"...Kami bertemu sebagai manusia yang tidak saling mengenal, namun kami berpisah layaknya sepasang saudara sedarah..."
~Dahlia~
Aku dan Prilly bertemu dalam sebuah pertemuan bisnis yang diikuti oleh kedua orang tua kami. Prilly yang selalu tersenyum dan ramah membuatku ingin berkenalan dengannya. Namun, aku hanyalah Dahlia, seorang anak perempuan yang terbiasa mengasingkan diri dari keramaian. Aku memiliki keinginan untuk berkenalan dengan Prilly, tetapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Sampai akhirnya, aku hanya menatapnya dalam diam.
Jarak kursi keluargaku dan Latuconsina tidak jauh, hanya berjarak satu meja yang kebetulan tidak terisi, sehingga aku dapat mendengar semua ocehan Prilly kepada wanita yang kuduga sebagai ibunya, Mrs. Latuconsina.
"Mommy, aku ingin ice cream itu!"
Suara rengekan Prilly memasuki indra pendengaranku. Cukup terkejut mendengar rengekan khasnya, sempat terlintas di benakku, apa anak itu tidak diajari tata krama saat berada dalam pertemuan bisnis?
"Aku akan memberikanmu hukuman jika kamu berani berbuat seperti itu Dahlia,"
Kali ini, suara dingin dengan penuh ancaman yang merasuki indra pendengaranku. Hanya terdengar seperti bisikan iblis yang mungkin hanya dapat terdengar olehku dan Ibuku.
Aku menoleh ke arah asal suara itu, "Yes, Father," ujarku lirih.
Aku menatap sekilas ke arah Ibuku yang hanya dapat memberikan ulasan senyumnya.
Selanjutnya, aku hanya dapat kembali menunduk diam, enggan untuk kembali menatap Prilly dan keluarganya. Jujur saja, aku iri dengan Prilly yang seolah mendapat segala kesempurnaan dunia.
"Nara mau makan apa lagi, sayang?"
Ucapan lembut itu membuatku menatap adik tiriku yang terlihat sedang menikmati ice cream strawberry kesukaannya. Ayahku terlihat menyayanginya sangat berbeda dengan apa yang aku dapatkan.
"Aku mau itu, Father! Bolehkah?" Jawab Nara dengan jari mungilnya yang menunjuk ke arah kue yang berada di piringku yang membuatku langsung membawa piring itu pada pangkuanku.
Aku dapat merasakan tatapan tajam dari Ayahku, "Dah—"
Happ...
Aku langsung memakan semua kue yang berada dalam piringku dalam satu kali lahapan yang tentu saja tindakanku berhasil mengundang tangisan Nara.
"Dahlia!!!"
Nada bentakan kecil itu, membuat tubuhku bergetar takut, aku dapat mengetahui kalau Father masih menahan amarahnya, sehingga dia tidak membentakku dengan teriakannya.
Aku memejamkan mataku, bersiap menerima cubitannya yang mungkin akan membuat tubuhku memar lagi.
"Excuse me, Mr. Polland,"
Suara itu berhasil mengintrupsi tindakan Ayahku, suara Clarissa Latuconsina.
"Hey little girl, jangan menangis, Aunty akan memberikan ini semua padamu," ujarnya.
Ayahku berdeham pelan, "Tidak perlu, Mrs. Latuconsina, kedua anakku sudah memakan hampir semua hidangan di meja kami," ujar Ayahku merasa tidak enak dengan wanita cantik nan terhormat itu.
Aku berdecih dalam hati, siapa yang memakan semua hidangan itu?
Ingatanku terekam dengan jelas bahwa aku hanya boleh mengambil sepotong kue yang baru saja habis kumakan, sisanya tentu saja dihabiskan oleh Nara.
"Tidak Mr. Polland, kebetulan anakku, Prilly, baru saja sembuh. Jadi, dia dilarang untuk memakan ini semua untuk sementara," ujar Mrs. Latuconsina.
"Hai, kau sangat cantik, apa kau mau berteman denganku? Kita bisa berbagi ini bersama,"
Belum saja Ayahku menjawab tawaran Mrs. Latuconsina, suara Prilly mengintrupsi pembicaraan yang terjadi antara kedua orang tua kami.
Aku hanya dapat tersenyum dan mengangguk pelan, walau rasanya hatiku sangat senang karena mendapatkan teman baru seperti Prilly, tapi aku tidak bisa mengekspresikannya.
Prilly tersenyum senang, hingga gigi kelincinya terlihat, "Aku Prilly, kau bisa memanggilku sesukamu," ujarnya sembari mengulurkan tangannya padaku.
Aku membalas uluran tangannya, "Aku Lia," jawabku.
Aku dapat melihat senyuman tulus dari seorang Clarissa Latuconsina.
Dan tentunya, Ayahku juga ikut tersenyum, senyuman penuh kelicikan.
Dalam hati aku bersumpah pada diriku sendiri, "Aku akan melindungi Prilly dari rencana kotormu, Father...."
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Romance(PRIVATE) part 3-akhir akan di Private "Cinta...masih sempatkah aku merasakannya?" Prilly "Aku akan tetap berada disisimu sampai jantungku berhenti berdetak, nadiku berhenti berdenyut, darahku berhenti mengalir, sampai mata ini terpejam...Kau akan t...