Famille.

300 34 10
                                    



"Natttt,"

tidak kunjung ada sautan yang terdengar.

"Nata!"

"Hgg?" saut Nata akhirnya ikut berteriak menanggapi ke arah suara yang muncul dari kamar sebelahnya

"Kesini buruan samperin mas di kamar,"

"Moh!"

"Yailah cepetannn,"

"Ngapain?!"

"Gelap."

"Mas aja yang kesini,"

Biasanya dirumah mereka lumayan jarang sekali mati lampu seperti saat ini, kebetulan Jeje dan Nata hanya berdua dirumah karena mamanya sedang pergi keluar dengan Danan. Sedangkan ayahnya belum pulang juga dijam segini.

Di lantai atas rumah mereka ada tiga kamar yang letaknya berjejer, dimulai dari paling ujung dekat tangga adalah kamar Danan. Lalu kamar yang ditengah kamar milik Nata, barulah disamping kamar Nata ada kamar Jeje. Sebetulnya belum terlalu lama Nata dan Danan tidur dikamar terpisah seperti sekarang. Dulunya mereka berdua tidur dikamar yang sama, kamar yang saat ini menjadi kamarnya Nata. Baru setahun lalu mereka berdua dipisahkan dengan kamar masing masing karena dua anak itu sudah semakin tumbuh besar. Maka dari itu diawal awal Danan masih sering minta ditemani sebelum tidur karena belum terbiasa, berbeda dengan Nata yang malah senang hati akhirnya bisa menguasai satu kamar sendirian.

Waktu itu salah satu dari mereka disuruh untuk pindah ke kamar lain, ke kamar kosong yang letaknya tepat berada disebelah kamar mereka berdua saat itu. Keduanya sama sama kekeuh tidak ingin menempati kamar yang sudah lama kosong itu, sampai pada akhirnya Danan yang setuju untuk keluar dari kamar mereka dengan beralaskan bujukan dari ayahnya yang mengatakan akan membelikan beberapa perabot dan perlengkapan baru untuk kamar yang akan ia tempati sekarang.

"Ayo turun kebawah,"

Jeje tiba tiba muncul dari balik pintu kamar Nata lalu menjeblak pintunya sampai terbuka sepenuhnya. Meskipun sedang gelap begini karena mati lampu Nata terlihat santai saja berbaring diatas kasurnya dengan posisi tengkurap menatap tab ditangannya.

"Kalo ngejeblak pintu pelan pelan, jangan ngagetin begitu mas. Diliatin tuh-- " ucap Nata masih tetap pada posisi tengkurapnya

"Stop Nat," sela Jeje dengan terburu buru

"Jangan dilanjutin, mas nggak mau denger yang begituan." lanjutnya

"Yeeeee, bilang aja takut."

"Keluar ayo, beli nasi goreng kedepan." katanya masih tetap berdiri dekat pintu

"Depan komplek?"

"Ikut nggak?"

"Ikut ikut, ayok!"

Jika Danan malah suka semakin penasaran saat Nata terkadang bercerita atau bahkan sekedar mengatakan sesuatu mengenai yang ia lihat, Jeje lebih memilih sebisa mungkin menghindari dan lebih baik tidak tahu sama sekali karena ia sadar diri agak penakut. Justru itu yang membuat Nata sesekali sengaja mengatakannya secara terang terangan pada Jeje untuk menakut nakuti.

Sesampainya mereka berdua dibawah, Jeje bergerak untuk mencari cari dimana letak kunci motor matic yang sedang menganggur itu sambil menyalakan senter dari hp nya. Sedangkan Nata hanya berjalan mengekori dibelakangnya,

"Lagi nyari apasih?"

"Kunci motor."

"Mentang mentang udah bisa naik motor, kedepan doang jalan kaki aja mas."

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang