- Ada Apa?
Ini ada apa? Kenapa Kala merasa diperhatikan terus sejak tadi Bukannya ge-er atau apa, tapi setiap ada yang berpapasan dengannya dari mulai gerbang sampai koridor kelas, semuanya memandang Kala dengan tatapan aneh.
"Kal?"
Seseorang menepuk pundaknya, Kala menoleh.
"Apa?"
Gadis itu tak kunjung bicara. Malah memperhatikan tubuh Kala dari ujung rambut sampai ujung sepatu. Lalu tiba-tiba tersenyum miring. Kala benar-benar geram sekarang.
"Lo mau apa sih?"
"Enggak, gue masih nggak nyangka aja lo yang cakep gini tapi malah gay ups! Eh harusnya gue bilang biseksual kali ya biar lebih halusan dikit."
"HEH LO JANGAN ASAL NUDUH YA!"
Aji datang mendorong pundak gadis itu agar menjauh dari Kala.
"Gue nggak ngasal kok, udah ada buktinya kan? Gue yakin semua anak udah pada tau, bahkan mungkin udah sampe di guru."
Aji tidak tahan dengan omong kosong itu. Ia menarik lengan Kala agar mengikuti langkahnya menjauh dari tatapan remeh orang-orang. Kala sendiri blank. Pikirannya buyar. Ia masih berusaha mencerna kalimat gadis tadi. Namun perasaan panik, takut, dan khawatir sudah berlomba-lomba menyerangnya.
"Kal, bilang sama gue, itu nggak bener kan?"
Aji membawa Kala ke ruang laboratorium kimia. Ruangan yang pastinya sepi tanpa ada orang mau masuk kecuali untuk praktikum. Kala dihempaskan duduk di salah satu kursi kayu.
Di sana juga ada Sena yang siap mendampingi Aji untuk menginterogasi sahabatnya ini.
"Bu—bukti apa yang dimaksud tadi?" tanya Kala dengan suara bergetar.
Sena menyodorkan ponselnya yang sudah terpampang jelas foto dua remaja tengah bercumbu mesra. Wajah keduanya tertangkap kamera dengan sempurna. Dan mereka adalah Kala dan Naka.
Degup jantung Kala berpacu lebih cepat. Foto itu jelas diambil malam tadi saat dirinya dan Naka berpelukan di samping trotoar. Bodoh, kenapa ia bisa sebodoh itu tanpa memastikan bahwa di sekitarnya sudah benar-benar tidak ada orang.
Dan foto-foto itu tak hanya beredar di media sosial sekolah, tapi juga terpampang jelas di mading yang pastinya sudah dilihat seluruh warga sekolah. Entah siapa pelakunya tak ada yang tahu.
Lalu sekarang bagaimana? Apa yang harus Kala lakukan? Semua mata menatapnya risih, semua mulut menggunjingnya, dan semua langkah semakin menjauh.
Apakah pada akhirnya Kala memang selalu ditakdirkan untuk sendirian?
*****
- Kala dimana?
Naka baru sampai di parkiran sekolah. Ia tidak menjemput Kala memang karena motornya sedang di bengkel dan kebetulan berlawanan dari arah rumah kekasihnya. Kala sendiri juga sudah bilang tak apa berangkat sendiri.
"NAK! GAWAT NAK GAWAT!"
Astaga. Teman-temannya ini kenapa? Datang berlarian dan tanpa permisi mengguncang-guncangkan tubuh Naka seperti pohon terkena badai.
"Apa? Ada apaan?"
Saat ditanya malah diam saja. Jujur Arkean dan Bintang sama-sama bingung bagaimana menjelaskannya. Hal besar terjadi, dan mereka tidak tau apa akibat yang akan datang selanjutnya.
"Hubungan lo ketahuan." Juna datang dan langsung berucap tanpa ragu.
Jalan pikir Juna berbeda dengan Bintang dan Arkean. Bagi Juna masalah ini harus segera diselesaikan, bukan ditutup-tutupi.
Walau hanya kalimat ambigu, Naka bisa langsung menangkap maksudnya. Kini yang ia pikirkan bukan tentang apa, siapa, dan bagaimana cara dunia tau rahasianya. Melainkan hanya Kala yang ada di pikirannya. Bagaimana keadaan Kala-nya adalah prioritas utama Naka.
"KALA? KALA DI MANA?!"
*****
- Kita Bisa
Naka berlarian menyusuri semua ruangan demi mencari Kala-nya. Ia tak peduli tatapan dan bisikan-bisikan siswa siswi di sekelilingnya. Ia meyakinkan dirinya menganggap semua itu hanyalah gonggongan anjing liar.
Dia menemukannya.
"Kala!" Naka membuka pintu dengan napas terengah.
Kala-nya tengah menangis. Naka segera menghampiri kekasihnya. Membawa tubuh rapuh itu ke dalam dekapan, mengusap surainya lembut serta membisikkan segala kata penenang meski mereka tau tak akan ada yang berubah hanya karena kalimat 'kita akan baik-baik saja'.
"Sstt jangan nangis. Kita bisa lewatin semuanya, Kal."
"Gimana, Nak? Gimana bisa? Kita bisa apa?" racau Kala di sela isak tangisnnya dalam pelukan Naka.
Naka sendiri belum tahu cara apa yang akan mereka tempuh. Pikirnya kacau. Tak ada satupun solusi yang mampir ke otaknya. Hanya satu yang menjadi pegangan Naka, apapun itu ia harus bisa melindungi Kala.
"Mau ke mana?" bisik Sena sembari menyekal tangan Aji.
"Keluar, gue nggak kuat."
Mata Aji sudah berkaca-kaca, dia bisa menumpahkan air matanya saat itu juga. Agaknya baik orang buta sekalipun bisa melihat bagaimana tulusnya cinta Naka dan Kala. Aji tak bisa menyangkal itu. Dia marah pada sahabatnya, namun melihat pemandangan tadi rasa marahnya lenyap begitu saja.
Sena ikut keluar, ia hendak meraih knop pintu tapi sudah dibuka dulu dari luar.
"Pe—permisi. Maaf, Kak Naka dan Kak Kala diminta ke ruang BK sekarang."
*****
Cerita ini akan tamat di part 40-an, kira-kira udah pada bisa nebak endingnya belum? hihi >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me ✔ | hyunlix lokal au
FanfictionTentang mereka yang saling menguatkan dalam ikatan terlarang. hyunlix lokal au ⚠️ - bxb - harsh word - bahasa semi baku - ini cuma fiksi. start : 25/06/2021 finish :