Kematian Prilly merupakan sebuah pukulan terberat bagi Ali. Aku mengerti itu. Wujud nyata hasil permainan takdir yang telah bersimbiosis dengan karma. Sungguh miris.
Dari cinta mereka, aku banyak mendapatkan pelajaran baru tentang hidup.
Bahwa tidak semua kisah akan berakhir bahagia.
Bahwa tidak semua kesalahan dapat diselesaikan oleh kata maaf.
Bahwa tidak semua cinta yang dapat bersama. Seegois apapun kalian mencintai insan Tuhan, belum tentu kalian akan berakhir bersama. Seperti Ali yang mencintai Prilly dengan seegois apapun, mempertaruhkan segala hal, mencoba berbagai kemungkinan sekecil apapun, mencoba terus berharap sebesar mungkin, namun itu semua dikalahkan oleh pena Tuhan, takdir.
Jangan pernah berharap untuk melawan takdir, karena itu semua hanyalah lelucon hasil karya para pujangga cinta di luar sana. Percayalah, takdirmu telah tertulis bahkan sebelum kau diciptakan.
Berbuat baiklah pada setiap orang yang baik padamu.
Janganlah kau berdiam pada masa lalu.
Cintailah dia yang mencintaimu, namun tetap ikuti keinginan hatimu sendiri.
Kamu memang tidak dapat menghindari jalannya takdirmu, namun kamu masih dapat menjauhkanmu dari yang sering disebut dengan karma.
----------
"...Now, he takes all of the regret..."
Ricky terdiam menatap Ali yang masih terlena dalam lamunannya. Pandangkan Ricky beredar ke arah penjuru ruangan yang dikatakan 'kamar' itu. Entah bencana apa yang telah terjadi, namun ruangan ini lebih pantas disebut dengan gudang. Ricky menghela nafas singkat, pemuda itu merasa lelah akan semua ini. Sudah setahun sejak Prilly meninggalkan dunia ini, namun tidak ada perubahan pada kegilaan Ali. Waktu berlalu begitu saja, tanpa membawa dampak pada depresi yang Ali alami.
Ricky mengalihkan pandangannya pada Dahlia yang berada di sampingnya dengan tangan yang membawa makan siang untuk Ali, Ricky dapat menjamin Ali tidak akan menyentuh makanan itu, seperti sebelumnya, Ali hanya akan meminum segelas air setiap minggunya atau mungkin pemuda itu masih menyentuh makanan. Entahlah Ricky tidak mengerti keajaiban apa yang masih membuat Ali tetap bertahan hidup.
"Li, makan dulu ya? Mau sendiri atau gua suapin? Apa mau disuapin Ricky?" bujuk Dahlia yang telah merasa kesal dengan sifat keterdiaman yang dilakukan oleh Ricky.
Ali terdiam.
Dahlia menghela nafas, mengalikan pandangannya pada Ricky, seolah meminta kekasihnya untuk segera bertindak.
Ricky menghela nafas kasar, lalu mengambil semangkuk bubur yang berada di tangan Dahlia. Kemudian, Ricky terduduk di samping ranjang Ali.
"Mau sampai kapan kayak gini, Li? Udah setahun nggak ada perubahan. Bicara, Li! Kita smeua bukan cenayang yang bisa tau keinginan seseorang," geram Ricky, mata pemuda itu menatap Ali tajam.
Ali masih bungkam.
"Prilly udah pergi, Li. That is a reality what you must accept," ujar Ricky lagi.
Ali menatap Ricky sendu,"I miss her, so much. Bilang sama gw Rick! Apa obat yang bisa menghilangkan semua rasa ini! Gw bakal beli obat itu berapapun harganya, gw akan minum obat itu sebanyak mungkin. Ayo, Rick, bilang sama gw, kasih tau gw!" teriak Ali dengan suara yang lirih.
Dahlia menatap Ali, gadis itu tidak dapat melakukan apapun.
"Gw kangen Prilly. Setiap malam dia selalu datang di mimpi gw, dia selalu berada di sekitar gw," ujar Ali lagi.
Ricky terdiam, bebrapa kali helaan nafas kasar terdengar dari ritme nafas pemuda itu.
"Lihat, Rick! Itu Prilly! Dia lagi liat kita, dia senyum sama gw, Rick," ujarAli, tangan pemuda itu menunjuk ke arah pintu kamar yang terbuka.
"Itu cuma halusinasi, LI! SADAR!" bentak Ricky, pemuda itu menatap Ali tajam.
"Nggak, Rick, Prilly itu nya--"
PLAKKK.....
"MAU SAMPAI KAPAN LI? SADAR! PRILLY UDAH MATI!" bentak Ricky setelah menampar keras pipi kanan Ali.
Dahlia menutup mulutnya, terkejut akan tindakan Ricky.
"Pergi!" ujar Ali.
Ricky menggeleng keras.
"Mau lo ap---"
"GET OUT OF MY ROOM!!"
PRANGGG....
Lampu tidur yang berada di atas nakas, kini telah berubah menjadi kepingan benda tak berguna.
Dahlia menarik lengan Ricky, pasangan itu meninggalkan Ali.
----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Romance(PRIVATE) part 3-akhir akan di Private "Cinta...masih sempatkah aku merasakannya?" Prilly "Aku akan tetap berada disisimu sampai jantungku berhenti berdetak, nadiku berhenti berdenyut, darahku berhenti mengalir, sampai mata ini terpejam...Kau akan t...