAK BAYI TU! GEMES NIAN AKU JINGOKNYO!!! 😭❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah udah, enjoyyy ❤

.
.
.
.

"Meow!" Suara mengeongan kucing di tengah malam itu mengusik tidur seorang Fajar Alfian yang baru saja memejamkan matanya 30 menit yang lalu, suara kucing yang Fajar sendiri bingung bagaimana bisa terdengar ditengah malam seperti ini di asrama tempatnya berlatih.

"Meow! Meoww!" Fajar mengerang, dengan malas Fajar membuka pintu kamarnya. Suara kucing itu bahkan mampu mengalahkan suara gemuruh petir diluar sana, "Buset ni kucing siapa? Kimmy si Ihsan?"

Fajar menunduk, menemukan gundukan bola bulu berwarna putih yang hampir setengah jam'n ini mengganggu tidurnya. Kucing itu terlihat basah, bulu putih panjangnya nampak terkulai terkena air, "Meow! Meowww!"

Kucing putih itu mengeong keras, matanya yang bulat menatap Fajar, entah untuk alasan apa Fajar merasa familier dengan mata bulat itu, "Duh jahat banget sih majikan lo. Masa kucing seunyu lo dibuang?"

Fajar akhirnya mengalah, memilih menggendong kucing putih nan gemuk itu. Kucing itu terlihat langsung bergelung nyaman di gendongan Fajar dengan dengkuran dan tubuh nya yang bergetar.

"Bentar ya cing." Fajar meletakkan kucing itu di karpet, kemudian Fajar mencari handuk keringnya.

Fajar yang sudah mendapat handuknya itu perlahan membawa si kucing putih ke pangkuannya, dan mengeringkan bulu kucing putih itu.

"Nah udah, yuk tidur." Fajar membawa kucing itu ke kasur, dan membawa kucing putih itu tertidur didadanya. Kehangatan dari bulu-bulu panjang si putih menyebar, menggelitik leher dan dagu Fajar.

Kucing putih itu bahkan sudah berani bergelung nyaman disekitar leher Fajar yang membuat Fajar terkekeh kecil. Halus sekali. Fajar membatin ketika tangannya mengelus pelan bulu si kucing.

"Kamu kok anggun banget sih cing?" Fajar menciumi kepala kucing itu yang menghadap pas kearah dagunya. Gemas dengan si bola bulu yang bisa dia siksa kedepannya.

Fajar sudah berencana untuk mengadopsi kucing ini, toh kucing ini manis. Lembut, dan Fajar sendiri suka.

"Jadi kucing, sekarang gue majikan lo ya." Fajar ketawa, si kucing mengeong pelan. Mendekur menandakan dia merasa nyaman.

"Njir! Gemes gua!" Fajar mengunyel-unyel siputih, menggigiti telinga si putih, dan bahkan mulai mencium bibir si kucing, "Gemesin banget sih loo, duh."

Boy Friend or Boyfried?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang