"Perasaan mark pada mommy tidak benar, biarkan mark pergi sementara waktu."
Tidak ada lagi yang berbica setelah itu. Jaehyun tengah sibuk dengan pikirannya sendiri tentang ucapan mark beberapa menit yang lalu.
Dirinya cukup terkejut dengan pernyataan mark. Putranya memiliki perasaan terlarang. Jaehyun mengutuk dirinya sendiri, sebab mark seperti ini pasti karena kesalahannya.
"Daddy tidak marah?." Orangtua mana tak marah?. Jaehyun jelas marah dan merasa kecewa tapi semua ia tujukan pada dirinya sendiri. Jika saja ia ikut membesarkan mark, melihat anaknya tumbuh selama enam tahun ini, Memberikan kasih sayang yang berlimpah, sesuatu yang tabu seperti ini tak akan terjadi.
Semua karena kesalahannya sendiri bagaimana jaehyun bisa marah pada mark. "Bagaimana daddy bisa marah mark? Semua yang terjadi karena kelalaian daddy sendiri." Jaehyun menatap mark, mengusap surai gelap itu.
"Maafkan daddy atas semua yang terjadi. Apapun keputusanmu daddy akan menghargainya, setidaknya kau bisa memaafkan daddy." Mark meringsut mendekati jaehyun. Memeluk sosok yang enam tahun tidak perlah lagi ia temui itu, mereka saling memeluk menyalurkan rindu.
Sudah lama tak seperti ini. Bahkan mark lupa bagaimana rasa pelukan jaehyun, rasa kecewa dan beci yang masih bercokol ia kesampingkan semua itu saat ini. Membiarkan tubuhnya berlabuh di pelukan jaehyun.
Pikirannya kacau. Ia memang menyukai taeyong; mommynya sendiri. Karena itu mark ingin pergi, agar perasaan gilanya itu lenyap karena jarak yang akan menghalangi. Memberi jaehyun; daddynya kesempatan ia harap bukan kesalahan.
Mark ingin keinginan jeno terwujud, setidaknya ini cara mark mambalas apa yang sudah ia lakukan pada jeno. Mark harap ini sudah lebih dari cukup untuk menebus kesalahannya. Ia juga ingin jaehyun menjaga taeyong ketika ia pergi untuk menghapus rasanya.
Dan mark yakin keputusannya untuk tidak egois kali ini adalah hal yang paling tepat. Meski masih ada rasa tidak rela, ia mengubur semua itu. Meyakin dirinya jika ini adalah hal yang paling tepat.
Benar. Manusia di beri satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Dan mark belum melakukannya untuk jaehyun
"Jangan sakiti mommy lagi." Tersenyum lembut, mengangguk untuk meyakin mark jika ia tidak akan lagi melukai taeyong , jaehyun usak rambut mark sebelum akhirnya menarik tangan menjauh dari atas kepala si sulung. "Mark ingin daddy mengirimku ke canada minggu ini."
Jaehyun menghela nafas, kenapa mark ingin pergi secepat itu? Bahkan masih ada banyak waktu untuk berangkat ke canada.
"Kenapa secepat itu?." Yang lebih muda melepas pelukan terlebih dahulu. Kembali pada posisi semulanya. "Karena ingin."
"Kau bisa berangkat setelah kita pulang ke korea." Mark menggeleng cepat menolak berkali kali ajakan itu. Sudah ia putuskan sedari tadi malam, semua keputusan yang ia ambil kali ini tidak ada keraguan.
Mark ingin secepatnya pergi. "Tolong." Tatapan memohon itu membuat jaehyun melemah. Ia mengangguk tidak bisa kembali menolak kehendak mark, apapun keputusan mark jaehyun akan mendukung nya kali ini.
"Baiklah." jaehyun menggerakan dagunya menunjuk tangan mark yang bertumpu di atas lutut, ia sudah sedari tadi mencuri pandang kesana. "Kenapa tanganmu?."
Bergerak gelisah, mark mengepalkan tangannya lalu menyembunyikannya di belakang tubuh. Menggeleng kecil tak mau berbicara lebih, ia berdiri, merasa cukup berbicara kali ini dengan jaehyun.
"Daddy harus menjenguk jeno." Katanya kemudian lekas masuk kedalam toko dan mengunci pintu, tidak membiarkan jaehyun masuk dan bertanya lebih banyak. Mark sejujurnya masih sangat merasa canggung pada jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
mommy《jaeyong》END
Romantik[hurt] [romance] cerita selesai mark menangis. ia menangis dalam keheningan malam di rumah besar keluarga jung, suara isak dari balik pintu yang ada di depannya. ia benci kenyataan yang sangat pahit untuk anak seusianya. "berhenti jeno! ku bilang b...