Part 19

5.4K 693 13
                                    

POV LEON

Monica Diaz, kau benar-benar wanita yang sangat kejam. Kau memang sudah tak pernah lagi menyiksa tubuhku. Namun sekarang perlakuanmu kepadaku lebih kejam dari sebelumnya. Karena bukan fisik yang kau siksa, tapi  batinku. Kau terus melukai hatiku, Monic.

Kau kira kau siapa? Tuhan?
Kenapa kau terus-menerus membicarakan soal takdir padaku.
Bagaimana  bisa kau mengatakan dengan yakin kalau takdirku  yang sesungguhnya adalah bersama dengan Akeyla. Bukankah kau tahu dengan pasti bahwa aku sangat mencintaimu. Namun kau terus berusaha menyingkirkanku dari kehidupanmu.

Gara-gara Argakah, kau sekejam itu padaku? Kau pikir aku akan membiarkan kalian berdua bahagia sedangkan aku terluka sendirian. Itu tidak mungkin.

Aku tak peduli apakah kau kelak akan membenciku atas semua perasaanku yang kupaksakan padamu. Namun kupastikan kau hanya akan jadi milikku. Dan akan kusingkirkan semua pria yang berusaha mendekatimu. Itu Janjiku.

Satu lagi yang jadi target kebencianku selain Arga saat ini adalah Akeyla.

Akeyla, Akeyla, Akeyla!!

Aku sangat membenci nama itu. Karena  dialah kau tak menerima perasaanku. Sekali lagi aku mendengar nama itu terucap dari bibirmu, dan jika kau masih saja terus mengaitkannya dengan takdirku,  Gadis itu akan jadi target  berikutnya yang harus kusingkirkan segera, setelah Arga tentunya.

************

Aku terpaksa harus sampai di kampus lebih awal, gara-gara diusir Monica.

Sial! Ini semua gara-gara si brengsek Arga yang tiba-tiba datang ke rumah, untuk menjemput Monic. Padahal sebelumnya Monic menolak tawaranku mentah-mentah  saat aku mengajaknya berangkat bareng.

Apa sih kelebihan Arga dariku? Hingga kau begitu tergila-gila padanya dan lebih memilih dia, daripada aku.

Apakah karena dia lebih dewasa? Apakah karena dia sudah bekerja dan sudah mapan? Itu karena dia memang lebih tua dariku. Jika kelak aku diusia matang seperti dia. Aku akan jauh lebih sukses dari dia.

Aaarrggghh, Saat kondisi moodku lagi buruk, aku malah bertemu dengannya. Si Akeyla bodoh itu.

"Leon!" Panggil Akeyla dari arah belakang.

Orang itu adalah orang kedua yang masuk dalam daftar hitamku. Melihatnya ada disini, Suasana hatiku kian memburuk.

Aku semakin mempercepat langkahku. Aku masih malas melihat wajahnya. Aku tak peduli, meski dia akan terus memanggilku sampai pita suaranya rusak. Tak sekalipun aku akan menoleh ataupun menghentikan langkahku hanya demi wanita itu. Wanita yang masuk ke dalam daftar  orang yang  membuatku dicampakkan oleh Monica.

"Leeeeooooon.... Tungguuuuu!!" Wanita sinting itu terus berlari mengejarku. Nafasnya terengah-engah saat dia berhasil menyusulku.

Namun aku terus berjalan tak mempedulikannya, seolah aku tak melihatnya.

"Leon...!!" Panggilnya lagi, kali ini dia menarik lenganku agar aku berhenti. Aku memelototinya dengan wajah kesal. Wanita itu telah berani menyentuh tanganku.

"Kenapa lo terus nyuekin gue, Leon? Kenapa lo pura-pura gak denger waktu gue manggil-manggil lo?? Apa salah gue ke lo, Leon??" Aku terhenyak mendengar ucapannya. Itu adalah kata-kata yang sama, yang aku ucapkan untuk Monica.

"Benarkah?" Tanyaku pura-pura tak tahu.

"Leon gue sangat cinta lo. Jadi tolong  hargai gue, jangan abaikan gue! Bisakah  lo  ngasih gue sedikit saja perasaan cinta lo buat gue?" Ujarnya menyedihkan.

Goodbye, Leon!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang