Part 10

8.1K 916 1
                                    

Monica sedang menonton acara televisi, tatkala Leon menghampirinya dengan muka masam.

"Ada apa lagi?" Tanya Monic.

Leon masih cemberut.

"Apa ada yang mengganggu kamu di kampus?" Tanya Monic khawatir

"Mana ada yang berani. Jika mereka ingin tetap hidup dengan tenang, mereka pasti akan berpikir ribuan kali buat ganggu aku."

"Terus kenapa?" Tanya Monic lagi.

Leon langsung merebahkan tubuhnya ke pangkuan Monic. Dan Monic perlahan membelai rambut Leon dengan lembut.

"Aku nyesel!" Ucap Leon dengan wajah bete.

"Nyesel? Soal apa?"

"Soal nunjukin kamu ke teman-teman aku."

"Emangnya aku malu-maluin kamu?"

"Nggak!"

"Terus kok nyesel??"

"Mereka ngotot mau datang kesini lagi buat ketemu sama kamu."

Monic tertawa lebar.

"Yaa udah undang aja mereka kesini!"

"Terus biarin mereka pelototin kamu seenak jidat mereka."

"Apakah Leonku cemburu??"

"Kurasa tidak, kali ini aku merasa bahwa aku lebih mempesona dari mereka."

"Terus kenapa kamu ngambek?"

"Karena mereka terus memaksaku menerima mereka sebagai calon kakak iparku."

Monica tertawa cekikikan.

"Lain kali, kalau kemana-mana pakai topeng, biar gak ada yang godain kamu lagi. Atau gak ada yang punya niat jahat buat ngerebut kamu dari aku." Ujar Leon kesal. Dimata Monica, saat ini Leon tak ubahnya seperti seorang anak kecil yang merajuk gara-gara mainannya akan direbut oleh temannya.

"Temenmu gak godain aku kok. Justru kamulah yang sering godain aku." Ucap Monic sambil mengacak rambut Leon saking gemasnya.

"Karena hanya akulah yang dibolehin godain kamu."

"Dasar bocah nakal!!"

"Sudah aku bilang Monic, jangan panggil aku bocah. Aku adalah pria dewasa yang sempurna. Kamu dah lihat sendiri, kan?" Ucap Leon tak terima.

"Eits... Jangan mikir mesum yaa!"

"Suruh siapa kamu mancing-mancing."

"Huuuuhh!" Dengan gemas, Monic mencubit pipi Leon yang membuat pria itu malah tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Oh, ya Leon!" Ucap Monic lagi.

"Yaaa."

"Si Key kelihatannya suka tuh sama kamu."

"Akeyla?"

"Namanya Akeyla, nama yang cantik secantik orangnya." Puji Monic bersungguh-sungguh.

"Kenapa emangnya?" Tanya Leon.

"Ahhh... Gak apa-apa." Ujar Monic sambil tersenyum.

"Sebenarnya Akeyla memang suka sama aku."

"Hemmmm?"

"Dia sudah mengatakannya sejak lama."

"Baguslah, kenapa kau tak terima saja dia jadi pacarmu?"

Leon terkejut mendengar ucapan Monic. Dengan buru-buru dia bergegas bangkit dari rebahannya di pangkuan Monic. Dan langsung duduk dengan tegak disamping Monic.

Goodbye, Leon!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang