Part 9

8K 1K 23
                                    

Setengah jam sudah berlalu, Leon masih terlihat marah. Sementara Monica lebih memilih menjaga jarak. Leon akan jauh lebih berbahaya jika dia dalam keadaan mood  yang buruk.

Leon sedang menonton televisi dengan bosan, tatkala Monic membawakannya setoples kue kering dan diletakkannya di meja di hadapan Leon. Monic sengaja mengambil tempat duduk diujung sofa yang lain agak jauh dari  Leon, karena tak tahan dengan segala intimidasinya.

Baru saja Monic  bersiap duduk,  tiba-tiba dihentikan oleh suara Leon.

"Tunggu, Jangan duduk disitu!"

"Kenapa?"

"Ada banyak semut disana."

"Ah, benarkah?" Monic langsung memfokuskan pandangan matanya, mencari  semut yang dimaksud oleh Leon, namun dia tidak dapat menemukannya.

"Ada remahan roti disana, jadi mengundang  semut-semut untuk datang." Ucap Leon sambil memainkan remote tv di tangannya.

"Oohh!" Monic menggeser posisi berdirinya dan kembali mencoba duduk.

"Disitu juga ada." Ucap Leon lagi.

"Disini juga ada semut?" Tanya Monic sedikit tak percaya. Tidak mungkin Bi Emi ceroboh hingga membiarkan sofa-sofa dikerubuti banyak semut.

"He em!!" Jawab Leon sambil mengganti-ganti Chanel TV dengan bosan.

"Terus aku harus duduk dimana?" Tanya Monic bingung.

"Disini!" Ujar Leon sambil menepuk sofa kosong disebelahnya. Monic masih diam ditempat dan  matanya  memandang ke arah sofa yang baru ditepuk oleh Leon.

"Tapi gak masalah jika kau masih mau duduk disitu. Yang tersiksa digigit semut kan kamu. Bukannya aku. Paling cuman gatal-gatal, bentol dan kulit sedikit memerah. Kurasa itu takkan terlalu sakit dan hanya merasa sedikit tersiksa. Oohh.. yaa, Aku hanya memberitahumu saja. Jika kau tak percaya, abaikan saja semua kata-kataku." Ucap Leon tanpa melihat ke Monic.

Dengan ragu Monic mendekat, namun ketika dia hendak duduk, tiba-tiba kedua tangan Leon langsung mencengkeram pinggangnya kuat, dan menariknya hingga Monic terjatuh tepat di pangkuan Leon. Monic sangat terkejut.

Dengan lembut Leon mulai menciumi leher jenjang Monic. Sementara kedua tangannya melingkar dengan erat di pinggang gadis itu.

"Hentikan Leon! Apa yang kau lakukan. Malu jika nanti ada yang lihat!" Ucap Monic berusaha melepaskan diri.

"Janji dulu, kamu gak akan selingkuh. Baik didepan maupun dibelakangku "

"Astaga, kau masih mengingatnya."

"Tentu saja, ayo berjanjilah!"

"Baik.. baik aku tak kan berselingkuh baik didepanmu maupun di belakangmu." Ucap Monic kesal.

'Tapi akan kulakukan disamping kiri atau kananmu.' Batin Monic dalam hati.

"Yaa.. seharusnya begitu." Ucap Leon puas. Sementara Monic terbengong.

'Jadi dia mengijinkan aku selingkuh disamping kanan atau kirinya, yesss!!!' Pekik Monic bahagia dalam hati.

"Kalau begitu lepasin aku sekarang!" Pinta Monic.

"Okey!" Bisik Leon lembut ditelinga Monic.

"Namun sebelum itu.."

"Arrgggghhhh!!" Monic berteriak saat Leon tiba-tiba menggigit leher Monic dan meninggalkan sebuah tanda merah disana.

"Ini hukuman buatmu yang telah berniat mengkhianatiku." Ucap Leon tanpa dosa.

"Itukan masih niat, belum benar-benar kulakukan." Ucap Monic sambil mengusap lehernya yang baru kena gigitan Leon.

Goodbye, Leon!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang