05. salah paham

83 19 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sudah setengah hari aku mendiami Faris tanpa memberitahu alasannya. Tentu saja semua ini buah dari percakapanku dengan dua temanku kemarin.

"Sumpah ya," ucapku kesal. "Ini tuh nyebelin banget."

Hidupku hari itu sudah seperti di neraka. Rasanya berat sekali tidak bertukar kabar sehari saja dengan Faris semenjak aku menemukan jawaban atas semua keresahanku setengah bulan ini.

"Jangan lebay deh, Ta," balas Kania sambil dua tangannya di depan dada. "Ini baru hari pertama semenjak kemaren malem, kan?"

Aku benar-benar putus asa. Seharian itu aku bahkan sempat bertengkar dengan Kania karena ucapannya. Kalau kalian bisa mendengar apa yang dia katakan. Bahkan aku berani bertaruh, sudah pasti kalian juga berada di pihakku.


"Ta, besok kita ketemu ya?" ucap Kania persis di depanku saat kami berdua sama-sama keluar dari kelas.

Ini sudah hari ketiga aku mendiami Faris, begitu juga dengan Kania yang sekarang ikut ditulis namanya dalam listku.

"Gak usah," ucapku ketus.

"Ta, jangan gini dong," rengek Kania. "Faris dari kemaren tuh ribet banget dateng ke rumah."

Aku masih bergeming.

"Traktir deh ... gimana?"

Setelahnya aku mengangguk. Tentu saja! Tidak ada yang boleh melewatkan makanan gratis bukan?

///

bagian selanjutnya di cerita:
mengambil keputusan

B E R K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang