author's note: HAHHHH BUKU GAJELAS INI UDAH 1K YG BACA???? makasih banyak yaa😭😭😭😭😭🥺
***
Peter menghambur masuk ke dalam restoran siang ini dengan heboh. Maksudku, bukan dengan berteriak-teriak atau bersorak-sorai, tapi... ia datang dengan sekotak anak kucing dan anjing.
Iya, satu kardus berisi satu anak kucing dan satu anak anjing.
"Peter, kau tahu kalau aku tidak membolehkan hewan peliharaan," Natasha melarang. "Lagipula, ini restoran. Dinas Kesehatan juga tak akan setuju."
"Aw, Nat, kumohon," pinta Peter dengan memelas. "Ketika aku melihat mereka di pinggir jalan pagi ini, aku tak bisa meninggalkan mereka begitu saja! Mereka masih bayi dan kecil..."
Aku menunduk untuk melihat isi kotak itu, dan seperti yang dideskripsikan Peter, anak-anak kucing dan anjing di dalamnya sedang merengek-rengek. "Ya Tuhan, mereka lucu banget," aku menimpali sambil menggendong satu anak kucing dengan bulu putih yang masih belum tumbuh semuanya.
Natasha memutar sepasang bola matanya. "Kalian berdua sama saja," ia menggerutu. "Jawabanku tetap tidak."
"Jika aku membawa mereka ke apartemenku, apakah jawabannya akan berubah?" Aku bertanya. Aku menambahkan untuk Peter, "Kau boleh datang dan berkunjung."
"Peraturannya apartemen-apartemenku tidak membolehkan hewan — kalian tahu? Lupakan saja. Bawa saja binatang itu jauh dari restoranku," kata Natasha, menyerah.
Aku dan Peter bersorak bersama penuh kemenangan. "Taruh mereka di ruang rekreasi sampai giliran kerja (Y/n) pagi ini selesai, okay?" Perintah Natasha.
Peter menurut.
Sepuluh menit sebelum giliran kerjaku selesai, sepasang suami istri menghambur masuk ke restoran. "Wanda, Vision!" Aku menyambut mereka dengan riang. "Sungguh sebuah kejutan!"
Natasha yang sedang membuat kopi juga ikut menyambut kedatangan mereka. "Hai Nat, (Y/n). Bagaimana kabar bisnis?" Vision bertanya.
"Baik seperti biasa," kata Natasha. "Bagaimana dengan perjalanan kalian yang terakhir?"
"Oh, Thailand luar biasa!" Wanda tersenyum lebar. "Tempat itu sangat eksotis, kalian harus mencoba kesana."
"Hmm, tapi kalian tak mungkin jauh-jauh kesini hanya untuk menyarankan liburan ke Thailand untuk kami," kata Natasha dengan nada menggoda. "Cepat katakan apa mau kalian."
Wanda cekikikkan sementara wajah Vision bersemu malu. "Kalian benar-benar teman sejati, bisa melihatku seperti itu," kata Wanda. "Jadi begini. Hari minggu ini adalah hari ulangtahun si kembar, dan kami mau merayakannya tepat jam dua belas."
"Kalian tahu... tepat jam dua belas malam," Vision menambahkan.
"Mereka ingin sekali melihat pertunjukkan sulap, tapi aku berkeliling ke setiap restoran yang menyediakan hal-hal semacam itu. Aku bahkan putus asa dan bertanya ke McDonalds tentang paket ulang tahun!" Wanda mendesah. "Jadi, kupikir; dimana tempat yang bisa memasak makanan enak dan menyajikan pertunjukan sulap? Lalu aku memikirkan Nat's dan disinilah kami sekarang!"
"Kalian mau menampilkan pertunjukkan sulapnya sebelum tengah malam?" Aku bertanya.
Wanda mengangguk. "Misalnya kami berempat datang ke sini jam sebelas malam, lalu memulai pertunjukkannya. Tepat jam dua belas, kalian mengakhirinya dengan kue ulang tahun buat si kembar! Bagaimana, apakah kalian bisa mengaturnya?"
Aku menatap Natasha ragu-ragu. "Bagaimana dengan The Ritz?"
"Dengar, kami juga punya rencana, tapi kurasa kami bisa pulang lebih awal untuk ulang tahun si kembar," kata Natasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
inside and out :// marvel au
Fanfiction1 pria. 1 wanita. 1 gedung apartemen yang sama. 2 sisi cerita yang berbeda.