jeno

4.9K 540 16
                                    

KEDUA anak laki-laki berbeda umur itu beriringan menuruni tangga, duduk di kursi masing-masing, jeno bergerak meraih gelas yang di isi penuh dengan susu coklat. Meneguknya hingga tersisa separu.

"Siap sekolah?." Taeyong meletakan tiga buah piring yang di isi masing-masing dua sandwich.

"Siap mom." Jawab mark dengan mulut penuhnya, jeno hanya mengangguk. Si kecil terlihat sibuk dengan sarapannya. Taeyong berjongkok di samping jeno, sedikit membenarkan kerah seragam anak bungsunya itu yang terlihat kurang rapi.


"Jeno siap?" Jeno tersenyum, mengacungkan jari jempol di hadapan taeyong tanpa menjawab karena mulutnya yang penuh, taeyong yang melihat itu tertawa kecil lalu mencubit pipi jeno gemas "tampan sekali anak mommy."

Mendengar pujian dari sang mommy jeno segera menelan sandwich di mulutnya, senyumnya semakin terlihat lebar.


"Ughh jung jeno memang tampan seperti daddy mom." Entah sadar atau tidak mark mebanting gelas di tangannya, membuat pecahan gelas berserakan di mana-mana. Taeyong tekejut melihat pecahan gelas yang berserakan di dekat meja makan. Mata tajam putra sulungnya itu menatap tajam jeno yang terlihat takut dengan tingkah hyungnya.


"Mark kau tidak baik bersikap seperti itu." Tegur taeyong. "Jeno jadi takut."

"Aku juga takut setiap kali dia menyebut pria itu." Suara datar itu membuat taeyong memejamkan mata, semakin hari sikap mark semakin dingin apalagi jika nama yang tidak ia suka di sebut.

Mark meraih tasnya, beranjak dari meja makan. Padahal sarapannya belum selesai tapi moodnya terlanjur hancur karena jeno.

"Hyung." Jeno memangil mark dengan suara takutnya, membuat mark menghentikan langkahnya tanpa berniat menoleh kebelakang.

"Kau lupa kata-kata ku?" Suara dingin itu mendesis. "Kau itu bukan jung kau itu lee jeno, dan berhenti memujinya aku muak." Setelah mengatakan itu mark beranjak pergi, mungkin ia akan menunggu mommy dan adiknya di halaman.

Ada sedikit rasa bersalah menyerang mark karena memecahkan gelas dan membuat mommynya harus repot bebereskan semuanya, namun sekali lagi mark tidak dalam mood yang baik jadi ia lebih memilih abai.


Taeyong tidak mampu berkata-kata saat suara dingin mark di lontarkan, anak berusia 12 tahun itu terlihat mengerikan ketika marah padahal mark hanya anak kecil yang beranjak remaja. Tapi mark begitu mengintimidasi, anak kecil itu benar benar seperti jaehyun.

Ketika mark membenci ayahnya sendiri apa ia tidak sadar semua prilakunya menurun dari jaehyun, taeyong sudah memperhatikan itu sejak lama.

Taeyong mengusap ujung mata jeno yang sudah basah karena menangis, terlihat jelas anaknya yang satu ini sangat ketakutan dengan sikap mark yang kelewat berlebihan.

"Jangan takut, hyungmu hanya dalam mood yang buruk." Taeyong tersenyum kecil menenangkan putra bungsunya.

"Kenapa mark hyung begitu tidak menyukai daddy?." Mendengar pertanyaan itu membuat taeyong terdiam tidak tahu ingin menjawab apa, ia menarik nafas kecil kembali ngengusap ujung mata jeno.


"Entahlah mommy juga tidak tau." Taeyong melihat piring jeno dan mark yang masih tersisa masing masing satu sandwich, sementara piringnya masih terisi dua yang tidak sempat ia sentuh.


Taeyong berdiri, mengambil kotak bekal yang sudah di isi sandwich di sana, sepertinya ia tidak bisa sarapan pagi ini dan jeno tidak bisa melanjutkan sarapannya. Jam sudah menunjukan tepat di angka 7, sebentar lagi jam belajar sekolah akan di mulai, ia tidak mau kedua anak terlambat.


mommy《jaeyong》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang