06 | MISSING

320 53 82
                                    

Suara langkah kaki terdengar sedemikian nyaringnya, menusuk indra pendengaran semua manusia yang berada dalam ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara langkah kaki terdengar sedemikian nyaringnya, menusuk indra pendengaran semua manusia yang berada dalam ruangan. Seiring bertambahnya waktu, semakin menusuk pula suara itu terdengar, memberi tanda bahwa langkah itu semakin mendekat.

"Hwasa, aku pergi dulu," pamitnya.

Rupanya, suara tadi berasal dari ketukan sepatu hak tinggi Wheein. Pamitnya, hanya dibalas dehaman dari Hwasa, mengingat bahwa Hwasa masih sibuk mengukir deretan bentuk abstrak pada pemukaan kulit sang pelanggan.

Langkah kaki Wheein kembali terdengar, kali ini semakin menjauh, menarik ingatan Hwasa tentang pesan yang belum tersampaikan. Ukiran pada permukaan kulit itu terhenti, Hwasa menoleh untuk menggapai sosok Wheein, "suruh V kemari, korek apinya sudah selesai!" titahnya.

Alih-alih membalas perlakuan Hwasa sebelumnya, Wheein hanya membalas pesan dari sahabatnya dengan acungan ibu jari. Menggemaskan, pikir Hwasa.

"Dia bekerja di sini? Aku tidak pernah melihatnya," tanya sang pelanggan.

"Tidak, tapi dia tinggal di sini." Hwasa tersenyum, ia berusaha seramah mungkin pada para pelanggan, apalagi yang satu ini merupakan pelanggan tetap yang secara cuma-cuma mampir hanya untuk perawatan atau menanyakan kabar.

***


Malam ini terlampau indah, jauh dari malam-malam terdahulu. terdengar dari nyanyian Wheein yang mampu melambungkan hati seisi bar, pun terlihat dari seringnya ia mengatupkan mata, mengikuti alunan nada yang dihasilkan. Hal serupa juga dirasakan V, perempuan yang menganggunya itu tak akan kemari lagi, karena Wheein.

Sejujurnya, bukan Wheein tak menyukai wanita itu. Hanya saja jika ia tak bertindak, ia akan ikut merasakan kekecewaan V yang dihadirkan lewat minuman buatannya, V akan menanggalkan rasa nikmat pada ramuannya, dengan sengaja.

"Anak muda. Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

V mengernyit, pria di depannya ini tak berpenampilan layaknya tamu bar. Menurutnya itu mencurigakan, "apa Anda tidak ingin memesan sesuatu terlebih dulu?" tanyanya.

"Ah, mungkin nanti." Pria itu kemudian mendudukkan dirinya tepat di hadapan V, "apa nama penyanyi bar itu Wheein?"

Mencurigakan, pikir V lagi. sebenarnya banyak yang menanyakan soal Wheein, tak hanya padanya, pekerja lain juga sering mendapat pertanyaan serupa yang akan dijawab dengan antusias tinggi. Namun, berbeda dengan kali ini.

"Kamu tidak mengenalnya?" Pria ini menatap V tak percaya

"Namanya Mood," jawab V, menelisik.

"Wheein atau Mood, keduanya sama saja, 'kan?"

Apa kata V, mencurigakan. Pria itu kemudian pergi, berpindah pada kursi paling ujung, tanpa memesan minuman, benar-benar aneh.

Jam kerja penuh akibat absen Wheein kemarin, membuatnya tak sempat menghabiskan waktu di meja bar lebih awal bersama V, ia harus menunggu jam kerja selesai untuk itu.

Bless by Street | HWASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang