SEDIH SIHH BAB SEBELUMNYA BELUM MENCAPAI TERGET VOTE TAPI TANGANKU UDAH GATEL MAU UPLOAD LAGI.
SO AKU HARAP KALIAN MAU APRESIASI AKU DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN COMMENT
SATU PART LAGI CERITA INI TAMAT
MAU NARGETIN VOTE TAPI TAKUT KECEWA LAGI
SO, HAPPY READING GUYSSS!!!!
"Semoga nama kita telah tertulis berpasangan di langit,"
Prilly Venussia
---------------------------
Ali menyetir mobil dengan tenang. Matanya fokus menatap jalanan. Berbeda halnya dengan fikirannya yang sedang berkelana di lain tempat. Pemuda itu menginjak rem saat lampu lalu lintas menyala merah, lalu ia menghela nafas ringan. Pandangannya beralih menatap Prilly yang duduk tenang di sampingnya sembari menatap rintikan hujan yang membasahi jendela mobilnya.
Ali meraih tangan Prilly yang berada di pangkuan gadis itu, mencium lembut punggung tangan gadisnya, lalu menggenggam erat tangan mungil itu di dadanya. Saat lampu menyala hijau, Ali kembali menjalankan mobilnya, masih dengan satu tangan yang menggenggam tangan Prilly. Saat pandangannya teralih ke arah taman tempatnya bertemu dengan Reins. Ali merasa ini adalah saat yang tepat untuk berbicara dengan Prilly. Sekarang atau tidak sama sekali.
Ali menepikan mobilnya di pinggir jalan taman tersebut. Lalu terdiam sesaat, mengingat percakapannya dengan Reins kala itu. Ali tidak ingin memiliki takdir yang sama seperti Reins. Tidak. Ali tidak akan sanggup menanggung beban seperti apa yang dilakukan Reins. Reins mungkin mampu hidup tanpa Reina, namun Ali tidak akan mampu menjalani hidup tanpa Prilly. Setidaknya, saat ini aku masih memiliki harapan.
Ali menatap Prilly lekat, "Sweetheart," Ali mengusap lembut punggung tangan Prilly yang ada di genggamannya.
"Ali, please, jangan mulai lagi," Prilly nampaknya sudah mengerti apa yang ingin diutarakan oleh kekasihnya itu. Bukankah ia sudah menjelaskan secara keseluruhan? Apa Ali masih tidak mengerti akan keinginannya?
"Prilly, aku mohon. Kita coba dulu semua pengobatan yang disarankan oleh Aunty Rally. We have to try any choices, It will be better than we give up from the first time," Ali menatap Prilly lekat. Sementara Prilly hanya terdiam mendengar ucapan Ali.
"Ali, kita udah bahas ini sebelumnya....."
"Yes, we did. Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat bahwa kita belum memutuskan apapun, please, listen to my opinion," Ali mengusap lembut pipi Prilly.
Prilly memejamkan matanya, mencoba menguatkan apa yang sudah menjadi prinsipnya. "Okay, I will listen to any statements, tapi aku mohon jangan merasa kecewa kalau setelah ini aku keputusanku tidak berubah," Ancam Prilly yang sebenarny ingin mengingatkan Ali untuk tidak memaksanya.....lagi.
"Kita sama-sama mengerti bahwa apapun keputusannya itu sepenuhnya adalah hak kamu. Kamu yang paling besar menanggung bebannya disini......." Ali terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.
"Selama masih ada harapan, sekecil apapun kita bisa mencoba itu semua, Prilly. Kamu yang selalu yakin kalau semua hal bisa berubah selama ada harapan, iya kan?" Ali menatap Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Romance(PRIVATE) part 3-akhir akan di Private "Cinta...masih sempatkah aku merasakannya?" Prilly "Aku akan tetap berada disisimu sampai jantungku berhenti berdetak, nadiku berhenti berdenyut, darahku berhenti mengalir, sampai mata ini terpejam...Kau akan t...