- Aneh
"Nak? NAKA?!"
"Hah apa kenapa, Kal?"
Kala menghembuskan napas panjang, jadi dari tadi ia berbicara panjang lebar tapi Naka tidak mendengarkannya? Haish, menyebalkan sekali. Kala jadi kehilangan nafsu makannya.
Mereka kini tengah berada di lapak tukang bubur yang jaraknya lumayan dekat dari sekolah. Jam masuk masih lama jadi Kala minta ditemani makan. Tujuan lainnya sekaligus melepas rindu, akhir-akhir ini mereka susah bertemu karna alasan-alasan kecil.
"Eh ke mana, Kal?"
"Sekolah lah."
Naka meminum tehnya dulu sebelum ikut mengekori pacarnya. Tampaknya mood Kala jadi jelek, Naka merasa bersalah mengabaikan pacarnya. Yang ada di pikiran cowok itu hanya kata-kata ibunya yang begitu menusuk. Naka ingin mengabaikan rentetan kalimat itu, tapi rasanya begitu sulit.
"Kal, tunggu." Naka berusaha menyamakan langkahnya dengan Kala.
"Kala?"
Tak ada sahutan, Kala tetap diam sambil menatap jalanan lurus ke depan. Mengabaikan orang di sampingnya seakan tak ada siapa-siapa. Tak salah kan? Naka juga mengabaikannya tadi.
"Kala?
"Kalandra?"
Kala mengehentikan langkah, lalu menatap Naka jengah. "Apa sih, Nak?"
Sebenarnya Hanaka ini kenapa? Sejak tadi hanya memanggil-manggil tapi tak ada terusannya. Aneh sekali. Pikir Kala.
"Enggak, nggakpapa."
Kan, begitu lagi.
*****
- Kenapa?[roomchat Naka]
Juna
|Kenapa lo?
Hah?|
|Napa lo ngelamun aja
Gue bingung Jun|
|Bingung kenapa?
Ibu gue|
Kayaknya mulai curiga gue ada apa-apa sama Kala||Lah kan emang ada apa-apa
Jun ... lo ngerti lah maksud gue|
|Hah..
|Akhirnya lo sampe di fase ini jugaGue harus gimana Jun?|
Makin lama gue bisa makin jauh sama Kala||Ya lo maunya gimana?
Mana mungkin lah gue bilang yang sebenernya ke ibu gue|
Takut ibu gue kenapa-napa nanti||Terus lo ada pilihan lain?
|Lo juga nggak mungkin terus nyembunyiin ini semuaApa gue akhirin aja sampe di sini?|
|Ya terusin
|Terusin nyerahnya
|Belom aja Kala gue embat*****
- Harus Ngomong
[roomchat Kala]
Pacar
Pulang sekolah gue tunggu di parkiran|
|Mau ke mana Kal?
|Gue harus kerjaSekali aja kosongin jadwal lo|
Kita harus ngomong||Iya
*****
- Mau berjuang?
Meninggalkan gerbang sekolah, mereka pergi ke tempat-tempat yang wajar untuk nongkrongnya anak remaja. Dari tempat makan, taman hiburan, lalu yang terakhir cat cafe.
Kala salah, dia pikir dengan bersenang-senang begini Naka mau bicara. Nyatanya tidak.
"Berhenti di depan."
Naka menurut, menghentikan laju motornya di tikungan jalan yang sepi pengendara. Hari sudah malam, mungkin sekitar pukul sembilan, entah Naka tak memperhatikan jam.
Turun dari motor, Kala menarik Naka untuk duduk di trotoar. Di bawah lampu jalan yang hanya bersinar remang.
"Kenapa?" Kala bertanya.
"Kenapa gimana?" Naka balik bertanya tanpa semangat bicara.
Kala menghembuskan napas panjang. "Lo capek, ya?"
Naka tau ke mana arah pembicaraan Kala. Hanya saja dia bingung bagaimana menjawabnya. Bagaimana ia memulai serta bagaimana respon Kala nantinya membuat Naka cemas.
"Kal, maafin gue," ucap Naka sambil menatap lawan bicaranya.
Kala membuang muka ke lain arah. Perasaannya campur aduk. Dia marah kesal, tapi yang paling parah hatinya begitu sakit. Bukan kata maaf yang Kala harapkan. Dan kalian harus tahu Kala begitu membenci kata maaf.
Naka meraih jemari kekasihnya. "Kala, dengerin gue. Gue nggak akan nyerah sama kita. Gue cuma— gu–gue."
Naka tak bisa melanjutkan kalimatnya. Ia hanya tertunduk lesu memandangi jari-jari kecil Kala. Kira-kira ia bisa menggenggamnya sampai kapan?
Namun Kala bukan tipe orang yang egois. Ia akan mencoba memahami Naka, ia belum menyerah. Mungkin jika Kalau yang berada di posisi Naka, ia akan merasakan hal yang sama.
Kala menarik bahu Naka ke dalam dekapannya. Dagu Naka bertumpu di pundak Kala. Dan air mata mulai mengalir dengan sendirinya. Tangis yang Naka pendam sejak lama, dan hanya di depan Kala ia bisa menumpahkannya.
"Gue sayang banget sama lo, Kal, banget."
"Iya, gue tahu," balas Kala sambil menepuk-nepuk pelan punggung kekasihnya.
Mereka harap semesta bisa meluangkan waktu seperti ini lebih lama. Di mana tak ada sepasang netra lain yang memandang benci. Hanya ada mereka yang mencari arti lain dari cinta.
Pelukan mereka terlepas. Kala mendekatkan wajahnya pada Naka, menghapus jejak air mata dan diakhiri kecupan singkat di bibir cowok itu.
"Jadi, bagi beban lo sama gue ya? Jangan gini."
Akhirnya Naka bercerita. Semuanya. Resahnya, takutnya, dan segala kemungkinan yang berlalu lalang di pikirannya.
Sepanjang cerita, Kala tak melepaskan tautan tangannya. Mereka seperti menyalurkan segala rasa, dari awal memang mereka sudah bertekad akan memikulnya bersama-sama. Tak ada yang boleh berjuang sendirian.
Kisah ini tidak mudah, tapi menyerah bukan jalan satu-satunya.
"Mau berjuang?"
"Gue bakal perjuangin lo sampe ke ujung dunia sekalipun, Kal."
*****
Maaf baru update, kemarin sempet drop hehe. Anhway kalian jangan suka begadang ya, apalagi yang punya anemia kayak aku wkwk :")
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me ✔ | hyunlix lokal au
FanfictionTentang mereka yang saling menguatkan dalam ikatan terlarang. hyunlix lokal au ⚠️ - bxb - harsh word - bahasa semi baku - ini cuma fiksi. start : 25/06/2021 finish :