finished

5.3K 436 33
                                    

TIDAK ingin mendengar lebih jauh kata yang keluar dari mulut jaehyun. Taeyong hendak membawa kaki jenjangnya pergi dari sana agar bisa pergi dari sekitar jaehyun.

Suara ponselnya membuat taeyong mengurungkan langkahnya, ia meraih ponsel yang tergeletak di atas nekas tepat di samping branker.

Mengecek isi pesan yang baru masuk, yang ternyata dari mark putra sulungnya.

Taeyong membaca deretan pesan yang mark kirim, membuat hatinya menclos seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong membaca deretan pesan yang mark kirim, membuat hatinya menclos seketika. Padangan taeyong menyendu, air mata jatuh dari matanya

Dengan gerakan kaku manatap jaehyun yang juga tengah menatapnya dengan senyum hangat. Apa yang mark lakukan pasti tidak mudah membuat taeyong menjadi sedih, karena ia tahu persis bagaimana mark tidak menyukai sosok jaehyun, tapi karena jeno mark rela mengenyampingkan egonya.

Namun tidak bisa taeyong tutupi jika ia juga merasa senang mark bisa memaafkan jaehyun dan memberi pria jung itu kesempatan. Jaehyun perlahan mendekat membawa taeyong pada pelukan hangat, mengabaikan banyak mata yang ada di dalam ruangan ini tengah memperhatikan mereka.

Biarlah, jaehyun sudah lama tidak memeluk taeyong seperti ini. Si manis juga tidak menolak seperti sebelumnya, taeyong malah meringsek dalam dekapan hangatnya membuat senyum jaehyun mengambang tidak bisa di tahan.

Ia kecup puncak kepala taeyong lembut menyalurkan semua rasa rindu yang ia pendam selama ini. Kembali jaehyun kecup kening taeyong, memberitahu pada si manis jika ia masih sangat mencintai sosok isteri manisnya ini.

"Aku bahagia" kata jaehyun, semakin mengeratkan pelukannya pada taeyong.

"Canada?" Taeyong mendongak, menatap jaehyun yang menunduk, pria jung itu tersenyum kecil.

Tidak tahu harus mengatakan dari mana, apa ia harus memberitahu apa yang mark rasakan dan menjadi alasan kepergian anak itu ke canada. Namun ia tidak mau membuat taeyong khawatir dan kecewa pada anak pertama mereka.

Jaehyun melirik seisi ruangan, ada johnny dan dua orang pria manis yang tidak jaehyun kenal, ada jeno yang masih bersandar pada sandaran branker. Dana ada si kembar yang hanya menyaksikan adegan yang tidak mereka mengerti.

Kembali menunduk, jaehyun melepas pelukannya pada taeyong, menangkup wajah si pria manis. Menatap taeyong dalam guna menenangkan.

"Mark ingin melanjutkan kuliah di canada." Taeyong membulatkan matanya terkejut, mark tidak pernah membicarakan hal itu sebelumnya padanya. Dan keputusan tiba-tiba mark sangat membuatnya terkejut.

"Kenapa?." Tanya taeyong bergetar, ia tidak bisa membiarkan anak-anaknya terpisah, taeyong tidak bisa berjauhan dari anak-anaknya. Jika mark pergi karena alasannya jaehyun maka ia tidak akan membiarkan jaehyun kembali.

Jeno juga pasti tidak akan membutuhkan jaehyun dan merelakan hyungnya itu pergi ke canada, tapi nyatanya jeno terlihat merasa lebih tenang saat ini. Mendengar mark akan pergi jeno merasa lega entah kenapa.

"Tidak, kita tidak bisa kembali." Taeyong menggelengkan wajahnya, menyingkirkan tangan jaehyun dari kedua pipinya tapi jaehyun malah kembali mendekapnya erat.

"Bukan karena aku kembali, demi tuhan jung taeyong, mark pergi murni karena ia ingin melanjutkan kuliah. percaya padaku." Jaehyun memastikan si manis, mencium puncak kepala itu lembut agar taeyong merasa lebih baik.

Johnny yang merasa tidak pantas menyaksikan adegan rumah tangga di depannya, mulai meminta isteri beserta haechan yang ada di sana agar keluar. Memberi ruang untuk keluarga jung.

Sebenarnya johnny sangat terkejut, ia tidak tahu jika ternyata jaehyun adalah suami taeyong. sungguh, meski ia pernah mendengar nama suami taeyong, tapi johnny pikir bukan jung jaehyun teman sekaligus rekan bisnisnya itu.

Karena manusia bernama jung jaehyun bukan hanya jaehyun yang ia kenal. Ah, ternyata dunia sangat sempit.

Jadi selama ini pria yang selalu di maki isterinya adalah jung jaehyun yang ia kenal, jaehyun sebenarnya adalah teman lamanya, ia juga pernah memperkelkan  jaehyun pada putranya haechan, tapi saat anaknya masih berusia sembilan tahun.

Tapi belum sempat memperkenalkan ten pada jaehyun, jadi itu sebabnya ten juga tidak mengenal jaehyun, dan haechan yang sudah melupakan ayah dari mark lee itu.

"Ada apa?." Tanya johnny ketika putranya manisnya itu tak mau beranjak dari tempatnya. Malah mendekat pada kedua orang dewasa yang masih berpelukan di dekat jeno itu.

"Uncle." Jaehyun beralih menatap pria manis yang memanggilnya, namun tidak melepas pelukan dari taeyong. "Aku akan ikut dengan mark ke canada"

...

Tidak tahu, intinya haechan ingin selalu ada di samping mark. Kemanapun pria dingin itu pergi haechan tidak perduli, ia akan terus mengekori mark seperti biasanya.

Sudah haechan katakan bukan, jika ia mencintai putra pertama aunty taeyong itu, jadi haechan tidak akan menyerah meski mark selalu melemparinya kata-kata sarkas. Karena ia percaya mark akan luluh suatu saat nanti.

Johnny; ayahnya pernah bilang. Jika usaha tidak pernah menghianati hasil, maka haechan akan terus berusaha mendapatkan hati mark. Membantu pria dingin itu agar terlepas dari perasaan gilanya.

Pada akhirnya nanti mark akan mengocehinya karena ikut ke canada, haechan tidak perduli dan ocehan mark sudah jadi hal biasa untuknya.

Dan ia pastikan jika mark nanti akan jatuh cinta padanya, jika saat itu datang maka akan haechan buat mark menjadi budak tololnya. Yah iya janji akan membuat mark seperti itu!.

"Jangan mengikutiku." Benar kan apa yang haechan pikirkan, mark pasti akan perotes jika ia ikut ke canada, tidak perduli. Toh haechan pergi menggunakan uang orangtuanya.

Haechan menjulurkan lidahnya mengejek mark yang menatapnya tajam saat ini. "Kau tidak bisa melarangku mark jung." Ledek haechan, mampu membuat mark memggeram kesal karenanya.

Haechan di izinkan terbang bersama mark ke canada minggu depan, meski awalnya mendapat perotes dari mommynya. Tapi haechan sudah meyakinkan kedua orangtuanya jika ada mark yang akan menjaganya.

Setelah mendapat izin dari johnny dan ten orangtuanya, haechan langsung bergegas pulang untuk menghampiri si dingin mark. Memberitahu kabar bahagia jika ia akan ikut ke canada, alih alih bahagia mark malah memdesah sebal saat ini.

Padahal tidak ada salahnya membawa haechan, toh mark akan memiliki teman di sana. Bayangkan saja jika haechan tidak ikut, akan dengan siapa mark berteman. Memilikk teman baru? Cih, jika itu terjadi maka haechan akan menjadi orang pertama yang bersorak kesetanan.

"Seharusnya kau bersyukur aku ikut, karena kau akan memiliki teman di sana." Tunjuk haechan tepat di depan wajah malas mark. Mendecih, mark beranjak dari tempat duduknya ketika ada pelanggan yang masuk.

Mendekati pelanggan yang terlihat sedang memperhatikan barisan bunga. "Permisi." Haechan yang masih duduk di tempatnya memutar bola mata malas, ketika mark menyapa ramah pada pelanggan.

Tidak ada yang salah sebenarnya, hanya saja wajah pria bodoh itu terlihat sangat konyol di mata haechan. Bagaimana bisa mark menyapa pelanggan dengan senyum terpaksa?!.

"Kau akan membuat pelanggan takut mark jung bodoh!!." Teriak haechan, membuat mark beserta pelanggan wanita yang baru datang itu menoleh, membuat mark mengumpati haechan di dalam hati.

"Jangan sembarangan mengganti marga ku sialan!."







End







Terimakasih yang sejauh ini membaca dan memberi aku semangat, padahal cerita aku belum terlalu bagus tapi kalian masih mau baca. Pokonya i love you!!💚💚💚

Epilog?

mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang