AE 2019 (Drabble)

5.1K 552 151
                                    

🎼 Virzha - Aku Lelakimu

Typo(s), enjoy 💗

.
.
.
.

FajRi - Tempat Ternyaman

Birmingham, 09 Maret 2019. Fajar menghela nafas entah untuk keberapa kalinya. Lagi-lagi kesalahannya sama, selalu seperti itu. Terdesak ketika sudah point-point kritis. Fajar kesal, marah, kecewa tapi mau diapakan?

Semua sudah terjadi, dirinya kalah. Lagi dan lagi. Apa salahnya? Dimana letak salahnya? Fajar meremat rambutnya kasar, badannya meringkuk dibawah shower dalam diam.

"Mas Fajar?" Suara halus partnernya terdengar dari luar, ketukan ketiga yang Fajar dengar hari ini, "Sebentar Rian."

Fajar melepas bajunya, memakai sabun dan segera membilasnya. Fajar keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putih melingkari tubuhnya.

Didepan pintu, Rian berdiri. Dengan piamanya sebagai atasan. Tanpa memakai apapun lagi dibawahnya. Piama itu sendiri memang oversize di Fajar, apa kabar ketika Rian yang memakainya?

"Maafin Rian." Rian langsung memeluk lehernya. Membenamkan wajahnya diceruk leher Fajar. Memeluk Fajar lembut. Fajar terdiam, tangannya secara alami melingkari pinggang Rian. Mengelus punggung Rian lembut.

Selalu begini. Ketika mereka kalah dan down pasti akan selalu begini. Fajar mengerti, seharusnya sudah terbiasa. Tapi rasanya pasti tetap sama, tetap saja sakit.

"Ssstt.. Gak ada yang perlu minta maaf. Kita udah ngelakuin semampu kita, jangan nangis hm?" Fajar mengelus punggung Rian yang nampak bergetar. Sesekali Fajar mengecup rambut Rian yang terbenam tepat dibawah dagunya.

"Tapi.. Tapi.. Rian banyak salah, maafin Rian." Fajar melonggarkan pelukannya, tangannya terulur mengelus pipi gembul Rian yang memerah. Fajar tersenyum lembut. Senyuman tulus yang membuat Rian selalu terpesona.

"Sstt.. Rian gak salah. Aa' juga banyak salahnya. Jadi intropeksi diri kita aja ya? Senyumnya mana?" Rian menatap Fajar dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.

"Rian gak tau gimana jadinya Rian kalau tanpa aa' disamping Rian." Rian memejamkan matanya ketika merasakan elusan tangan Fajar dipipinya.

Fajar menempelkan kening mereka, mengecup hidung mancung Rian lembut, "Kamu gak dingin pakai baju gini doang, hm?"

Suara Fajar yang rendah membuat Rian meremang, nah.. Rian sendiri tidak mengerti kenapa dia memilih hanya memakai piama kebesaran Fajar, rasanya nyaman.

"Gak. Kan ada Aa' yang meluk Rian." Rian berkata lirih, dan Fajar tertawa. Tanpa babibu Fajar membawa tubuh Rian dalam gendongannya. Gendongan koalanya. Menjatuhkan Rian diatas kasur dengan Fajar berada di atasnya.

"Tidur ya?" Fajar menggulingkan badannya kesamping. Membiarkan Rian masuk dalam pelukannya.

Menjadikan dada Fajar sebagai bantalannya. Fajar sendiri masa bodoh dengan bathrobe yang dia kenakan, malas ganti.

"Peluk ya tapi sampai Rian bobok?" Rian memainkan jarinya diatas dada Fajar yang sedikit mengintip dari bathrobe nya, memperlihatkan bulu-bulu dada Fajar.

"Siap bos. Selamat malam Rian nya Fajar, mimpi indah. Terus berjuang bersama, Fajar sayang Rian." Fajar tertawa dan mengecup bibir Rian lembut.

.
.
.
.

VikMot - Sayang

Birmingham, 10 Maret 2019. Viktor tersenyum dikamarnya. Rasa lelah selama satu minggu pertandingan itu baru ia rasakan.

Boy Friend or Boyfried?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang