#39

274 47 5
                                    

- Ini Gimana?

"Sena ini gimana???"

Aji panik. Dari semalam Kala tak bisa dihubungi. Pagi tadi Aji sempat mampir ke kos kawannya itu, tapi Kala tak kunjung membukakan pintu. Lalu sekarang Kala tidak masuk sekolah.

"Iya nanti kita ke kosnya lagi, tenang." Sena sama paniknya, ia juga takut Kala diam-diam melakukan hal buruk. Namun sebisa mungkin Sena menyembunyikan rasa paniknya agar bisa menenangkan Aji.

"Gue mau sekarang." Aji sudah merengek-rengek, untung kelas tengah sepi karena sekarang jam istirahat.

"Nanti, Aji. Eh pipi lo jangan ditempelin meja gitu dong kan masih memar!"

Aji mengangkat kepalanya dengan malas. Ya, ia mendapat perlakuan kekerasan lagi dari ayahnya. Tapi dibanding yang lain, kali ini lukanya tak seberapa sakit.

Namun bagi Sena sama saja. Ia selalu merasa sakit tiap melihat Aji terluka.

"Ayo tinggal sama gue, Ji," ucap Sena dengan tatapan tulusnya.

"Nggak usah mulai deh. Lagian gue juga males banget liat bonyok lo ribut mulu."

"Kan ke rumah gue, bukan ke rumah mereka," ralat Sena lebih jelas.

"Ya kan sama a—LO PUNYA RUMAH BARU?" pekik Aji.

Sena mengangguk. "Iya. Gue pindah rumah, orang tua gue otw cerai. Nyokap udah gugat ke pengadilan minggu lalu."

Akhirnya permasalah pasangan tanpa cinta itu diselesaikan dengan perceraian. Sena tak peduli, mau bersama atau berpisah pun tetap tak ada yang meliriknya. Bahkan mungkin orang tuanya tak pernah menganggap Sena ada.

"Sen, gue boleh meluk lo nggak?"

"Ntar aja di rumah ya."

*****

- Bicara

"Kala, belum mau ketemu papa nak?"

Sudah hampir satu jam Radhika berdiri di depan pintu kos putranya. Dipanggil, diketuk, sama saja tak ada respon dari dalam. Sampai makanan yang dibawanya dingin, Kala tak kunjung menyahut.

Pria itu seperti merasakan kehadiran orang lain, dan benar saja. Di belakangnya ada Naka yang berdiri mematung. Kedua pasang mata itu saling menatap. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin diutarakan, namun beberapa menit berlalu mereka hanya diam.

Radhika menghela napas, bawaannya diletakkan di depan pintu kemudian pria itu melangkah mendekati Naka.

"Saya mau bicara sama kamu."

Naka mengekori langkah Papa Kala. Tak jauh, masih di sekitar kontrakan, hanya saja tempatnya lebih sepi tanpa ada orang berlalu lalang.

"Sejak kapan kamu kenal putra saya?"

"Sekitar tiga tahun lalu, Om."

Meskipun hanya tiga tahun, tapi jelas waktu yang dihabiskan Kala dengan Naka lebih banyak daripada waktu yang Radhika habiskan dengan putranya. Remaja di depannya ini tentu saja lebih mengenal Kala daripada siapapun.

Lagi-lagi Radhika merasa gagal menjadi orang tua.

"Apa alasan kalian memilih jalan ini?"

Naka menatap rerumputan beberapa saat, memikirkan jawaban yang akan diberikan pada pria di sampingnya.

"Tidak ada, kami hanya saling mencintai."

"Menurut kamu akhir kisah kalian akan seperti apa?" tanya Radhika lagi.

You Make Me ✔ | hyunlix lokal au Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang