Chapter 19 -Time-

335 21 4
                                    

HALLOOOOOOOO GUYS!!!!!!!!

SETELAH LAMA MENGHILANG AKHIRNYA DAKU KEMBALI LAGI!!!

NGGAK MAU NGOMONG BANYAK TAPI KUTUNGGU VOTE DAN COMMENTSNYA !!!!THANK YOU 

Vote Target : 50

Comment : sebanyak yang kalian bisa ;)

PSSTTTT!!!! 2 CHAPTER LAGI TAMAT!!!! CAN'T WAIT!

                                                          HAPPY READING!!!!!!!!



"Stadium III?" Ulang Ali.

Dr. Rally terdiam. Itu memang kenyataannya. 

"Berapa ama lagi waktu yang tersisa untuk Prilly?"

Rally membulatkan matanya. Terkejut atas apa yang ia dengar. Apa semua orang sudah gila? Atau saat ini hanya dia yang waras?

"Ali, kita bisa---"

"Cukup,"

Belum saja Rally mengeluarkan pendapatnya, Ali langsung memotong ucapannya dan menatapnya dalam.

"Apa yang bisa kita lakukan saat Prilly sendiri memilih untuk menyerah?"

Kali ini, Rally terdiam. Apa yang bisa ia ucapkan saat ini?

"Bukankah kamu yang harusnya bisa menyemangatinya Ali? Di waktu-waktu seperti ini yang justru menjadi waktu yang krusial. Ali, Prilly bukan hanya membutuhkan bantuan medis dalam segi fisiknya, namun dia juga butuh bantuan atas psikologinya," Rally menatap Ali dalam.

"Aunty, Aku tidak ingin menyakitinya lagi," Lirih Ali. Tangan pemuda itu mengepal erat.

"Hanya untuk sementara Ali,"

Ali tersenyum kecil, "Bagaimana jika Aunty mengalami apa yang Prilly alami?   Apakah sementara bagi Aunty sama dengan bertahun-tahun?"

Rally diam, "Pengobatan cancer  tidak semudah itu, Ali," Jelas Rally.

"Justru karena Ali mengerti akan itu semua, apa  Aunty dan semuanya pernah berfikir tentang semua rasa sakit yang selama ini Prilly alami. Kemo, radiasi, apa semua itu nggak menyakiti Prilly?" Tanpa sadar setitik air mata turun membasahi pipi Ali seakan mengatakan betapa emosionalnya pemuda itu saat ini. 

Rally tertetegun mendengar ucapan Ali. 

"Ali harap Aunty bisa mengerti keputusan Prilly," Ali meletakan berkas rekam medis Prilly, kemudian ia berlalu keluar dari ruangan Rally.


                                                                                ------------------ 

"Hidup itu merupakan suatu pilihan. Yaitu memilih  untuk tetap bertahan  atau lari dari kenyataan yang nantinya akan menimbulkan pilihan baru lagi. Hingga tiba saatnya, kamu berhenti berlari, lalu hatimu bertanya, kapan ini akan berakhir? Sampai kamu menyadari bahwa pilihanmu akan menentukan akhir dari hidupmu,"

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang