Revised
.
.
.
Ditengah malam yang bisa dibilang sudah masuk pagi hari juga sekaligus hening dan tentram ini saya jadi tiba tiba terbangun. Ini sudah jam satu malam, semenjak punya anak entah kenapa saya jadi terkadang kebangun tengah malam kemudian akhirnya pergi untuk menengok keluar. Padahal dulu saya hampir tidak pernah terbangun jika sudah benar benar tertidur, apalagi ditengah malam seperti sekarang.
Saya bergerak untuk bangkit dari tempat tidur lalu menarik selimut setinggi mungkin agar bisa menutupi mata Brian sampai ke ujung kepalanya sekalian. Karena saya tidak akan berani keluar dari sini dalam keadaan seperti ini, jadi saya berniat untuk menyalakan lampu kamar. Meskipun matanya tengah terpejam tidur, dia biasanya akan terbangun jika ada cahaya lampu yang tiba tiba menyala. Brian itu salah satu kaum yang tidak bisa benar benar terpejam tidur dengan tenang jika tidak berada di ruangan yang benar benar gelap. Aneh. Iya aneh menurut saya.
Saat saya membuka pintu kamar lampu diluar sudah menyala semua, perasaan hanya tinggal lampu tengah yang masih saya hidupkan. Kalau sudah begini tidak lain dan tidak bukan pasti Jeje sedang benar benar kelaparan tengah malam, karena dia gak bakal keluar kamar di pagi buta yang sunyi gelap nan sepi seperti ini jika tidak kepepet.
Entah kenapa Jeje itu terbilang seorang anak yang sedikit penakut pada hal hal seperti setan dan semacamnya, padahal Nata dan Danan malah yang suka menakut nakuti orang. Padahal saya tidak pernah mengajari mereka begitu, ajaran dari siapa saya bingung juga sebenarnya. Terkadang saya terpikir apa iya yang dikatakan orang dulu itu benar, jika seseorang dilahirkan di pagi hari maka nantinya akan jadi penakut. Harusnya waktu itu saya lahirkan dia dimalam hari saja. Tapi terlanjur sudah sebesar ini anak saya.
Pasti Jeje lagi masak indomie sekarang, anak itu memang suka sekali cari cari kesempatan makan mie walaupun ada makanan yang lain sekalipun. Tapi memang enak sih makan indomie panas panas terus pedes apalagi tengah malam begini.
"Kelaperan banget kamu Je? salah sendiri tadi malem disuruh makan malah tidur." ucapnya berjalan menghampiri ke arah dapur sambil mengikat rambutnya
"Hehe, keturon ma ngantuk pol." jawab Jeje sambil menuangkan bumbu ke mangkok
"Mau mama ae seng masakno ta?"
"Enggak ma, ini udah mau jadi mie nya."
Jeje sudah saya perbolehkan menyalakan kompor sendiri dari dia masih kelas lima sd, dia sendiri yang minta dibolehkan. Karena Jeje ini anaknya gak ngawur jadi ya saya ajarkan caranya menyalakan kompor. Makanya sampai sekarang dia malah kadang suka membantu kalau saya masak. Tapi benar benar hanya terkadang saja, masih banyakan malesnya.
"Kamu kan baru kemarin makan mie Je, sekarang makan mie lagi. Pokoknya jatah makan mie kamu udah abis. Lagian di kulkas makanan tadi malem mama masak masih ada, kenapa gak angetin itu aja sih."
"Ma. Malem malem jangan ngomel ngomel---mama ikutan makan mie aja, enak ma panas panas terus lomboknya banyakin."
"Lambemu Je." saya menggeleng mendengar ucapannya "Udah mama liatin kamu makan aja. Mama tungguin sampe mie kamu abis."
"Tungguin beneran ma, aku males nanti kalo makan di kamar terus bolak balik ke dapur lagi naro mangkok."
"Huuuum."
"Ma mama." Tukasnya kemudian
"Opo?"
"Besok kalo beli susu jangan yang stroberi terus dong ma, bosen."

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Hidup
FanficOrang bilang yang sempurna itu tidak ada. Tapi Brian adalah perwujudan dari kata sempurna yang saya definisikan sendiri, ah cinta memang buta. Ini tentang Brian yang lebih dari kata 'kebagusan' untuk seorang yang tidak 'sebagus itu'. Brian yang sela...