pergi2

5.3K 616 31
                                    

TAEYONG menyeret dua koper di kedua tangannya dan dua buah hati yang setia berjalan di sampingnya, mark yang memegang tangan jeno agar anak bungsu itu tidak tertinggal.



Mereka telah tiba di bandara John F. Kennedy setelah menghabiskan waktu 11 jam 56 menit di dalam pesawat, cukup membuat mark dan jeno mengeluh karena pegal duduk selama itu.


"Mau makan dulu atau langsung ketempat tinggal baru?" Ucap taeyong, membuat dua anak di sampingnya menolah pada sang mommy.


"Kita sudah punya rumah mom?"mark bertanya, pasalnya mareka baru saja tiba di sini, apakah sudah memiliki rumah?.



Tidak. Tentu saja tidak punya rumah, taeyong akan menginap di hotel untuk beberapa hari sebelum ia membeli rumah,


"Kita akan menginap di hotel lebih dulu" taeyong tersenyum pada mark yang mendongak menatapnya.



"Okey mommy"

...

Si anak bungsu sedari tadi hanya diam, duduk di sofa tanpa sedikit pun ikut serta dalam obrolan dua orang di depannya.


Sementara mark terlihat antusias, memberi saran pada ibunya untuk membeli rumah kecil dan membangun sebuah usaha. Terkadang taeyong merasa bingung dengan pertumbuhan otak anak sulungnya ini, mark tidak terlihat seperti anak biasa.


Mark dewasa sebelum waktunya terkadang membuat taeyong kewalahan, karena anak berusia 12 tahun itu akan banyak bertanya tentang sesuatu yang belum ia tahu, atau akan melakukan semua yang ia bisa tanpa ingin di bantu.



"mom i want to have a small house but have a yard!." Ucapnya mark semangat, taeyong tersenyum ia mengusap puncak kepala mark lembut.


"Agar bisa bermain bola dengan jeno?." Mark mengangguk ia melirik jeno yang hanya memperhatikan di depannya.



"Ya, jeno suka bermain bola. Mark juga." Tidak, mark tidak suka bermain bola, ia lebih suka belajar hanya saja terkadang mark akan menemani jeno untuk bermain benda bulat itu jika ia tidak malas.


Melihat jeno yang murung mark merasa sedikit kasihan pada adiknya, setidaknya ia ingin jeno senang jika mengatahui rumah baru mereka memiliki halaman.


Ia ingin jeno ceria seperti kemarin, jeno yang cerewet jeno yang suka merengek padanya dan taeyong. Jangan ingatkan tentang jaehyun, mark tidak suka.



Mark turun dari sofa ia duduk di samping adiknya, sementara taeyong mulai beranjak dari sana. Ini sudah sore dan ia harus memasak untuk anaknya. Masalah bahan bahan makanan taeyong sudah membelinya sebelum mereka tiba di hotel ini.



"Mommy memasak dulu ya sayang." Taeyong pergi dari sana ketika mendapat anggukan dari mark.



Ia kedapur, megeluarkan beberapa sayur dan daging dari kantong, taeyong tidak banyak membeli sayuran karena yang memakan sayuran itu hanya ia dan mark, sementara jeno sangat anti dengan dedaunan hijau itu, jika mark bukan anak yang pemilih, mark akan selalu memakan apa saja yang ia masak.


Taeyong bersyukur memiliki anak seperti mark dan jeno, dua bocah itu jarang sekali merepotkannya, jika masalah pelajaran sekolah taeyong tidak perlu repot repot untuk meminta mereka belajar, mark dan jeno pasti sudah melakukanya tanpa di minta.



Apa lagi jika itu mark, dia bocah yang  perfeksionis, menuntut kesempurnaan di umurnya yang baru menginjak 12 tahun, terkadang taeyong mengingatkannya agar tidak selalu belajar karena anak kecil seumur mark juga harus bermain, taeyong tidak menuntut apapun dari anak anaknya.



mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang