V terus menyiksa Joowon yang sedari awal tak melakukan perlawanan. Mungkin, mabuk merupakan alasan kenapa tubuhnya benar-benar lemah saat ini, ditambah badan V yang memang jauh lebih bugar ketimbang saat ia menjadi pemain sirkus dulu.Rangkaian ingatan tentangnya dan Jowoon terus berputar tanpa henti, sampai di penghujung ingatan pertemuannya dengan Wheein. Membawa pukulan V melemah, namun dengan ingatan yang terus berjalan.
Jika Joowon tak membuatnya terkapar waktu itu, ia tak akan bertemu Wheein.
Jika tak bertemu Wheein, ia tak akan menjadi seorang bartender.
Jika tak menjadi bartender, ia tak akan bertemu Hwasa.
Dan jika ia tak bertemu kedua wanita hebat itu, apalah ia saat ini? pikirnya, di sela-sela siksaannya pada Joowon. Bahkan perkara ingatan itu, ia mulai merelakan kehidupan terdahulunya. Kemudian tersadar, hidupnya jauh lebih baik sekarang.
V meredam letupan magma di kepala yang berujung siksaan pada Joowon, dipandangi Joowon tergeletak tak berdaya, bagai bercermin, memantulkan bayang dirinya dua tahun silam. Ia berjongkok, mendekatkan diri pada Joowon, "terima kasih, Jowoon," tutur V, sembari mengangkat lengkungnya.
Suara langkah kaki serta ledakan tawa terdengar begitu riuh dari ujung lorong, ia amat yakin akan kedatangan segerombol manusia, dan V pun mulai panik.
Sementara suara langkah kaki terdengar kian mendekat, namun V masih hanyut dalam diam.
"Joowon? Itu Joowon?" tanya salah satu pria.
"Benar itu Joowon! Siapa kamu?" pekik pria lainnya.
Sial, batin V.
Mereka jelas komplotan Joowon. Bodohnya V melupakan diskotik di ujung lorong, pun Joowon yang menghampirinya dalam keadaan mabuk, tentu mereka baru saja menghabiskan waktu di sana.
"DIAM DISITU!" pekik salah satu pria, memaksa V berlari sekencang mungkin. Sementara dua orang membantu Joowon, empat lainnya mengejar V.
V terus berlari menyusuri sunyinya kota pada dini hari berlatarkan kicauan merdu keempat pria di belakang, memanggil-manggil.
Keringat bercucuran, degup jangung tak beraturan, lorong demi lorong telah dilewati, namun empat pria di belakang masih betah berlari. Layaknya V yang hanya berharap agar dirinya tak tersandung, pun menabrak sesuatu hingga membuatnya terjatuh.
Naas—
V menabrak seorang pria, hingga barang bawaan milik pria tersebut berhamburan. "Sial! Pakai matamu!" protes pria tersebut.
Dengan sigap V membantu pria berkulit susu, memunguti sound sistem, lalu menarik lengan pria tersebut agar berlari bersamanya.
"APA-APAAN INI!?" protes pria berkulit susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless by Street | HWASA
FanficMamamoo x BTS [on going] "Apa arti kehidupan bagimu?" "Kehidupan? Menarik." Diberkatilah hidupmu dengan segala bentuk lika-likunya. Perangilah segala bentuk nyata yang memaksamu untuk lupa padamu yang sesungguhnya. - Maria Hwasa, wanita dengan sega...