"Aku merindukan mu taeyong, aku... Aku sangat merindukan mu sayang."
"J—jaehyun apa yang kau lakukan." Taeyong bergerak melepaskan tangan jaehyun, namun usahanya sia-sia karena peria itu tidak bergerak barang sejengkalpun. Taeyong manatap was-was pintu yang menuju pada rumahnya.
Sungguh ia takut jika anak anaknya melihat ini terlebih mark, di pastikan anak itu akan meledak nantinya.
"Lepas!." Titah taeyong, namun jaehyun sepertinya tuli sekarang ini.
Pria itu malah membenamkan wajahnya di perpotongan leher taeyong, menghirup rakus aroma tubuh si manis dan sungguh itu membuat taeyong bergetar. Tubuhnya seperti tersengat listrik.
"Kau masih sangat sensitif sayang." Jaehyun berbisik di ceruk leher taeyong, tidak ada niat menjauh dari tubuh kecil itu.
Jaehyun merindukannya, merindukan taeyong melebihi apapun. Ia ingin kenangan manis di masa lalu bisa terulang kembali, jaehyun ingin memperbaiki semuanya, menjaga anak anaknya dan membahagiakan keluarganya dengan usahanya. Jaehyun ingin menebus kesalahan yang pernah ia lakukan.
Dan ia harap satu kali saja taeyong mau memberinya kesempatan.
Karena demi apapun jaehyun menginginkan pria manis itu kembali dalam pelukannya.
"Lepas jaehyun." Ia menggeleng menolak keinginan taeyong. Tidak akan jadi masalah karena di sini posisi jaehyun masih sebagai suami, mereka belum bercerai. "Ini pelecehan." Kata taeyong lirih.
Pelechan? Bahkan mereka masih sepasang suami isteri. Mengingatnya membuat jaehyun tertawa kecil, taeyong masih miliknya tentu saja.
"Kau masih isteriku jika kau lupa." Pelukan itu semakin erat, jaehyun bergerak mencium kulit leher hingga rahang si manis membuat tubuh yang lebih kecil bergetar.
"Kau masih sama sayang, apa kau tidak merindukanku?." Taeyong ingin menangis saja sekarang, tubuh bergetarnya menatap takut kearah pintu. Bagaimana jika mark datang.
Sudah di pastikan jika jaehyun akan di hajar habis habisan dan taeyong tidak ingin itu terjadi.
"Jae—"
"Hm?." Jaehyun masih setia pada kegiatannya mencium rahang taeyong, melepas rindu yang membelenggunya beberapa tahun ini.
Karena hanya dengan melihat pria cantik itu, sukses buat jaehyun gelisah. Ia merasa tidak puas hanya dengan memandangi taeyong, sedari awal ingin sekali jaehyun memeluk taeyong seperti ini tapi ia tidak pernah punya kesempatan.
Dan kali ini selagi ada kesempatan berdua jaehyun tentu tidak menyia-nyiakannya.
"Lepas tanganmu, ayo bicara" mendengus jaehyun melepaskan tubuh itu dengan paksa, karena ia masih belum puas memeluk taeyong. Dengan gerakan cepat taeyong langsung menyingkir.
Si manis berjalan lebih dulu menuju tempat duduk yang kemarin ia tempati bersama jaehyun dan anak kembar mereka. Jaehyun bergerak menyusul duduk di depan taeyong.
Keadaan hening, tidak ada yang mau berbicara lebih dulu terlebih taeyong. Karena ia tidak tahu apa yang harus mereka bahas.
"Taeyong." Panggil jaehyun, tangan pria itu meraih jari mungil si manis dalam genggaman tangannya. "Aku tau kau masih marah padaku, jadi biarkan aku menebus semua kesalahan ku yongie. Biarkan aku memperbaiki keluarga kita, ku mohon" ucap jaehyun sungguh sungguh.
Taeyong hanya terdiam menatap tangannya yang ada di genggaman jaehyun, ia tidak tau harus bagaimana. Yang jaehyun ucapkan tidak bisa ia terima begitu saja tanpa membicarkannya dengan mark, meski ia ingin jaehyun menebus kesalahannya dan memperbaiki rumah tangga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
mommy《jaeyong》END
Romance[hurt] [romance] cerita selesai mark menangis. ia menangis dalam keheningan malam di rumah besar keluarga jung, suara isak dari balik pintu yang ada di depannya. ia benci kenyataan yang sangat pahit untuk anak seusianya. "berhenti jeno! ku bilang b...