Part 16

6.6K 763 6
                                        

POV MONICA

Aku sudah berpikir ribuan kali. Dan sudah membulatkan tekad, Aku harus segera menjauhi Leon.

Aku tak mau membuat alur cerita yang sudah kusut ini semakin kacau tak terkendali. Meski cerita novelku belum selesai, dan mungkin saja masih banyak hal yang bakalan terjadi di luar alur. Namun satu hal yang pasti, Leon hanyalah untuk Akeyla. Tidak ada tempat untukku disisinya dalam cerita ini.

Sudah 3 hari ini, dengan sengaja aku terus menghindarinya. Aku sengaja berangkat pagi buta dan pulang larut malam agar tak bertemu dengan Leon. Aku juga sudah memasang kunci baru di pintu kamarku, agar Leon tak bisa dengan seenak jidatnya main nyelonong aja masuk ke kamarku.

Hari ini dengan sengaja dan tiba-tiba,  aku mengambil perjalanan tugas dadakan selama seminggu di kota Recovera bersama dengan Arga, tanpa memberitahu Leon terlebih dahulu.

Recovera adalah sebuah kota cantik nan indah yang berada diujung timur pegunungan Aranes.

Selama di Recovera, aku tak pernah mengabarinya, menjawab panggilan teleponnya ataupun membalas semua chatnya. Hari-hari kusibukkan dengan agenda kerja dan kerja. Aku yakin saat ini dia pasti  sangat marah, dia pasti merasa terabaikan, mengingat bagaimana posesifnya dia padaku.

Sengaja aku menjauhkan diri dari Leon. Aku tak ingin terjerat lebih jauh dengannya. Tapi sayangnya usahaku sia-sia, bayangan wajah Leon selalu muncul didepan mataku. Kurasa aku mulai jatuh cinta padanya. Oh.. Tuhan. Aku mulai mencintainya.

Tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku harus menjauh darinya. Ini baik untukku agar nyawaku selamat dan agar takdirnya bersama Akeyla tetap terjalin sesuai cerita dalam  novel.

Aku sedang duduk ditepi ranjangku di kamar hotel tempatku menginap,  memikirkan segala hal yang bisa membuatku menjauh dari Leon.

Tiba-tiba terlintas sebuah ide dikepalaku, aku harus segera pindah rumah. Yaa, itu adalah ide terbaik yang saat ini bisa aku pikirkan.

Dengan segera aku mengambil ponselku diatas nakas disamping tempat tidur dan langsung menghubungi Cindy. Aku memintanya untuk segera mencarikan untukku sebuah apartemen yang langsung bisa aku tinggali begitu pekerjaanku di Recovera selesai.

Kututup ponselku. Dengan perlahan aku berjalan menuju ke  balkon.  Menikmati pemandangan malam nan indah dan cantik di Recovera lewat balkon kamarku. Nun jauh disana, tepatnya di perkampungan penduduk dibawah sana, Lampu-lampu rumah warga dari kejauhan tampak berkelap kelip bagai bintang.

Sementara diatas langit, pemandangan  yang tak kalah indahnya terpampang jelas didepan mata. Keindahan nan sempurna, Bulan purnama yang menggantung di langit malam berhiaskan kilauan emas cahaya yang berpendar disekitarnya, kembali menghipnotisku membuat bibirku berdecak kagum.

Namun sayangnya secara tiba-tiba, di dalam pandangan mataku, bulan purnama diatas sana  perlahan mulai berubah berganti dengan wajah tampan Leon yang tersenyum ke arahku.

Ada sakit didadaku. Mungkin aku sudah mulai gila, Aku benar-benar sangat merindukan Leon.

Kubiarkan angin malam bertiup menerpa tubuhku. Menerbangkan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai. Berharap akan mampu mengobati hatiku yang saat ini sedang sakit memendam rindu.

Terdengar suara ketukan pintu yang mengagetkanku. Aku segera menoleh, dan disana sudah berdiri Arga.

"Boleh aku masuk?" Tanya Arga padaku.

"Silahkan." Ucapku.

Arga berjalan menghampiriku. Kini kami berdua berdiri diatas balkon.

"Apa kau ada masalah? Apa kau sedang bertengkar dengan adikmu?" Tanyanya padaku. Ada kekhawatiran nampak di wajahnya.

Goodbye, Leon!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang