mendung

5K 565 9
                                    

SUARA tawa haechan pecah saat tangan kotor beomgyu menempel di baju mark, sementara bocah berusia 6 tahun di dalam pelukan mark terkikik dan langsung melepaskan diri dari hyungnya.

Mark menatap tidak percaya pada adik bungsunya itu, lihatlah telapak tangan mungil itu di penuhi warna ungu. Mengapa mark tidak menyadari, itu karena beomgyu tiba tiba menubruk tubuhnya yang sedang duduk. Tadi ia sedang asik dengan ponselnya.

"Beomgyu." Mark sengaja membuat wajah marah, bukanya beomgyu takut anak itu malah tertawa dan langsung berlindung di balik tubuh haechan yang duduk di depannya.

"Oh astaga kerja bagus beomgyu, hyung bangga pada mu." Tawa haechan semakin nyaring, ia sengaja tadi meletakan cat warna di tangan beomgyu karena haechan merasa kesal pada mark yang sibuk dengan ponselnya.

"H—hyun mar—marah." Bisik beomgyu pada haechan namun ia masih terkikik meski merasa waspada pada mark, tapi tenang saja mark tidak bisa marah padanya.

"Seo haechan kau dalangnya kan?." Mendapat tawa puas dari haechan mark jadi tahu siapa yang menyuruh beomgyu, kadang-kadang haechan benar-benar menyebalkan ingin sekali rasanya mark menjual anak uncle johnny ini.

Masalahnya ia tidak ingin nanti taeyong kerepotan membersihkan bajunya, apalagi sekarang ia menggunakan koas putih pasti mommy akan repot karenanya.

"Kemari anak nakal." Mark beranjak, mulai mendekati beomgyu yang masih berada di belakang haechan. "Hyung harus menghukum anak nakal seperti mu." Beomgyu menggeleng, ia mulai berlari kecil mengitari halaman, sementara mark mengejarnya di belakang dengan berlari kecil. Sengaja ingin mengajak beomgyu berlari lagipula mana bisa ia menghukum adik semanis beomgyu, pengecualin jeno. Bahkan adik pertamanya itu tidak ada manis manisnya.

"Aaaa! tolong gyu!!." Bukanya membantu haechan malah sibuk terbahak hingga ia kini memegangi perutnya yang terasa sakit karena sedari tadi tertawa.

"Oh astaga parutku!." Haechan menelentangkan badannya di atas rumput-rumput kecil, ia masih tertawa sekarang namun sesekali meringis merasa sakit di bagian perutnya. Bahkan berdiri untuk menolong beomgyu saja rasanya ia tidak mampu.

"Aakhhh!!." Tubuh kecil beomgyu di angkat oleh mark, si pria tinggi itu tertawa karena beomgyu meronta di dalam gendongannya. Kemudian membawa tubuh kecil itu berputar-putar hingga beomgyu tertawa. "A—akhh! Pusing!!."

Mark mendudukan kembali tubuhnya, bajunya bahkan bertambah kotor sekarang karena beomgyu tadi kembali memegang bajunya. Sudahlah mark biarkan saja toh sudah terlanjur kotor.

Hari ini ia sudah tidak masuk sekolah karena sudah menyelesiakan ujian tinggal menunggu hasil kedepannya. ia lulus jadi siswa terbaik atau tidak, tapi sungguh mark sangat mengharpkan pridikat siswa terbaik agar ia mendapat beasiswa dan bisa melanjutkan kuliah tanpa harus merepotkan taeyong.

"Hyung lelah." Keluh mark, beomgyu sekarang duduk di pangkuannya, anak kecil itu sibuk mengatur nafasnya. "Gyu lelah?." Tangan besar mark beralih mengusap rambut lepek beomgyu. Sekarang mereka sedang bermain di halaman bersama haechan, jeno dan sungchan sedang sibuk dengan dunia game mereka. Sementara di dalam toko ada ten yang sibum membantu taeyong merangkai bunga atau sibuk bergosip ria, itu sudah jadi kebiasaan jika mommy dari haechan itu mampir.

Mark sih tidak heran, haechan juga suka bergosip di sekolah bersama temannya yang lain.

"Hyun!!." Beomgyu kembali berteriak dengan tangan melambai ketika melihat dua orang pria yang barusaja keluar dari dalam toko, itu jeno dan sungchan.

"Kotor sekali." Jeno mendudukan dirinya di samping mark, menatap geli pada bocah di pangkuan hyungnya. "Mommy akan marah melihatmu kotor." Mendengar itu beomgyu merangut, melempar tatapan sendu pada haechan yang kini sudah kembali duduk.

mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang