tempat baru

5.2K 546 110
                                    

MARK tersenyum lebar saking senangnya anak yang beranjak remaja itu tak henti hentiknya mengatakan woahh dan seperti itu terus dengan mata yang mengamati seisi rumah hingga kehalaman yang cukup bisa di katakan luas, lain mark lain lagi jeno yang terlihat tidak berminat namun tetap melukis senyum di bibir agar sang mommy tidak merasa sedih lagi atas tingkahnya yang merepotkan akhir akhir ini.


Taeyong berjongkok di depan jeno, membenahi rambut jeno yang sedikit berantakan. "Apa anak mommy senang?." Jeno mengangguk dengan mata yang menyipit karena senyumnya yang mengambil alih.


"Yes mom." Taeyong hanya tersenyum, ia seorang ibu jadi sudah belajar banyak hal yang mana berbohong dan yang mana jujur, seperti halnya jeno yang tengah menutupi rasa sedih dan tidak sukanya.


"Kita bisa mencari rumah baru sesuai ke inginan jeno." Jeno menggeleng, ini sudah lebih dari cukup, lagi pula taeyong dan mark menyukainya maka jeno harus menyukainya.



Rumah yang tidak sebesar milik mereka di korea namun ini cukup nyaman, dengan dua lantai dan halaman yang bisa di gunakan untuk bermain bola, rumah bergaya america ini tidak sebesar rumah di samping mereka namun ini sudah lebih dari cukup untuk menampung tiga orang.

Rumah yang tidak sebesar milik mereka di korea namun ini cukup nyaman, dengan dua lantai dan halaman yang bisa di gunakan untuk bermain bola, rumah bergaya america ini tidak sebesar rumah di samping mereka namun ini sudah lebih dari cukup untuk me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak mengenalmu anak jelek!!" Suara cempreng dari halaman membuat taeyong mengerutkan alisnya segera maraih bocah berusia 7 tahun kedalam gendongannya dan segera berjalan kehalaman rumah.


Mark di sana berdiri saling berhadapan dengan bocah yang lebih pendek berkulit eksotis, berbeda dengan mark yang memiliki kulit putih seperti jaehyun ayahnya, anak kecil yang lebih pendek terlihat bersungut sungut kesal dengan wajah memerah, entah apa yang sudah di lakukan mark hingga bocah itu terlihat sangat marah.



"Apa orangtua mu tidak mendidik mu dengan benar?." Nada suara sarkastik itu membuat taeyong segera berlari menjadi penengah antara dua bocah berbeda tinggi itu, sementara jeno hanya diam di gendongan ibunya.


"Mark jaga cara bicara mu." Taeyong menurunkan jeno, ia mensejajarkan tubuhnya dengan tiga bocah di depannya.


"Aku hanya menegurnya mommy, tapi dia malah meneriaki ku."

"Memangnya kenapa?! Itu terserah ku!!." Teriak anak itu lagi, taeyong merasa pusing namun tetap tersenyum hangat.


"Memang ada apa sampai anak mommy yang tampan ini menegur?." Taeyong bertanya dengan lembut, menyentuh pundak mark beserta anak berkulit tan.



Ngomong ngomong bocah ini berbicara dengan bahasa korea, apa dia juga orang korea?. Pertanyaan itu hanya taeyong ucapkan dalam hati.


"Dia ingin membunuh tanaman." Mark menunjuk beberapa tanaman yang tertanam dengan subur di antara perbatasan halaman rumah mereka dengan rumah di sampingnya.


mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang