chance2

4.8K 520 53
                                    

Happy reading

DI sini lah jaehyun sekarang berdri, di depan toko milik taeyong. Dari luar ia bisa melihat lelaki cantiknya itu sibuk merangkai bunga di temani si kembar sungchan dan beomgyu.

Jangan di tanya di mana mark dan jeno, kedua bocah itu sudah pergi sedari tadi entah kemana, dan entah apa yang jeno lakukan pada mark. Jaehyun masuk kedalam toko bunga itu membuat taeyong tersenyum dan langsung menoleh kearah pintu.

Senyum pria cantik itu luntur seketika melihat jaehyun berdiri di sana. Pria jung itu berjalan mendekat. "Yongie."

"Ada yang bisa ku bantu?." Jaehyun tidak suka jika taeyong bersikap acuh seperti ini, tidak tahukah pria cantik itu ia merasa sakit hati?.

"Aku ingin berbicara padamu." Jaehyun berdiri di depan meja tempat taeyong merangkai bunga. "Tolong beri aku satu kesempatan." Taeyong menghela nafas.

"Tidak, silahkan pergi." Taeyong kembali sibuk pada kegiatannya mengabaikan jaehyun.

"Mommy c-cu-cu beomgyu bis." Taeyong melihat kearah kotak susu beomgyu, bocah itu memberikan kotak kosong itu pada taeyong. Sungchan sedang sibuk dengan mainan robot di tangannya, kedua bocah itu duduk tenang di atas meja.

"Mereka anak ku?." Tanya jaehyun seketika, taeyong mematung menatap jaehyun tidak suka.

"Di banding kau berbicara omong kosong lebih baik pergi dari sini." Jaehyun tersenyum kecil, mengusap puncak kepala sungchan dengan pelan sontak membuat bocah yang sibuk dengan mainannya itu langsung beralih pada jaehyun.

"Aku daddy kalian." Ucapan jaehyun membuat dua anak kecil di sana menatapnya lekat, lalu si bungsu berbicara lebih dulu.

"Kata malk hyun daddy mati." Jaehyun maupun taeyong terkejut mendengarnya. Pantas saja selama enam tahun beomgyu maupun sungchan tidak pernah menyinggung itu. "kami hal-lus diam dan tidak beltanya." Lanjutnya.

Sungchan meletakan mainannya, beralih meringsut mendekati jaehyun. "Benarkah?." Tanya bocah itu polos, taeyong menarik nafas dalam beralih mengusap rambut beomgyu.

"Sungchan dan beomgyu belum makan siang kan? Ayo kita makan."

"Tidak mau, mommy benarkah?." Sungchan kembali bersuara, bocah itu terlihat antusis. Selama ini taeyong tidak pernah mendapatkan binar seterang itu dari mata sungchan.

Bocah pendiam itu terlihat sangat senang membuat taeyong tidak tega untuk mengatakan tidak, dengan perlahan ia mengangguk dengan senyum terpaksa.

Taeyong merasa ingin menangis, kedua anaknya ini pasti sangat merindukan daddy mereka meski tidak pernah menanyakan daddy merka.

Jika saja mark tidak melarang, di pastikan kedua anak kecil itu pasti akan merecokinya setiap hari, untuk menanyakan jaehyun dan segala macam hal.

Sungchan beralih menatap jaehyun dengan binar di matanya yang tidak luntur. "Daddy." Panggil bocah itu kaku.

"D-daddy?!." Beomgyu bergerak mendekati jaehyun mengikuti sungchan, mereka berada di ujung meja. Beomgyu merentangkan tangan kearah jaehyun meminta peria besar itu menggendongnya. "gyu puna daddy!!." Jaehyun terkekeh gemas, segera menggendong bocah enam tahun itu.

Perlahan kedua orang dewasa di sana mulai menangis dalam diam, taeyong segera mamalingkan wajahnya tidak ingin memperlihatkan pipi basahnya.

Rasa bersalah menggerogoti hatinya, mengingat kedua anak itu tumbuh tanpa sedikitpun pernah merasa kasih sayang jaehyun bahkan sedari mereka di dalam kandungan.

Taeyong terisak, jaehyun bisa dengan jelas melihat punggung bergetar itu. "Maafkan daddy baru menemui kalian." Jaehyun mengusap puncak kepala sungchan dengan lembut.

mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang