shinvida27 kinasihdewi07 Makasih yah atas comment nya 😀😍😘 chapter ini dipersembahkan buat kalian😍😹 Jangan Lupa meninggal kan Vote and Comment, Target Vote Buat Chapter ini MINIMAL 12 OK!!!! Happy reading guys!!!-------Don't Leave Me,Alone!-------
"Aku mencintainya. Namun, nampaknya aku mencintai hati yang salah. Hati yang sampai kapanpun takkan pernah mempercayaiku. Hati yang sangat keras seperti batu. Hati yang selalu didominasi oleh rasa ego. Hati yang selalu memberiku harapan, namun hanya harapan kosong tanpa berarti. Dan hati yang slalu ingin dicintai namun tak ingin mencintai" –Prilly Venussia
-------Don't Leave Me,Alone!-------
Prilly berlari kecil menuju kamarnya, ia ingin pergi ke suatu tempat. Tempat dimana ia bebas tanpa memikirkan penderitaanya. Tempat dimana ia takkan merasa tersakiti. Tempat yang dimana tidak ada seorang pun yang mengenalnya.
Dengan cepat Prilly mengambil koper, lalu memasukkan pakaian-pakaiannya dan beberapa dokumen penting miliknya. Tak lupa passport dan visa miliknya. Dan juga beberapa kartu yang dapat digunakannya, tanpa harus meninggalkan jejak. Ia menge-check buku tabungannya, ia melihat saldo terakhir di tabungannya.
Prilly mendesah lega ketika melihat tabungannya masih cukup untuk membuatnya pergi dan menetap di tempat tujuannya. Ia menyisipkan surat diantara tumpukan beberapa buku. Surat untuk kedua orang tuanya dan juga sahabatnya. Ia yakin bila Calvin dan Carissa akan mengetahui kepergiannya setelah mereka pulang dari Swiss. Kira-kira sekitar 2 sampai 3 hari lagi mereka baru sampai di tanah air. Ia berharap sahabat-sahabatnya tidak akan menyadari kepergiannya.
Prilly menatap iphonenya, ia yakin bahwa iphone miliknya sudah diberi GPS, ia juga melepas berbagai perhiasan yang digunakannya. Cincin, gelang, kalung serta anting yang menempel di tubuhnya. Ia juga melepas jam tangannya. Tak lupa ia juga mengecheck koper dan tas uang yang akan dibawanya dengan sangat teliti. Setelah merasa yakin bahwa jejaknya takkan diketahui oleh siapapun, Prilly langsung membawa 3 koper besar dan 1 tas ransel.
Sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada Prilly, tak ada maid ataupun bodyguards yang sedang berlalu-lalang seperti biasanya. Prilly berjalan perlahan, setelah melihat bahwa security yang biasa menjaga didepan gerbang sedang pergi entah kemana, ia langsung bergegas membuka gerbang Dan berjalan menuju taksi lalu memasuki taksi yang sudah berhenti tak jauh dari depan mansion mewahnya itu.
"Pak, kita ke Soetta Airport yah." Ucap Prilly setelah menduduki kursi penumpang dengan tas ransel dan 1 koper yang ia letakkan di sebelahnya karena di bagian bagasi hanya dapat menampung 2 koper besar miliknya. Sopir taksi itupun mengangguk sopan, dan menjalankan taksinya menuju Airport.
Prilly menatap kearah jalanan. Gedung-gedung tinggi menjulang yang akan menjadi bagian memorynya terhadap kota metropolitan ini. Prilly hanya berdiam diri, hingga tanpa sengaja matanya melihat sebuah tumpukan sampah yang sedang dibakar. Ia teringat pada sebuah benda yang mungkin tidak ingin ia gunakan lagi, dengan cepat Prilly mengambil benda-benda itu dari dalam tasnya.
Ia membuka jendela taksi dan mengenggam erat 5 botol obat yang slama ini slalu dikonsumsi olehnya. Dengan memantapkan hati ia melempar semua botol obat miliknya kearah kobaran api itu. Lalu, ia kembali menutup jendela taksi dan tersenyum tanpa arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Romance(PRIVATE) part 3-akhir akan di Private "Cinta...masih sempatkah aku merasakannya?" Prilly "Aku akan tetap berada disisimu sampai jantungku berhenti berdetak, nadiku berhenti berdenyut, darahku berhenti mengalir, sampai mata ini terpejam...Kau akan t...