6 years later
"Mommy!." Anak kecil berusia 6 tahun berlari kearah taeyong dengan Teddy bear di pelukannya, anak kecil itu segera melepaskan Teddy bear yang ia bawa, memeluk lutut taeyong dengan erat.
"Kenapa sayang?." Taeyong yang tadi sibuk merangkai bunga kini perhatiannya teralihkan pada anak kecil yang memeluk kakinya. "Di mana sungchan hyung?." Taeyong mengangkat tubuh kecil itu, mendudukannya di atas meja tempat taeyong merangkai bunga, tidak lupa pula mengambil Teddy bear yang tergeletak di lantai dan meletakannya di tempat lain.
"Sungcahn hyung belsama jeno hyung." Bibir tipis itu melengkung sedih, karena ia di tinggal bermain dan tidak tahu harus melakukan apa.
"Kenapa tidak ikut bermain bersama hyung?." Taeyong terkekeh, mencubit kegamas pipi si kecil.
"Gyu ingin belsama mommy saja, tidak asik belmain belsama jeno h—hyun." Taeyong mengangguk, mengusap sayang pipi berisi anak kecil yang masih duduk di atas meja.
"Kalau begitu beomgyu bantu mommy merangkai bunga bagaimana?." Anak kecil bernama beomgyu itu mengangguk senang, menggerakan kakinya lucu meminta agar taeyong menurunkannya dari atas meja.
"Bial—bialkan gyu mengambil bunga pilihan mommy." Taeyong kembali mencubit pipi itu karena merasa gemas, ia menurunkan tubuh kecil beomgyu. "Mommy ingin bunga yan mana?." Tangan taeyong menunjuk bunga di dekat pintu.
"Tolong lily putihnya." Mendengar itu beomgyu segera mengangguk dan bergerak mengambil bunga, kaki kecilnya meloncat loncat senang dengan senandung riang menyanyikan lagu yang akhir akhir ini sering ia nyanyikan bersama taeyong sebelum tidur.
Beomgyu kembali dengan beberapa tangkai bunga lily putih di tangannya kecil, memberikan bunga itu pada mommnya lalu kembali merentangkan tangan. Meminta agar kembali ketempat duduknya tadi, taeyong tertawa lalu segera mengangkat tubuh kecil beomgyu.
"Mom." Beomgyu memperhatikan tangan lincah taeyong yang mulai merangkai bunga lily menjadi sebuah buket bunga cantik.
"Iya sayang?."
"Apa a— al— alti bunga lily?." Beomgyu berbeda dengan sungchan yang bisa berbicara dengan sempurna, beomgyu masih cadel dan terkadang salah mengucapkan sesuatu, mereka kembar hanya saja beomgyu sedikit berbeda dari kaka kembarnya.
Bisa di katakan beomgyu sedikit lambat berkembang, tapi ia masih anak yang pintar dan membuat taeyong bangga di usia 6 tahunnya.
"Bunga lily putih melambangkan kesucian, kemurnian, simpatik dan kehidupan yang baru." Taeyong mencium pipi gembil beomgyu gemas, anak berusia 6 tahun ini memiliki rasa penasaran yang cukup besar. Tidak heran karena jeno dan mark juga seperti itu sewaktu di usia beomgyu.
Tapi sungchan tidak, anak ke tiga dari 4 bersaudara itu lebih pendiam dan tidak banyak bicara, memiliki rasa penasaran yang besar tapi memilih untuk mencari tahu sendiri di banding bertanya pada taeyong.
"Hidup b—balu balu sepelti apa mommy?."
"Hm seperti apa ya?." Taeyong kembali sibuk pada bunganya, ngomong-ngomong tentang bunga ia membangun usaha toko bunga karena saran mark dulu. sebelum kedua anak kembarnya lahir usaha ini sudah berjalan. Taeyong membangun toko kecil di depan rumahnya yang langsung terhubung kerumah yang ia tempati beserta keempat anaknya.
Tentu hasilnya cukup besar hingga ia tidak merasa kekurangan untuk memenuhi kebutuhan keempat anaknya. Setidaknya apa yang mereka inginkan taeyong masih bisa memenuhinya, mark dan jeno juga selalu membantu.
![](https://img.wattpad.com/cover/245417496-288-k521103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mommy《jaeyong》END
Romance[hurt] [romance] cerita selesai mark menangis. ia menangis dalam keheningan malam di rumah besar keluarga jung, suara isak dari balik pintu yang ada di depannya. ia benci kenyataan yang sangat pahit untuk anak seusianya. "berhenti jeno! ku bilang b...