3. Rumah Yang Hangat

1.3K 139 2
                                    

Anta, Venus, Esta, Eglo beserta Bima, Fajar dan Fajri yang berada diantara Senja kini berkumpul di ruang tengah rumah Anta. Seperti janji mereka siang tadi untuk menginap dirumah sang Antariksa beserta adik kembar dari Venus dan adik Eglo. Entah, mereka sudah terbiasa dengan keadaan ini. Setiap Anta dan Senja ke Bandung maka rumah bergaya tropis itu akan selalu ramai oleh Venus dan para ajudannya, kata Venus begitu.

Niat awal hanya untuk bermalam dan menemani si tuan rumah agar tidak bosan. Alasan klasik. Tapi tidak ada yang namanya hanya bermalam, apalagi dengan Anta dan ketiga temannya yang tidak akan bisa diam jika sudah saling berhadapan. Jangan tanyakan Senja, Bima dan sikembar Fajar dan Fajri, karena mereka bahkan lebih tidak bisa diam dari pada para abangnya. Dan berakhirlah malam ini dengan cerita-cerita seram yang membuat si penakut Senja terus menutup wajahnya dengan bantal sofa serta tangan yang saling bertautan. Tubuh yang di himpit Bima serta Fajar itu meringkuk dengan kaki didepan dada ,setakut itu dia dengan kata Hantu.

Berawal dari Senja yang bilang dia ingin melanjutkan kuliah di Telkom University namun entah pikiran apa yang terlintas di benak Venus sehingga dia langsung menimpali bahwa dia pernah melihat penampakan wanita bergaun putih lusuh di depan aula Timur lalu berlanjut  dengan Bima yang cerita bahwa saat dia jalan-jalan di ITB setelah mendaftar disana beberapa waktu lalu dia mendengar suara tangisan anak perempuan di wc laki-laki dekat perpustakaan, kebetulan waktu itu sore hari dan hampir menjelang maghrib. Mereka tahu Senja sangat takut dengan hal-hal gaib seperti itu dan orang-orang yang lebih tua darinya dengan tidak ada akhlakanya begitu semangat menakutinya, mungkin karna Senja paling kecil di antara mereka bahkan dari Bima dan sikembar yang notabenya seangkatan jadi mereka dengan semangat empat lima dan tawa puasnya menggelegar memecah hening malam saat melihat Senja yang bahkan hampir menangis.

"Ih kenapa sih jadi pada nakutin?"

Senja cemberut dan memeluk bantal sofa didadanya dengan erat. Sebal karna semua orang dihadapannya malah ketawa saat dirinya ketakutan. Apakah ini hal yang lucu? Kan nggak lucu kalau saat dia ketoilet laki-laki terus ada suara tangisan cewek lalu pas di buka ternyata ada mbak Kunti lagi terbang tanpa sopan santunnya di WC laki-laki.

"Yee gitu aja takut. Tenang aja Ja, kan ada aku sama sikembar yang bakal selalu ada di samping adiik Senja tercintah, kecuali kalo ke toilet sih"

Dan semua orang kembali tertawa dengan lelucon Bima. Sedangkat Senja tampak jijik juga geram.

Inilah salah satu alasan kenapa Anta kembali ke Bandung padahal di Jakarta dia punya apartemen yang cukup luas hanya untuk dirinya dan sang adik.

Anta tersenyum senang saat melihat kehangatan ini. Sesuatu yang tidak ia dapatkan di rumahnya, atau lebih tepatnya dirumah ayahnya.

***

Bau masakan menyeruak keseluruh penghuni rumah pagi ini. Ada Eglo dan Anta yang sedang memasak sesuatu di dapur. Di meja makan telah berjajar berbagai hidangan yang hangat dengan asap yang mengepul di atasnya. Terlihat sangat menggoda.

Eglo adalah seorang kepala chef di restorannya sendiri di Bandung, bukan restoran yang paling bagus di kota ini tapi cukup besar dan terkenal untuk ukuran restoran yang dikelola seorang pebisnis muda seperti dirinya.

"Hemmmm baunya enak banget nih"

Senja yang pertama kali turun dari tangga dan berjalan menuju meja makan, dia memang selalu bangun pagi bahkan di hari libur. Tapi kali ini ia lebih bersemangat saat membuka mata dan mencium bau masakan yang menggoda indra pengecapnya. Matanya langsung membulat sempurna saat melihat ada sop buntut kesukaannya di atas meja.

"Wah bau apa nih?"

Venus berjalan menuju meja makan dan mengusap rambut Senja yang sudah duduk duluan di depan meja makan.

Senja Sang Angkasa (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang