Daddy-Daughter Date. 1

314 32 2
                                    

"Yah?! Ayah?"

Gue enggan untuk beranjak dan lebih memilih untuk nungguin kemunculan anak gue yang suaranya kedengeran lagi manggil manggilin dari kejauhan itu.

"Ayaaaaahkuu~~" Nata sepertinya gak mendengar deheman gue yang menyahuti panggilannya itu, padahal gue udah berdehem lumayan keras "Makan apa kita, yah? Aku udah kelaperann."

"Sini Nat, ayah disini."

Gue mendapati anak gue yang paling cantik ini berdiri di depan pintu kamar yang gue biarkan terbuka dan mulai jalan masuk menghampiri gue yang masih belum sepenuhnya ngumpulin tenaga buat bangun di hari libur ini.

Nata duduk di tepi kasur dekat kaki gue dan isengnya sambil nyabutin bulu kaki dan membuat gue reflek mengaduh. Buru buru gue tarik tangannya dan mulai mengunci badannya sampai anak gue ini menjerit histeris sembari berontak minta dilepasin dari kepetan gue. Abisnya, jail sih jadi anak.

"Sesek tau yah!" tuturnya protes setelah gue lepasin

"Makanya--tangan kamu jangan suka jail begitu. Kan sakit itu kaki ayah kamu cabutin bulunya." Nata merengut kesel dan berdiri agak jauh dari gue, antisipasi supaya nggak dikepetin lagi

"Ayo bangun yah ini udah siang lho,"

"Bentar Nat, lima menit lagi deh. Nyawanya masih belum kekumpul."

"Belum kekumpul gimana?" sungutnya "Itu barusan ngepetin aku udah kuat banget tenaganya?!"

Gue terkikik mendengar Nata yang kalo lagi ngomel ngomel khas niruin gaya ibu ibu begini keliatan lagi lucu lucunya. Padahal kalo lagi diomelin mamanya pasti mengkeret.

"Telpon mama dong yah, aku kangen sama mama."

"Baru sehariii,"

Ada yang beda sama minggu pagi dirumah kali ini, cuma ada gue dan Nata berdua dirumah karena Aya sambang ke Surabaya sama Jeje dan juga Danan. Rumah jadi sepi, Nata menolak ikut akibat bujuk rayu dan segala macem iming iming dari gue. Seenggaknya kalo salah satu ada yang gak ngikut gue nggak harus dirumah sendirian.

Karena ini musim liburan anak anak sekolah, Jeje sama Danan jadi bisa ikut. Sedangkan gue nggak bisa ikut pergi karena kerjaan yang emang belum bisa ditinggal. Aya bilang dia nggak bakalan lama disana, kemarin siang gue nganter mereka untuk berangkat naik kereta---yang tentunya disertai keriwehan Nata yang tiba tiba jadi bimbang kepengen ikut. Sepanjang perjalan pulang sehabis nganter ke stasiun gue sibuk ngebujukin Nata yang katanya nyesel karena gak jadi ikut.

"Mama kemana mas? Kok mas Jeje sih yang angkat?"

Muka Jeje adalah yang pertama kali terpampang di layar merespon kehebohan Nata, Jeje keliatan udah seger dan bukannya keliatan baru bangun tidur.

"Weh, tumben udah ganteng Je? Mau kemana?" gue menyambar ikut menanyai Jeje

"Jelas dong ganteng, ini bentar lagi mau jalan cfd an sama mas Alfa." katanya menyombongkan diri "Ayah baru bangun ya?"

"Iya, barusan dibangunin Nata-"

"Vc an sama siapa mas?" gue mendengar suara Danan yang sepertinya mulai mendekat ke arah Jeje

"Danaaaannnn--" Nata tiba tiba berteriak heboh udah kayak nggak ketemu selama setahun waktu ngeliat Danan yang muncul dari arah samping

"Semalem tidur sama ayah, mbak?" tanya Danan

"Enggak Nan, Nata nggak mau tidur sama ayah." gue menyahut menjawab pertanyaan yang sebetulnya ditujukan ke Nata

"Kan udah gede, masa masih dikelonin ayah kalo tidur." ucap Nata menoleh di depan gue

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang