Pagi ini Leon sudah berkeliling ke segala penjuru rumah, namun ia tak menemukan Monica dimanapun. Baik di kamarnya, di ruang tamu, di ruang keluarga, diteras maupun di taman.
"Menghilang kemana dia pagi-pagi begini."
Tatkala Leon melewati dapur, dia mencium bau harum masakan yang membuatnya tergoda untuk melihatnya. Dan alangkah shocknya Leon, melihat wanita yang sudah dicarinya sampai menjelajah seluruh rumah sejak pagi tadi, ternyata berada di dapur. Tempat paling terlarang yang tak pernah diinjak sama sekali oleh Monica.
"Ka... Kau ada disini? Di dapur?" Tanya Leon kaget.
"Apakah ada yang salah? Bukankah wanita masuk dapur adalah sesuatu yang lumrah?" Tanya Monica heran.
Dia tampak sibuk menyiapkan banyak sekali makanan."Bukankah katanya temanmu akan datang. Jadi aku membantu Bi Emi menyiapkan ini semua." Ujar Monica bersemangat.
Sementara Leon hanya melongo. Memandang Monic yang dengan luwesnya membantu Bi Emi memasak.
"Apakah matahari sedang terbit dari barat?" Tanya Leon mendekati Monic yang saat itu sedang menata beberapa kue diatas piring.
"Kenapa?" Tanya Monic bingung.
"Kenapa My Queen sampai berada di dapur?" Tanya Leon sambil memeluk Monic dari belakang.
Monic terlihat kaget. Diliriknya Bi Emi. Untungnya Bi Emi sedang sibuk menggoreng kerupuk udang, hingga dia gak melihat perbuatan kurang ajar Leon.
"Lepasin, gak enak dilihat bibi!" Bisik Monic
"Biarin!" Jawab Leon acuh, sambil menciumi leher Monic yang terbuka, karena rambut Monic yang dicepol.
"Leon jangan macam-macam, ya!!" Kesal Monic sambil mendorong muka Leon menjauh darinya. Namun Leon tetap cuek, dia malah semakin mempererat pelukannya.
"Hey, Tuan Axella! Bisakah kau turunkan tanganmu dari pinggangku, Aku sudah selesai nih, dan bersiap mau mandi!" Ujar Monic ke Leon karena tangan Leon masih setia melingkar di pinggang Monic.
"Aku anter?" Tawar Leon sambil melepaskan pelukannya dan kemudian memutar tubuh Monic sehingga Monic menghadapnya. Kini kedua tangan Leon menggenggam erat kedua tangan Monic.
"Terimakasih, dan sayangnya gak perlu. Aku sudah hapal jalan ke kamar mandiku sendiri. Gak butuh bantuanmu." Jawab Monic dingin. Leon yang mendengarnya sampai tertawa ngakak.
"Ehhmmm.. Baiklah!" Jawab Leon kemudian.
Dan lagi-lagi sebuah kecupan yang lembut mampir di bibir Monic. Monic kembali dilanda shock.
******
Monica baru saja selesai mandi. Dia memakai rok selutut warna hitam dengan atasan kaos warna biru muda. Rambut panjangnyapun sudah dikuncir ekor kuda dengan rapi, memperlihatkan leher jenjangnya.
Monic segera menuju ke meja disudut ruangan dan membuka laptopnya. Monic mulai fokus bekerja. Dia berulangkali memeriksa laporan keuangan perusahaan. Ada senyum puas terlihat di wajah cantiknya. Melihat ada perubahan yang signifikan pada angka-angka disana. Kerja kerasnya selama ini menunjukkan peningkatan.
Laporan keuangan kali ini cukup lumayan daripada laporan keuangan yang dibacanya saat pertama kali menginjakkan kaki di perusahaan itu. Hancur lebur dan nyaris pailit. Dengan tanggungan hutang yang sangat besar.
Lagi-lagi Leon kembali masuk ke kamar Monic tanpa mengetuk pintu.
"Kebiasaan deh. Mana tata kramamu. Kalau mau masuk ke kamar orang lain, harus ketuk pintu dulu, Leon!!" Omel Monic, begitu Leon berjalan menghampirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Leon!!
FantasiAku??? Entahlah siapa aku? Dan darimana asalku? Aku tak punya sedikitpun ingatan tentang itu. Saat aku terbangun dari tidurku, semua memanggilku dengan nama Monica. Apakah itu memang identitasku sebenarnya? Aku sendiri merasa tak yakin akan hal itu...