benci

8.2K 618 40
                                    

DENGAN langkah tergopoh anak kecil berusia sekitar 12 tahun itu berlari ke depan kamar orang tuanya, mark menatap pilu pintu kamar itu, ia ingin masuk, memeluk mommy yang sangat ia cintai saat ini, tapi sungguh mark tidak berani barang meraih gagang pintu di depannya.

mark cukup takut untuk membuka pintu itu, bukan karena ia tega mendengar isakan tangis mommy-nya di dalam sana, ia takut akan mendapat pukulan dari daddy-nya, ya mark takut sekali karena ia sudah pernah mendapatkan pukulan keras di rahangnya.


itu sangat sakit bahkan rasanya giginya yang baru berganti ingin terlepas. mata tajam mark pilu menatap pintu kayu di depannya. maaf kan mark mommy, ucapnya dalam hati.


ia benci kehidupannya yang berubah 80° dari sebelumnya, kebahagian yang sempat mark rasakan bersama jeno kandas begitu saja entah apa sebabnya.


mommy yang selalu tersenyum pun banyak berubah, tapi taeyong tidak pernah luput dari tanggung jawabnya pada dua putra tampannya.

mark menangis, ia menangis saat mommynya di dalam sana semakin terisak dengan suara pukulan cukup keras, mark tahu apa yang terjadi di dalam sana. taeyong sedang di pukul oleh jaehyun, ayah kandung mark.

"aku sangat membenci daddy"


..



jeno berlari dengan ceria menuju meja makan, disana sudah ada jaehyun yang sedang meminum kopi paginya dan taeyong yang sibuk dengan peralatan dapurnya.


"daddyyy!" jaehyun menggeser kursi yang ia duduki hingga membuat decitan antara kayu dan kramik. membuat taeyong menoleh pada suaminya.


jaehyun pergi begitu saja dari sana tanpa membuka satu katapun, senyum jeno luntur begitu saja ketika melihat jaehyun pergi tanpa menyapanya seperti dulu.


"jeno cepat duduk biar kita sarapan bersama oke?" taeyong meletakan satu piring daging sapi yang sehabis ia masak, lalu mendekat pada jeno yang terlihat cemberut.


"jeno ingin makan dengan daddy mom" taeyong tersenyum, ia mengusap pipi mulus putra bungsunya dengan lembut, jeno rindu kasih sayang ayahnya taeyong tahu itu.


"daddy sedang tidak mood sayang, lain kali saja dengan daddy ya?"


"tidak mau!!" jeno menghentakan kakinya ke lantai, ia merajuk saat ini, bersamaan dengan itu mark mendekat setelah tiba di dapur dengan seragam sekolahnya yang telah rapi.


"ini masih pagi jeno, jangan merepotkan mommy" mark berdiri tepat di hadapan dua orang itu.


"jeno hanya ingin bersama daddy hyung!"


"jeno!" mark ikut berteriak ketika jeno berteriak padanya, sementara taeyong mendengus kasar lalu mengusap puncak kepala kedua anaknya.


"jeno mark jangan bertengkar ini masih pagi. ayo makan lalu mommy antar kalian ke sekolah"



taeyong tidak tau kenapa mark sangat tidak suka ketika jeno membahas jaehyun, taeyong maklum jika itu mark lakukan karena ia marah pada jaehyun karena beberapa hari yang lalu mendapat pukulan keras tepat di wajahnya.


pagi ini mereka sarapan seperti hari sebelumnya, hanya bertiga tanpa sosok kepala keluarga di antara mereka.



taeyong tidak tahu kenapa akhir-akhir ini jaehyun berubah drastis padanya dan juga anak mereka, jika orang bilang jaehyun adalah peria yang di idamkan untuk jadi soarang kepala keluarga, itu salah. jaehyun tidak seperti yang mereka lihat, mungkin beberapa bulan yang lalu jaehyun bersikap persis seorang ayah dan suami yang di idamkan, tapi saat ini tidak lagi.



taeyong mencengkeram ujung baju yang ia kenakan, pulang sehabis mengantar mark dan jeno ia sepertinya mendapat kejutan di dalam rumahnya.


di ruang tamu jaehyun sedang mencium seorang perempuan cantik, jadi ini sebab jaehyun berubah?.


air mata lolos dari pelupuk mata indahnya. sakit sekali sungguh, taeyong tidak pernah berpikir jika jaehyun akan berselingkuh di belakangnya, ia pikir jaehyun berubah karena sedang punya masalah di kantor.


