Derik pintu penginapan menarik Jimin yang sedang asik tenggelam dalam mimpi, begitu juga dengan kedua pria lain yang entah sedang membicarakan hal-hal aneh macam apa, sampai wajah mereka memerah akibat menahan tawa.Sebaliknya, ketiga pria tersebut justru menjumpai air muka muram dari Hwasa dengan Wheein yang tampak ingin diselamatkan.
"Dapat apa saja?" tanya Jungkook.
"Rokok dan minuman kaleng," sahut Wheein.
Hwasa masih terdiam, menutup pintu kamar, lalu mendudukkan diri di sebelah Jungkook, membiarkan Wheein membagikan belajaan. Tentu itu bukan hal biasa; membiarkan wanita itu bertingkah keibuan.
"Tidak cocok sama sekali," celetuk V.
"Kalau bosan hidup, lompat dari jendela saja sana!" Rasa-rasanya ingin sekali Wheein membantu V melompat dari lantai 3 ini atau mendorongnya sekarang juga, tapi ia sadar bukan saat yang tepat untuk melampiaskan kemarahan.
"Ada apa dengannya?" bisik V pada Wheein sambil menggerakkan bola matanya ke arah Hwasa.
"Kenapa?"
"Harusnya aku yang tanya begitu, Bodoh! Kenapa dia jadi murung?"
"Dia menanyakan di mana Ayah Jungkook, aku juga tidak menyangka dia tidak tahu kalau beliau ada di Rumah Sakit Jiwa."
"Benar begitu?" Netra V membola, "bagaimana bisa dia tidak tahu?" lanjutnya, diiringi dengan gelengan Wheein.
Jungkook pun mulai merasa aneh dengan kelakuan Hwasa, begitu juga dengan Wheein dan V yang mengerutkan kening mereka bersamaan. "Ada apa?" tanyanya.
Wheein tak begitu yakin akan menanyakan hal ini pada Jungkook, tapi ternyata rasa penasarannya lebih besar dari yang ia duga. "Kamu belum menceritakan tentang Ayahmu pada Hwasa?"
Alis Jungkook terangkat, ia baru ingat dan merasa bersalah dengan wanita bertubuh biola yang duduk tak jauh dengannya.
"Kalau tidak salah ingat, waktu itu kita membahasnya saat jam buka kedai," ujar Wheein.
Jungkook mengangguk, "apa dia akan memakanku hidup-hidup sekarang?" tanyanya, sontak membuat perut Wheein berputar dan menahan tawa dengan sekuat tenaga.
Entah bagaimana Jungkook harus bereaksi sekarang, ikut menahan tawa dengan Wheein, membalas tatapan 'mampus!' dari V, atau meminta tolong pada Jimin yang mendengar dan menanggapi percakapan mereka hanya dengan menyangga kepala menggunakan satu tangan sambil tetap berbaring di atas kasur.
Bahkan, kalau otot-otot yang menyelimuti tubuh Jungkook bisa melepaskan diri, sudah pasti mereka kabur masuk dalam selimut sekarang juga.
"Hwasa," panggil Jungkook.
"Dia tidak dengar, keraskan suaramu, Bodoh!" lirih V.
"Hwasa!" ulang Jungkook, kali ini wanita itu merespon dengan mengangkat pandang ke arahnya. Astaga dragon! Sekujur tubuh Jungkook kaku begitu netra mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless by Street | HWASA
FanfictionMamamoo x BTS [on going] "Apa arti kehidupan bagimu?" "Kehidupan? Menarik." Diberkatilah hidupmu dengan segala bentuk lika-likunya. Perangilah segala bentuk nyata yang memaksamu untuk lupa padamu yang sesungguhnya. - Maria Hwasa, wanita dengan sega...