#26

290 52 1
                                    

- Apa Salah?

Kalian ingat, sebelum pingsan Aji hanya menghubungi Kala. Lalu, bagaimana Sena bisa datang ke rumahnya di saat yang tepat?

Jawabannya karena Sena memasang kamera pengintai di rumah Aji. Tentunya tanpa sepengetahuan penghuni rumah baik Aji maupun ayahnya.

Ada dua alasan Sena melakukan hal tersebut. Satu, jika suatu saat Aji ingin menyerah, Sena sudah mempunyai barang bukti untuk menghukum pria bejat yang selalu melakukan tindakan kekerasan terhadap putranya sendiri. Yang kedua, karena yang diingat Aji di saat-saat seperti ini hanyalah Kala, bukan Sena.

Meski di luar Sena terlihat cuek, namun sejatinya dia begitu peduli terhadap orang-orang terdekatnya. Tentu dengan caranya sendiri.

Sepasang kelopak mata itu masih betah terpejam. Dan sepasang mata lain tak sedetikpun lepas mengamatinya.

Perlahan Aji mulai membuka matanya. Mengerjap beberapa kali untuk menetralkan cahaya yang masuk.

"Eungh, Kala ...."

Sena menghela napas sambil membuang muka ke arah lain. Lagi-lagi Kala yang dicari. Tidak bisakah Aji melihat ada orang di sampingnya?

"Eh, Sena? Oh, lo yang bawa gue ke sini, ya?" katanya setelah menyadari keberadaan Sena.

"Hm."

"Jihaaann!"

Kala membuka pintu ruangan dan langsung menghampiri kawannya. Ada Naka mengekor di belakangnya. Tatapan tak suka terpancar dari mata Sena. Jadi karena cowok itu Kala sampai lengah mengabaikan panggilan Aji.

"Ngapain aja lo? Udah lupa punya Aji? Lo mikir seandainya gue nggak ke sana, temen lo sekarat!"

"Maaf, gue nggak megang HP tadi," sesal Kala.

Sena bedecih, ekor matanya melirik Naka bersamaan dengan senyum miring tercetak di bibirnya. Pikirnya langsung berasumsi Kala memiliki teman baru sampai melupakan kawan lamanya.

"Bilang aja lo keasikan main sama dia. Udah bosen ya temenan sama kita? Udah bosen jagain Aji? Ud—"

"Sena udah, Kala nggak salah. Gue juga nggak kenapa-napa, kan?" bela Aji untuk menghentikan perdebatan kedua sahabatnya.

Tanpa Aji tahu, pembelaannya menyakiti salah satu hati sahabatnya. Sena meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata. Kala tertunduk, ucapan Sena terasa begitu menohok. Kala sadar, semenjak pacaran dengan Naka ia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu daripada dua sahabatnya.

Apa Kala salah?

Naka yang sedari tadi diam kini merangkul bahu Kala untuk menenangkannya.

"Maaf," ucap Aji tiba-tiba.

Kala beralih duduk di tepi ranjang. Menarik bibir untuk tersenyum. Itulah satu-satunya ekspresi yang ingin Kala tunjukkan pada sahabatnya di saat apapun.

"Kok jadi lo yang minta maaf?" tanya Kala terkekeh.

"Gara-gara gue, lo sama Sena jadi berantem," jawabnya sambil menunduk memainkan jari-jarinya.

"Aji?"

Aji mendongak, Naka yang memanggil.

"Hm?" respon Aji.

"Lo kayaknya harus minta maaf ke Sena."

Karena Naka tahu ada sesuatu antara Sena dengan Aji yang bahkan mungkin tak disadari keduanya.

*****

- Maaf

[room chat Kala]

Sena

Sena, lo di mana?|

|Bukan urusan lo

Gue Aji|
Ini minjem HP nya Kala|

|Oh

Lo di mana?|
Nggak mau nganter gue pulang?|

|Bentar gue ke sana
|Jangan pulang sama Kala

Iya|
Maaf ya Sena|

|Maaf buat?

Maaf gue belum bisa lihat lo|

*****




You Make Me ✔ | hyunlix lokal au Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang