POV PENGARANG
Sudah hampir tiga minggu ini, Leon sering datang ke perusahaan, dan dengan antusias belajar segala hal tentang cara menjalankan bisnis.
Tanpa rasa sungkan, Leon bertanya pada Monica untuk memenuhi semua rasa keingintahuannya.
Dia juga tanpa ragu bertanya pada Arga, meski Arga jelas sekali dengan muka terpaksa mengajarinya. Keterpaksaan Arga mau mengajari Leon, semata hanya karena menuruti permintaan Monica saja.
Kini Arga dan Leon, tengah duduk santai di sebuah cafe, setelah usai meeting selama hampir dua jam dengan para clien.
"Sampai kapan kau akan bertingkah sok dewasa seperti ini?" Tanya Arga tanpa basa-basi.
"Siapa yang lo anggap sok dewasa? Gue?? Gue emang sudah dewasa." Leon lebih tertarik melihat ke ponselnya daripada melihat wajah Arga secara langsung.
"Sudahlah, aku tahu motifmu sesungguhnya, selalu datang ke perusahaan setiap hari. Kau hanya ingin memata-mataiku dengan Monic saja kan?" Tuduh Arga.
"Kenapa lo selalu berprasangka buruk pada niat tulus gue." Leon menjawab dengan tenang, meletakkan ponselnya ke atas meja, dan kemudian menyesap pelan minuman yang dia pesan.
"Ya... Begitulah yang kurasakan. Kau terus berusaha menghalangi hubunganku dengan Monic."
Leon menatap Arga dengan tatapan dingin, namun kemudian tawanya meledak.
"Hahahaha.... Ketahuan yaa!" Ujarnya pada akhirnya.
"Tentu saja, kau anggap aku ini bodoh. Semua terlihat jelas diwajahmu." Wajah Arga nampak sangat kesal.
"Gak gue sangka, ternyata lo cerdas juga. Dengan kecerdasan yang lo miliki, lo pikir gue akan membiarkan lo dekatin dia. Jangan mimpi!!" Sembur Leon.
Arga terhenyak dengan perkataan Leon. Ditatapnya tajam pria yang kini duduk dihadapannya itu. Sang penghalang terbesarnya untuk bisa dapetin cinta Monica.
"Bisa gak kamu itu membuka mata kamu, Leon. Monica tuh kakak kamu." Ucap Arga menyadarkan Leon.
"Tapi selama ini gue gak pernah nganggap dia sebagai saudara. Awalnya dia gue anggap sebagai musuh besar gue, karena gue benci dia. Sangat.... Sangat membencinya. Tapi saat ini rasa benci itu berubah jadi cinta. Sekarang, gue ingin miliki dia sepenuhnya dan akan menyingkirkan siapapun yang menghalangi keinginan gue."
"Kau gila!!" Arga mengumpat Leon atas segala perasaan Leon ke Monica.
"Dialah yang telah membuat gue jadi gila, tergila-gila. Dan gue gak kan biarin siapapun rebut dia dari tangan gue." Ucap Leon tegas
"Tak terkecuali engkau. Camkan itu!" Ucapnya selanjutnya. Sorot mata Leon terlihat dingin, membuat Arga merasa jika pria yang kini dihadapinya adalah seorang pria yang benar-benar sudah sinting.
********
POV MONICA
Suasana kantor menjadi tenang, sejak menghilangnya kucing dan anjing itu dari kantor. Siapa lagi kalau bukan Leon dan Arga. Mereka berdua sedang ada acara keluar.
Aku sedang melihat laporan pembukuan kantor, tatkala Cindy masuk untuk memberikan beberapa berkas yang membutuhkan tanda tanganku.
"Bu Monic, ada yang ingin bertemu dengan ibu." Ucap Cindy yang membuatku mendongakkan kepala menatapnya.
"Siapa?" Tanyaku pada Cindy.
"Namanya Akeyla, Bu."
"Akeyla? Teman Leon? Ada perlu apa dia kemari? Suruh dia masuk." Ucapku selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Leon!!
FantasyAku??? Entahlah siapa aku? Dan darimana asalku? Aku tak punya sedikitpun ingatan tentang itu. Saat aku terbangun dari tidurku, semua memanggilku dengan nama Monica. Apakah itu memang identitasku sebenarnya? Aku sendiri merasa tak yakin akan hal itu...