SUDAH satu jam sejak jeno di larikan kerumah sakit, pria berhidung mancung itu belum sadarkan diri karena obat bius yang dokter berikan.
Haechan dan taeyong duduk di sisi branker, memperhatikan jeno yang sedang terlelap. Pemuda lee itu mendapat sembilan jahitan di bagian luka yang dalam.
Dokter terpaksa membius jeno hingga tidur total. Sebab pria lee itu sempat mengamuk karena luka di wajahnya yang di pastikan akan meninggalkan bekas luka memanjang.
Gelisah, taeyong yakin setelah sadar jeno akan kembali mengamuk menyadari lukanya. Rasa tidak berani mempertemukan jeno dengan mark kembali. takut jika kedua bersaudara itu akan kembali baku hantam atau kemungkinan yang lebih buruk jeno membalas perbuatan mark padanya.
"Haechan takut jeno kembali mengamuk." Haechan pria manis itu beralih mengusap kepala beomgyu yang tengah terlelap di pangkuannya. Sementara sungchan tertidur di atas sofa.
Taeyong melirik haechan dengan ujung matanya kemudian tersenyum menenangkan si manis. "Aunty akan menenangkannya." Taeyong usap rambut jeno yang tengah terlelap tenang masih di bawah pengaruh obat bius.
Luka di wajah jeno cukup parah, sehingga akan meninggalkan bekas tapi dokter bilang bekas luka bisa di hilangkan jika jeno mau melakukan oprasi pelastik nanti. Taeyong tidak keberatan jika jeno ingin melakukan oprasi pelastik meski harus sedikit mengubah wajahnya.
Taeyong menggigit pipi dalamnya kala ingat bagaimana mark yang tidak sedikitpun merasa bersalah telah melukai adiknya sendiri. Sirat mata mark terlihat jelas berkabut kebencian. jika saja ia tidak datang tepat waktu mungkin anak sulungnya itu akan benar-benar menghabisi adiknya sandiri.
Sudah pernah taeyong katakan, mark itu seperti jaehyun. Jika ia tengah serius tidak ada yang tidak mungkin tidak terjadi. Mark termasuk manusia yang tidak main-main dengan tindakannya. Jika ia berkata begini maka di pastikan akan banar-banar di lakukannya.
Mungkin setelah jeno sadar dari obat bius, kedua bersaudara lee itu tidak akan sama seperti sebelumnya. Jeno pasti akan menyimpan dendam pada hyungnya sendiri.
Semenatara mark taeyong tidak tahu, ia tidak tahu apa yang terjadi dan apa sebab kedua anaknya berkelahi hingga saling melukai, ia akan berbicara dengan mark setelah jeno sadar.
"Aunty haechan ingin keluar sebentar." Haechan mengalihkan tubuh kecil beomgyu dalam pangkuan taeyong. Kemudian segara pergi dari ruang rawat itu.
Ia buka pintu itu secara perlahan dan keluar. Kemudian menutup pintu dan langsung bertatapan dengan mark yang sudah berdiri di sana sejak tadi. Haechan tersenyum kecil. Melangkah mendekati kursi yang ada di depan ruang rawat jeno, ia dudukan tubuhnya di ikuti mark yang hanya diam.
"Kenapa tidak masuk?." Tanya haechan, tangan kecilnya saling bertautan guna menghilangi kegugupan yang menyerang, karena sungguh ia merasa takut dengan mark.
Saat mark melukai jeno tadi haechan bisa melihat mark terlihat jauh berbeda dengan saat ini. Mark beberapa saat yang lalu sungguh menyeramkan dan berbahaya membuatnya merasa waspada. Meski mengenal mark sudah enam tahun tapi haechan rasa ia sama sekali tidak mengenal mark secara baik.
Mark terlihat transparan, sulit untuk di kenal.
"Aku tidak ingin melihat mommy marah, itu mengganggu ku." Ucapnya tenang, mulai memejamkan matanya dan bersandar pada tembok di belakangnya.
Mengangguk. Haechan menengok pada mark "kau harus meminta maaf pada aunty taeyong."
"Aku tidak melukai mommy."
"Tapi kau membuatnya sedih." Mata setajam elang itu kembali terbuka, menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong. "Begitu?."
Haechan tahu mark tidak sebodoh itu untuk tidak tahu jika mommy kecewa. Namun alih alih beranjak untuk masuk kedalam ruangan jeno. Mark malah kembali memejamkan mata membuat haechan ingin sekali memukul wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
mommy《jaeyong》END
Romance[hurt] [romance] cerita selesai mark menangis. ia menangis dalam keheningan malam di rumah besar keluarga jung, suara isak dari balik pintu yang ada di depannya. ia benci kenyataan yang sangat pahit untuk anak seusianya. "berhenti jeno! ku bilang b...