"jaehyunie" suara lemah taeyong menghentikan ciuman panas di depan sana, jaehyun melepas ciumannya lalu melirik taeyong yang berada di depan pintu, jaehyun mendesis beranjak dari tempatnya lalu menghampiri taeyong.


tamparan keras mendarat tepat di pipi mulus peria manis di sana, taeyong meringis, belum sempat ia membuka suara tangannya terlebih dahulu di tarik menjauh dari ruangan itu.


taeyong terjatuh ke lantai, ia kembalik mendapat tamparan yang jauh lebih keras dari sebelumnya, taeyong menangis, ia tidak bisa menutupinya karena sungguh ini sangat sakit.


"berhenti ku mohon berheti jaehyun ini sakit sekali!"


tangan besar jaehyun menjabak rambut sehalus sutra milik peria manis yang bersimpuh di hadapannya, mulutnya mendesis sebelum mendorong wajah manis itu.


"ck sialan" jaehyun berbalik ingin keluar dari kamar namun suara taeyong menghentikan langkahnya.


"kau selingkuh jaehyun? tapi kenapa? kau punya aku mark dan jeno, kenapa kau lakukan ini?"


"aku tidak membutuhkan peria cacat seperti mu lee taeyong! aku seharusnya tidak menikahi mu!! kau peria cacat yang bisa mengandung. ck memalukan"


taeyong terhenyak, kenapa jaehyun mengatainya sekarang? sungguh ini bukan jaehyun beberapa bulan yang lalu, bukan kah jaehyun tidak pernah mengatainya cacat bahkan bermain fisik, tapi sekarang?.


"kau bukan jaehyun" suara lemah taeyong membuat jaehyun terkekeh, berbalik kembali menjambak rambut lembut milik isteri manisnya.


"aku muak dengan mu! bawa anak sialan mu itu pergi dari sini!! kau menjijikan sungguh, aku sudah tidak membutuhkan mu dan juga anak sialanmu!."


tangis taeyong semakin pecah, bahkan ia merasa sangat sulit bernafas, jaehyun tidak berniat sedikit pun menghentikannya yang kini menangis bahkan peria itu memilih pergi dari kamar meninggalkan si manis di kamar mereka.


taeyong ingin mengejar jaehyun, ia ingin memastikan bahwa yang di katakan jaehyun itu tidak benar, jaehyun pasti sedang punya masalah atau sedang bosan dengannya, tapi lututnya bahkan bergetar. kakinya susah untuk berpijak, ia terlalu terkejut dengan perkataan jaehyun.


apakah yang jaehyun katakan itu benar? apakah ia harus pergi dari sini?. ia tidak ingin pergi sungguh, taeyong sangat mencintai jaehyun, tapi peria itu memintanya pergi dari sini dan membawa anak mereka dari rumah ini.


taeyong berusaha bangkit lalu membuka lemari, meraih pakaiannya asal, memasukanya ke dalam koper tanpa peduli pakaian apa saja yang ia masukan sekarang.

setelah selesai mengemas pakaiannya mark dan jeno taeyong membawa koper itu keluar dari rumah yang bisa di bilang mewah ini, sudah tidak ada jaehyun di sana, sepertinya peria itu sudah pergi bersama wanita simpanannya.


air mata kembali membasahi pipi mulusnya, sungguh tidak adakah niat jaehyun untuk menahannya pergi?. baiklah sudah ia putuskan untuk pergi dari sini, dan melupakan jaehyun untuk selamanya, sepertinya peria itu tidak membutuhkannya dan juga buah hati mereka.


"ku pikir keluarga kecil kita sudah sempurna, tapi... ternyata aku salah."







typo berhamburan😂

TBC

mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang