#34

276 50 2
                                    

- Main

[roomchat Kala]

Papa

|Kala, papa ke kantor ya nak
|Kamu masih pules nggak tega mau bangunin
|Sarapan udah papa siapin, papa juga taruh uang cash di meja buat kamu jajan
|Nanti papa datang lagi

Iya, Pa, makasih|
Papa kalau sibuk nggak perlu sering-sering ke kos aku kok|

|Nggakpapa Kal, kamu kan nggak mau tinggal sama papa

Nanti deh aku main ke rumah papa|
Boleh kan?|

|Boleh nak
|Papa seneng banget malahan

*****

- Pindah

[roomchat Kala]

Beban Keluarga
jihan, sena, you

Jihan
|Kala lo abis menang GA album apa gimana cerah amat tu muka

Sena
|Mesem mulu kayak orang kesambet lo

Gue udah baikan sama bokap gue|

Jihan
|Baikan gimana nih maksudnya?

Ya, baikan. Semua pertanyaan yang pengen gue tau udah dijawab semua. Gue juga udah bisa manggil papa|

Jihan
|Anjir, Kal, gue mau nangis masa
|Akhirnya bapak anak ini udah nggak kayak orang asing

Sena
|Jadi lo bakal tinggal sama bokap lo?

Kalau itu udah ditawarin dari dulu sih, cuma kayaknya gue masih perlu mikir-mikir|

Jihan
|Gue kalo jadi lo gak bakal mikir segala sih
|Langsung cuss pindah ke rumah gedongan

Sena
|Ayo pindah ke rumah gue, Ji

Jihan
|??dih

*****

- Sorry

[roomchat Kala]

Pacar

|Kal, sorry, lo pulang sendiri gakpapa kan ya?
|Gue mau cepet-cepet balik, Ibu bilang pengen dianter ke suatu tempat

Oh, iya, gakpapa elah|
Salam buat Tante Wendy|

*****

- Kerja Kelompok

Jihan sudah pulang dengan Sena. Kini tinggal Kala sendirian di parkiran. Biasanya ia selalu pulang dengan Naka, tapi kali ini tidak. Ah, Kala ini kenapa sih, sudah pastilah Naka akan memilih ibunya daripada dia.

"KALA!"

Cowok manis itu menoleh, pandangannya bertemu dengan wajah kesal Dita. Dengan kedua tangan berkacak di pinggang, gadis itu benar-benar siap hendak melontarkan amarah.

"Dicariin ke mana-mana malah di sini. Ayo ikut gue!"

"Hah? Ke mana?"

"Hah heh hoh, kerja kelompok anjir. Lo pikun apa gimana sih? Ini deadlinenya tinggal lusa, lo dari kemaren diajakin ntar sok ntar sok mulu."

Oh iya, Kala lupa. Kemarin ia sudah diajak Dita, tapi menolak karena ingin menemani Naka menjemput Wendy.

"Ya maaf, ya udah ayo di mana ngerjainnya?"

"Rumah Arkean."

Kala bingung kenapa Dita menjadikan rumah Arkean sebagai markas belajar kelompoknya? Apa mereka mau modus pacaran dan bukannya belajar?

Oh, ternyata awalnya mereka hendak ke rumah Dita. Namun tiba-tiba ada acara arisan maminya, jadi Arkean menawarkan untuk dikerjakan di rumahnya saja yang notabenenya sepi tak ada keramaian.

Tak hanya Kala dan Dita, ada juga teman Kala yang lain yaitu Lea, Kevin, juga Jay. Ini anggota kelompoknya ditentukan oleh guru mereka, kalau disuruh memilih sendiri pasti Kala sudah sama Jihan dan Sena.

"Heh kagak begitu anjir, Kala lo ajalah yang ngetik."

Lea mendorong tubuh bongsor Kevin dan menarik Kala untuk duduk di hadapan laptop.

"Ya maap gue kan gaptek," kata Kevin yang tidak mengerti cara mengoperasikan rumus-rumus excel dengan benar. Beda dengan Kala yang sudah menguasai segala jenis microsoft.

"Ini disatuin aja, Kal, biar rapi," kata Jay si anak perfeksionis. Pokoknya semua harus rapi, kalau berantakan dikit langsung sepet matanya.

Lain Lea, Kala, Kevin, juga Jay, Dita malah santai-santai bermain dengan batita lucu di pangkuannya. Itu adiknya Arkean. Tampaknya sudah nyaman sekali dengan Dita. Iyalah, bahkan Arkean dan Dita sudah seperti orang tuanya.

Bundanya Arkean itu bisniswoman, orang sibuk, pergi pulang pulang malam. Jadi mereka menyewa babysitter, tapi Arkean tetap yang paling andil mengurus adiknya, dibantu Dita yang memang penyuka anak kecil.

"Kal, gendong dong."

"Heh?"

Kala belum bilang iya, tapi Dita sudah menyerahkan bayi lucu itu, lalu buru-buru berlari ke toilet. Astaga, ini pertama kalinya Kala menggendong bayi, ia takut posisinya salah. Tapi tawa lucu bayi itu menghangatkan hati Kala. Membuatnya merasa lebih nyaman.

"Lucu banget, Tuhan. Mau gue bawa pulang," ucap Kala yang tentunya tak dimengerti oleh si bayi.

Kerja kelompoknya sudah berakhir, ini hanya tinggal Kala dan Dita, yang lain sudah pulang. Tadi Kala sudah mau pulang, tapi malah disuruh menggendong bayi.

"Eh?"

Gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abu itu terkejut mendapati orang asing ada di rumahnya, menggendong adiknya pula.

"Kakak siapa? Kok adik saya sama Kakak?" Gadis itu sudah berpikir yang tidak-tidak.

"Eh Yura Yura, ini temen mbak. Tadi mbak suruh gendong dedek bentar, kebelet mbak soalnya," jelas Dita yang baru datang sambil mengambil alih bayi lucu itu dari gendongan Kala.

"O–oh, maaf, Kak." Gadis itu menunduk sopan.

Ternyata dia adiknya Arkean juga. Usianya hanya terpaut dua tahun dari abangnya. Tapi dia sudah kelas 11 karena mengambil kelas akselerasi saat SMP.

"Iya, santai. Dit, gue balik ya."

Dita mengangguk kemudian berjalan masuk, hendak menidurkan si bayi yang mulai mengantuk.

"Eh, Kak."

"Ya?" Kala kembali menoleh.

"Bo–boleh kenalan? A–aku Yura, nama Kakak siapa?"

Aneh, mau berkenalan saja kenapa sampai gugup begitu?

"Gue Kala. Biasa aja kali, nggak usah gemeter gitu. Gue nggak gigit kok," canda Kala.

Rona merah menghiasi pipi Yura. Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

*****

You Make Me ✔ | hyunlix lokal au Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang